13 berbunga pada umur 8 – 15 tahun, tergantung pada kondisi tanah, tinggi
tempat tumbuh dan varietas. Pohon sagu dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Pohon Sagu Metroxylon sp. Pada umur panen sagu sekitar 11 tahun ke atas empulur sagu
mengandung pati sekitar 15 – 20. Pada umur setelah panen, sagu akan mengalami penurunan kandungan pati yang biasanya ditandai dengan
mulai terbentuknya primordia bunga. Setelah melewati masa primordia, kandungan pati menurun karena digunakan sebagai energi untuk
pembentukan bunga dan buah. Setelah pembungaan dan pembentukan buah, batang akan menjadi kosong dan tanaman sagu mati. Keadaan
tersebut mempermudah petani dalam mengetahui rendemen pati sagu maksimal Haryanto dan Pangloli, 1992.
2. Wilayah Pertumbuhan Sagu
Hutan-hutan sagu pada umumnya terdapat pada daerah-daerah yang datar dan becek. Sagu dapat tumbuh sampai pada ketinggian 700 m di atas
permukaan laut dpl, namun produksi sagu terbaik ditemukan sampai
14 ketinggian 400 m dpl. Suhu optimal untuk pertumbuhan sagu berkisar
antara 24,50 - 29oC dan suhu minimal 15ºC, dengan kelembaban nisbi 90 Haryanto dan Pangloli 1992, dengan rata-rata hujan tahunan 2500 -
3000 mmtahun. Sentra penanaman sagu di dunia adalah Indonesia dan Papua Nugini,
adapun sentra penanaman tanaman sagu di Indonesia adalah Irian Jaya, Maluku, Riau, Sulawesi Tengah dan Kalimantan Abner dan
Miftahorrahman, 2002. Daerah penghasil sagu di Indonesia sebagian besar terdapat di kawasan timur Indonesia dan hampir 90 areal sagu di
Indonesia terdapat di Irian Jaya. Luas areal sagu di Indonesia sekitar 1,128 juta ha atau 51,3 dari 2,201 juta ha areal sagu dunia, disusul oleh Papua
New Guinea 43,3 Abner dan Miftahorrahman, 2002. Menurut Novarianto 2003, potensi hasil dari lebih dari 20 jenis sagu lokal Irian
Jaya beragam antara 25 – 200 kg pati sagu basah per pohon, sedangkan di Maluku dari empat jenis sagu beragam antara 150 – 500 kg pati sagu basah
per pohon. Pada Tabel 1 disajikan data potensi areal dan produksi sagu di Indonesia.
Tabel 1. Potensi areal dan produksi sagu di Indonesia
No. Propinsi
Areal Ha Produksi ton
1 Riau 51.250
192.752 2 Jambi
29 12
3 Jawa Barat
292 1.203
4 Kalimantan Barat
1.576 7.659
5 Kalimantan Selatan
564 5.212
6 Sulawesi Utara
23.400 113.485
7 Sulawesi Tengah
7.985 689
8 Sulawesi Tenggara
13.706 38.246
9 Sulawesi Selatan
7.917 37.479
10 Maluku 94.989
788.620 11 Papua
600.000 5.400.000
15 Jumlah 801.524
6.580.090 Sumber : Dirjen Bina Produksi Perkebunan 2003
Luas lahan tanaman sagu tergantung pada kondisi geografis dan iklim masing-masing daerah. Menurut Flach 1983, tanaman sagu
umumnya tumbuh dengan baik di daerah yang terletak antara 0o LS – 15o LU dan 90o – 180o BT pada ketinggian 0 – 700 m di atas permukaan laut.
Daerah pertumbuhan sagu adalah di daerah rawa yang berair tawar atau bergambut dan di daerah-daerah sepanjang aliran sungai, sektor subur air
atau di hutan-hutan rawa yang kadar garamnya tidak terlalu tinggi. Lingkungan yang baik untuk pertumbuhan sagu adalah daerah yang
berlumpur dimana akar nafas tidak terendam, kaya mineral dan bahan organik, air tanah berwarna kecoklatan dan bereaksi agak masam. Di
Pulau Jawa tanaman sagu bisa tumbuh baik di tepi sungai dan lahan yang kurang termanfaatkan.
