54 tetes indikator campuran metil merah 0.02 dalam alkohol dan metil biru
0.02 dalam alkohol dengan perbandingan 2 : 1. Ujung tabung kondensor harus terendam dalam labu larutan HCl, kemudian dilakukan destilasi hingga
sekitar 25 ml destilat dalam labu erlenmeyer. Ujung kondensor kemudian dibilas dengan sedikit air destilata dan ditampung dalam erlenmeyer lalu
dititrasi dengan NaOH 0,02 N sampai terjadi perubahan warna hijau menjadi ungu. Penetapan blanko dilakukan dengan cara yang sama.
Kadar Nitrogen = A – B x N x 0,014 Bobot sampel
A = ml NaOH titer untuk blanko B = ml NaOH titer untuk sampel
N = Normalitas NaOH Kadar Protein = Nitrogen x 6,25
4. Kadar Serat AOAC, 1999
Contoh sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml kemudian tambahkan 100 ml H2SO4 0.325 N dan dihidrolisis dalam
autoclave selama 15 menit pada suhu 105 °C. Setelah dingin kemudian
tambahkan NaOH 1.25 N sebanyak 50 ml dan dihidrolisis kembali dalam autoclave selama 15 menit.
Dalam keadaan panas, cairan dalam labu erlenmyer disaring dengan kertas saring tak berabu Whatman No 41 yang telah dikeringkan dan
diketahui bobot tetapnya. Endapan yang terdapat pada kertas saring dicuci berturut-turut dengan 25 ml air panas lalu 25 ml H2SO4 0.325 N, kemudian
dengan 25 ml air panas terakhir dengan 25 ml etanol 95. Kertas saring dikeringkan dalam oven bersuhu 105
°C selama 1 jam, lanjutkan lagi sampai bobotnya tetap
Kadar serat = Bobot kertas dan serat – bobot kertas X 100 Bobot contoh awal
x 100
55
5. Kadar Lemak Kasar Metode Soxhlet AOAC, 1995
Labu lemak yang akan digunakan dikeringkan dalam oven, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang A. Sebanyak 5 g sampel
dibungkus dalam kertas saring kemudian dimasukkan ke dalam lebu ekstraksi soklet. Alat kondensor diletakkan di atasnya dan labu lemak di bawahnya.
Pelarut heksan dimasukkan ke dalam labu lemak secukupnya. Selanjutnya dilakukan refluks selama
± 6 jam sampai pelarut yang turun kembali ke labu lemak berwarna jernih. Pelarut yang ada dalam labu lemak didestilasi dan
pelarut ditampung kembali. Kemudian labu lemak yang berisi lemak hasil ekstraksi dipanaskan dalam oven pada suhu 105
°C hingga mencapai bobot yang tetap, kemudian didinginkan dalam desikator. Labu bersama lemak di
dalamnya ditimbang B. Kadar Lemak = B – A
x 100 Bobot contoh g
6. Kadar Pati AOAC, 1995
Sampel sebanyak 1 g dimasukkan dalam labu erlenmeyer, kemudian ditambahkan HCl 3 sebanyak 200 ml. Hidrolisis pada suhu 115
o
C selama 1 jam, kemudian didinginkan. Sampel kemudian dinetralkan dengan NaOH 40,
kemudian ditera dalam labu ukur 250 ml. Pipet 10 ml sampel dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml dan ditambahkan Luff Schroll sebanyak 25 ml.
Sampel dididihkan di bawah pendingin tegak tepat 10 menit setelah mendidih, kemudian didinginkan. Sampel kemudian ditambahkan 20 ml larutan KI 20
dan 25 ml H
2
SO
4
melalui dinding tabung. Titrasi menggunakan NaSO
4
0.1 N, gunakan indikator kanji. Blanko dikerjakan dengan mengganti sampel dengan
aquades.
Kadar Pati = 0,9 x pengenceran x mg monosakarida Bobot sampel mg
x 100
56
7. Analisa Daya Cerna Pati