3. Kendala-kendala yang dihadapi guru atau pendidik dalam
menggunakan metode penanaman moral kepada anak usia dini
Berdasarkan penelitian, kendala di hadapi guru dalam menggunakan metode penanaman moral kepada anak usia dini di Kota Semarang paling
utama adalah sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru melalui analisis deskriptif persentase.
Guru terkadang mengalami kesulitan dalam penyediaan buku cerita, media, alat peraga serta sarana dan prasarana untuk memberikan materi yang
berkaitan dengan nilai-nilai agama dan moral. Salah satu peran sekolah terutama guru selalu berusaha menyediakan
buku cerita, alat peraga, media, serta memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di pendidikan anak usia dini dalam kegiatan pembelajaran. Untuk
memenuhi kebutuhan siswa-siswa, guru disamping menggunakan metode penanaman moral kepada siswa pendidikan anak usia dini juga harus dapat
membuat berbagai cara untuk bisa memenuhi media, buku cerita, alat peraga serta sarana dan prasana dalam kegiatan pembelajaran berkaitan dengan nilai
moral diri dengan siswa, agar siswa dapat termotivasi dan lebih semangat dalam belajar, mendengarkan cerita yang disampaikan oleh guru dengan
beberapa pendekatanmemberi nilai yang baik, membantu siswa dalam memberikan penanaman moral di dalam kegiatan belajar mengajar agar siswa
lebih mudah memahami, dan memberi masukan-masukan kepada siswa agar lebih mudah dalam belajar.
Dalam hal penggunaan metode penanaman moral kepada Pendidikan Anak Usia Dini di Kota Semarang beranekaragam metode penanaman moral yang
memuat nilai-nilai karakter, guru-guru tidak mempersoalkannya dan dianggap tidak menjadi kendala, karena guru sebagai pendidik di sekolah tersebut hanya
mengajarkan materi-materi yang berkaitan dengan nilai agama dan moral, bahasa, fisik, kognitif, sosial emosional. Hal demikian merupakan metode
penanaman moral yang dilakukan oleh guru melalui metode bercerita dengan perkembangan fisik, perkembangan psikis, dan perkembangan motorik kepada
siswa Pendidikan Anak Usia Dini di Kota Semarang. Kesimpulan tersebut senada dengan teori Hidayat 2005:4.12 bahwa cerita atau dongeng
merupakan metode yang paling efektif serta dapat ditanamkan berbagai macam nilai moral, nilai agama, nilai sosial, nilai budaya dan sebagainya.
102
BAB V PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan deskripsi dan pembahasan hasi lpenelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka keefektifan metode penanaman moral
bermuatan pendidikan karakter bagi siswa Pendidikan Anak Usia Dini di Kota Semarang dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Metode yang paling efektif yang digunakan oleh guru bagi siswa pendidikan
anak usia dini di Kota Semarang adalah metode bercerita dengan kategori tinggi 63,63.
2. Metode penanaman moral bagi siswa Pendidikan Anak Usia Dini di Kota
Semarang yaitu metode bercerita, metode bernyanyi, metode tanya jawab, metode pembiasaan dalam perilaku, dan metode karya wisata.
3. Kendala yang dihadapi guru atau pendidik dalam menggunakan metode
penanaman moral pada siswa Pendidikan Anak Usia Dini di Kota Semarang adalah Faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa
penggunaan metode bercerita terutama alat peraga dan buku cerita. Faktor eksternal berupa kurang sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah,
Kesulitan anak untuk mengikuti perintah orang tua di rumah terutama nilai agama dan moral.