Wilayah Kalimantan Selatan sebagian besar berada pada ketinggian 25 - 100 m diatas permukaan laut. Tanah di wilayah propinsi Kalimantan
Selatan sebagian besar berupa hutan dengan rincian hutan lebat 780.319 ha, hutan belukar 377.774 ha, dan hutan rawa 90.060 ha, hutan sejenis
352.840 ha, tanah berupa semak alang-alang 870.314 ha, berupa rumput 50.119 ha, dan untuk lain lain 83.014 ha. Sedangkan
penggunaan untuk sawah 413.107 ha, perkebunan 437.037 ha dan untuk perkampungan 57.903 ha serta untuk tegalan 48.612 ha
www.kalsel.go.id. Daerah Kalimantan terkenal dengan rawa-rawanya. Rawa-rawa bertanah gambut menjadi ciri-ciri sebagian besar rawa-rawa di
pulau ini, jenis tanah yang banyak dijumpai adalah tanah laterit, aluvial dan gambut Setiawan, et al., 2005.
Data suhu udara yang dilaporkan Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Kalimantan Selatan, suhu udara maksimum di
Kalimantan Selatan berkisar antara 33,1oC - 35oC , suhu udara minimun berkisar antara 22,6oC - 23,8oC dan temperatur rata-rata 15,6oC - 26,9oC.
Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 77 - 91 tiap bulan. Rata-
16 rata intensitas penyinaran matahari 52,5 , curah hujan tertinggi terjadi di
bulan Maret yaitu 426,0 mm sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan September yaitu 75,0 mm. Rata-rata tekanan udara berkisar antara
1.009,9 mm – 1.011,4 mm www.kalsel.go.id. Sulawesi Utara terletak pada 0°30 - 4°30 dan 123°00 - 127°00 BT.
Sebagian besar wilayah dataran propinsi Sulawesi Utara terdiri dari pegunungan dan bukit-bukit diselingi oleh lembah yang membentuk
dataran. Gunung-gunung terletak berantai dengan ketinggian di atas 1000 m dari permukaan laut. Iklim daerah Sulawesi Utara termasuk tropis yang
dipengaruhi oleh angin Muzon. Pada bulan Nopember sampai dengan April bertiup angin Barat yang membawa hujan di pantai Utara, sedangkan
pada bulan Mei sampai Oktober terjadi perubahan angin selatan yang kering. Curah hujan tidak merata dengan angka tahunan berkisar antara
2000-3000 mm. Struktur tanah di wilayah Sulawesi Utara terdiri atas tanah latosol 531.000 ha, aluvial 75.000 ha, andosol 15.000 ha, dan tanah
kompleks www. sulut.go.id. Propinsi Riau berada pada 1o15’ LS – 4o45’ LU dan 6o50’ – 1o45’
BB. Daerah Riau beriklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 2000-3000 mmtahun yang dipengaruhi oleh musim
kemarau serta musim hujan. suhu udara rata-rata optimum pada 27,6°C dalam interval 23,4-33,4°C. Sebagian besar daerah Riau terdiri dari
dataran rendah dengan rata-rata ketinggian kurang dari 200 m di atas permukaan laut. Berdasarkan tingkat ketinggian di atas permukaan laut,
wilayah Riau dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Klasifikasi pembagian wilayah Riau
Ketinggian di atas Permukaan Laut m
Luas Area Ha
Persentase
0-10 4,991,768 52.78
10-25 1,255,766 13.27
25-100 2,177,777 23.02
100-500 972,366 10.28
17 500-1000 61,650
0.65 1000 61,650
0.06 Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5° - 7° LS dan
104° - 104° BT. Daratan dapat dibedakan atas wilayah pegunungan curam di selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m di atas permukaan laut,
wilayah lereng bukit yang landai di tengah ketinggian 100 - 1.500 m dpl, wilayah dataran luas di utara ketinggian 0 – 10 m dpl, dan wilayah aliran
sungai. Iklim di Jawa Barat adalah tropis, dengan suhu 9oC - 34oC, curah hujan rata-rata 2.000 mmtahun, namun di beberapa daerah pegunungan
antara 3.000 - 5.000 mmtahun www.jabar.go.id. Papua terletak pada posisi 0°19 - 10°45 LS dan 130°45 - 141°48
BT. Propinsi Papua beriklim tropis dengan suhu udara maksimum 30oC dan minimum 23oC, curan hujan rata-rata adalah 1500 - 7500 mmtahun.
Sekitar 45 lahan tanaman sagu di Papua tumbuh di sepanjang daerah aliran sungai DAS www.infopapua.com. Flach 1983, memperkirakan
luas hutan sagu di Papua mencapai 980.000 ha dan kebun sagu 14.000 ha yang tersebar pada beberapa daerah yaitu Salawati, Teminabuan, Bintuni,
Mimika, Merauke, Wasior, Serui, Waropen, Memberamo, Sarmi dan Sentani.
3. Pati Sagu