agama, nilai antropologis budaya, nilai politis kekuatan atau kepentingan dan nilai sosial norma-norma sosial. Semua harga yang
bersifat material merupakan kebutuhan untuk hidup dan semua harga yang bersifat immaterial abstrak menjadi esensi kehidupan. Manusia
seharusnya menempatkannya secara seimbang dan memaknai harga- harga lain oleh nilai agama yang berupa keyakinan dalam memilih
suatu agama yang menempatkan nilai akhir yang lebih tinggi. Nilai tidak hanya yang tampak sebagai seseorang saja, namun
mencakup untuk semua orang. Nilai ada sebagai sesuatu yang dikerjakan dan dilaksanakan semua orang. Oleh karena itu, nilai
dikomunikasikan kepada orang lain Moedjanto 1989:77. Terdapat berbagai macam jenis nilai yang tidak sama satu dengan lainnya seperti
nilai estetika, nilai agama, nilai psikologis, nilai intelektual. Perbedaannya terletak pada kualitatif dan kuantitatif.
b. Klasifikasi nilai
Menurut Mulyana
2004:106 banyak
cara para
ahli mengklasifikasikan nilai dengan beragam tergantung pada sudut
pandang dan disiplin ilmu yang mereka miliki, antara lain: 1
Dilihat dari tingkatan nilai, nilai dibagi menjadi tiga yaitu: a
Nilai dasar nilai fundamental berupa Pancasila dan UUD 1945 b
Nilai Instrumental berupa pasal-pasal UUD 1945, perundang- undangan, ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan lainnya.
2 Dilihat dari nilai yang dialami manusia, nilai dibagi menjadi dua
yaitu: a
Nilai subyektif berupa emosi, suka atau tidak suka, emosi dan memainkan peranan dalam menimbang dan memutuskan nilai.
b Nilai obyektif berupa nilai etika.
Namun dalam teori nilai menurut gagasan Spranger dalam
Mulyana 2004:32 membagi enam orientasi nilai yang sering dapat
dijadikan rujukan oleh manusia dalam kehidupannya, antara lain: 1
Nilai Teoritik Nilai yang melibatkan pertimbangan logis dan rasional dalam
memikirkan dan membuktikan kebenaran sesuatu. 2
Nilai Ekonomis Nilai yang terkait dengan pertimbangan nilai yang berkadar
untung-rugi. 3
Nilai Estetik Nilai yang menempatkan nilai tertingginya pada bentuk
keharmonisan. 4
Nilai Sosial Nilai yang tertinggi berupa kasih sayang antar manusia.
5 Nilai Politik
Nilai tertinggi dalam nilai ini berupa kekuasaan. 6
Nilai Agama Nilai yang merupakan nilai yang memiliki dasar kebenaran yang
paling kuat dibandingkan nilai-nilai sebelumnya
Berdasarkan pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa mengklasifikasikan
nilai berkaitan
dengan manusia
dalam kehidupannya. Lebih lanjut manusia memberikan penilaian dalam
menentukan kedepannya yang tujuannya sebagai rujukan dalam memilih proses kehidupan.
c. Cara Memperoleh Nilai
Menurut Mulyana 2004:80-82, nilai dapat diperoleh melalui dua cara yaitu:
1. Nilai yang diperoleh melalui otak dan fungsi akal
Pengetahuan diperoleh melalui proses penginderaan, yang diikuti oleh sikap, kemudian melahirkan keyakinan, dan disusul oleh
kesadaran. Semua itu berlangsung dalam proses berpikir yang terjadi dalam otak. Apabila pengetahuan sampai pada tingkat
kesadaran, maka pengetahuan itu sudah setara dengan nilai, atau setidaknya nilai berada dalam tahapan proses keyakinan dan
kesadaran seseorang.
2. Nilai diperoleh melalui hati dan fungsi rasa
Perolehan nilai hanya dapat ditangkap oleh ketajaman mata hati. Perolehan nilai secara mistik dapat terarah pada wilayah supra-
natural. Sifat pengetahuan nilai pada wilayah ini sama seperti pada wilayah supra-logis. Ia tidak memenuhi kecukupan pengetahuan
sufficient-rationalis untuk dipahami secara filosofis maupun ilmiah. Keberadaannya hanya dapat diterima oleh rasa.
Dapat dijelaskan bahwa sumber nilai dapat diperoleh melalui dua cara yaitu nilai yang diperoleh melalui otak dan fungsi akal dan nilai
diperoleh melalui hati dan fungsi rasa. Pembagian ini menegaskan bahwa nilai pada diri seseorang dapat diperoleh melalui “pintu” panca
indra yang diikuti oleh tataan berpikir logis atau logis-empiris, juga nilai diperoleh melalui “pintu” non-indra seperti wawasan yang diikuti
tataan perasaan mistis.
6. Moral