0,0110 maka metode penanaman moral signifikan terhadap perkembangan spiritual siswa pendidikan anak usia dini di Kota Semarang. Hal ini senada
dengan teori Roestiyah 2001:1 bahwa dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif
dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Selain itu pula diperkuat dengan teori Fakhrudin 2010:191-197 bahwa metode pembelajaran akan
sangat berpengaruh terhadap berhasil atau tidaknya penanaman moral tersebut.
Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa dalam mengukur seberapa besar keefektifan metode penanaman moral bermuatan
pendidikan karakter bagi siswa Pendidikan Anak Usia Dini dengan melalui metode pembelajaran yang digunakan pada pendidikan anak usia dini.
Dengan, taraf keberhasilan pengajaran individual dalam membentuk perilaku moral yang berkarakter bagi siswa pendidikan anak usia dini di Kota
Semarang.
2. Metode Penanaman Moral Bagi Siswa Pendidikan Anak Usia Dini di
Kota Semarang.
Menurut Siswoyo 2005:82 mendefinisikan metode secara etimologi berasal dari bahasa Yunani metha dan hodos.Metha berarti dibalik atau
dibelakang, sedangkan hodos berarti jalan. Jadi methahodos berarti disebalik jalan.
Penanaman adalah proses, cara perbuatan menanam, memahami atau menanamkan KBBI 2003:1134. Moral menurut
Budiningsih 2004:24 mengatakan bahwa moral adalah hal-hal yang berhubungan dengan larangan
dan tindakan yang membicarakan salah atau benar . Metode penanaman moral
bertujuan untuk mengetahui metode yang digunakan oleh guru pendidikan anak usia dini.
Selanjutnya, pendekatan dalam penanaman nilai moral menurut W.Huitt dalam Fakhrudin 2010:200-202 diantaranya adalah inculcation,
moral development, analysis, klarifikasi nilai dan action learning. a.
Inculcation Pendekatan ini bertujuan untuk menginternalisasikan nilai tertentu
kepada siswa serta mengubah nilai-nilai dari para siswa yang mereka refleksikan sebagai nilai tertentu yang diharapkan.
b. Moral Development
Tujuan pendekatan ini adalah membantu siswa mengembangkan pola- pola penalaran yang lebih kompleks berdasarkan seperangkat nilai yang
lebih tinggi, serta untuk mendorong siswa mendiskusikan alasan-alasan pilihan dan posisi nilai mereka, tidak hanya berbagi dengan lainnya, akan
tetapi untuk membantu perubahan dalam tahap-tahap penalaran moral siswa.
c. Analisis
Pendekatan ini bertujuan untuk membantu siswa menggunakan pikiran logis dan penelitian ilmiah untuk memutuskan masalah dan
pertanyaan nilai, membantu siswa menggunakan pikiran rasional, proses- proses analitis dalam menghubungkan dan mengkonseptualisasikan nilai
mereka.
d. Klarifikasi Nilai
Tujuan pendekatan ini adalah membantu siswa menjadi sadar dan mengidentifikasi nilai-nilai yang mereka miliki, yang juga dimiliki oleh
orang lain, membantu siswa mengkomunikasikan secara terbuka dan jujur dengan orang lain tentang nilai-nilai mereka, dan membantu siswa
menggunakan pikiran rasional dan kesadaran emosional untuk mengkaji perasaan personal, nilai-nilai dan pola berikutnya.
e. Action Learning
Tujuan dari pendekatan ini adalah memberi peluang kepada siswa agar bertindak secara personal ataupun sosial berdasarkan nilai-nilai
mereka, mendorong siswa agar memandang diri mereka sendiri sebagai makhluk yang otonom interaktif dalam hubungan sosial personal,
melainkan sebagai anggota suatu sistem sosial. Dari hasil penelitian tentang metode penanaman moral untuk siswa
pendidikan anak usia dini melalui uji analisis deskriptif presentase adalah metode bercerita, metode bernyanyi dan metode pembiasaan dalam
berperilaku. Metode yang paling banyak digunakan yaitu metode bercerita sebesar 63,63 dengan kriteria tinggi. Hal ini senada dengan teori Fakhrudin
2010:191 bahwa metode yang digunakan dalam penanaman moral pada anak usia dini sangatlah bervariasi, antara lain: bercerita, bernyanyi, bermain,
bersajak dan karya wisata. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pembiasaan.
3. Kendala-kendala yang dihadapi guru atau pendidik dalam