Prestasi Kerja Tataletak Ruang Pabrik

8. Umsur asing ialah unsur yang ditemui selama penelitian diadakan dan yang sesudah dianalisa ternyata dianggap bukan merupakan bagian yang masih harus diolah lebih lanjut pada mesin.

F. Prestasi Kerja

Prestasi kerja adalah hasil kerja atau produksi dalam satuan kerja persatuan waktu. Banyaknya hasil kerja yang diperoleh seorang pekerja tergantung pada alat kerja, kecakapan, kemampuan serta keadaan tempat bekerja Wasono,1965 Prestasi kerja ditentukan oleh faktor – faktor yang dapat diubah dan yang tak dapat diubah. Faktor – faktor yang dapat diubah misalya alat – alat yang digunakan, meode kerja, tempo dan efek yang digunakan oleh pekerja. Sedangkan faktor – faktor yang tidak dapat diubah adalah iklim, cuaca, keadaan tempat dan teknik kerja secara alamiah. Menurut Sanjoto 1958 prestasi kerja dapat ditentukan dalam berbagai ukuran, ukuran perstasi kerja adalah sebagai berikut: 1. Satuan untuk hasil seorang sehari 2. Satuan bidang luas yang dikerjakan seseorang 3. Satuan orang jam man hour Satuan ini menunjukan lamanya waktu kerja. Ukuran prestasi kerja ini masih tergantung pada kecepatan dan usaha yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu. Pekerjaan yang diukur harus kemiliki tingkat kesulitan yang sama. Pekerja yang bekerja dengan kecepatan tinggi akan menghasilkan lebih banyak daripada yang bekerja lambat dalam waktu yang sama. Praktis atau tidaknya salah satu dari sistem diatas tergantung pada maksud khusus dari pengukuran waktu, macam elemen kerja dan pengalaman pengukur waktu dalam penjabaran angka – angka hasil penelitian. Pada umumnya kesalahan tidak terletak pada pemakaian sistem satuan, akan tetapi pada pembagian elemen – elemen kerja yang teliti. Wasono 1965 menyatakan, bahwa prestasi kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 60 x h x Tk Hk P = dimana : P = Prestasi kerja dalam 1 jam Tk = Jumlah tenaga kerja h = waktu kerja dalam satuan detik Hk = Hasil kerja persatuan waktu kursijam

G. Tataletak Ruang Pabrik

Tata ruang pabrik adalah pengadaan suatu rencana penggunaan lantai sehingga dapat diatur ruang permesinan dan perlengkapan suatu pabrik yang diinginkan, ditetapkan dan dipikirkan sebaik – baiknya sehingga tercapai aliran bahan selancar – lancarnya, dengan biaya serendah – rendahnya dan pelayanan seminimum mungkin selama memproses produk mulai dari menerima bahan baku hingga pengiriman barang jadi International Labour Office, 1975. Tujuan dari penentuan tata letak adalah untuk meminimumkan gerak – gerak yang tidak perlu yang mengakibatkan tambahan - tambahan pengeluaran. Biasanya tata letak pabrik ditentukan terlebih dahulu sedangkan bentuk pabrik mengikuti sehingga diperoleh pengaturan susunan peralatan produksi yang paling baik dengan demikian akan memperlancar proses produksi Darwis S. Gani,1990 Menurut James M. Apple; terjemahan Nurhayati M.T. Mardiono 1990 peningkatan produktivitas biasanya merupakan hasil yang diharapkan dari rancangan fasilitas, atau rancang ulang fasilitas. peningkatan produktivitas ini dilaksanakan melalui upaya perancangan yang diperlukan untuk mencapai beberapa tujuan dari perancangan fasilitas. Tujuan tersebut diantaranya adalah: 1. Memudahkan proses manufaktur. 2. Meminimumkan pemindahan barang. 3. Memelihara keluwesan suasana operasi. 4. Memelihara perputaran barang setengah jadi yang tinggi. 5. Menekan modal tertanam pada peralatan. 6. Menghemat biaya pemakaian ruang bangunan. 7. Meningkatkan kesangkilan tenaga kerja. 8. Memberi kemudahan keselamatan bagi pegawai, dan memberi kenyamanan dalam melaksanakan pekerjaan. Untuk memperoleh tata letak pabrik yang effisien ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi, diantaranya adalah: 1. Jarak angkut minimum 2. Aliran materian yang baik 3. Penggunaan ruang yang efektif 4. Luwesfleksibel 5. Keselamatan barang – barang yang diangkut 6. Kemungkinan perluasan dimasa depan 7. Biaya Secara garis besar tata ruang dapat dibedakan atas dua macam, yaitu : 1. Tata ruang proses Dalam tata ruang proses, semua mesin atau proses sejenis ditempatkan dalam satu kelompok. Tata ruang seperti ini biasanya digunakan untuk perusahaan – perusahaan yang bersifat pesanan yang berbeda – beda, baik bentuk, kualitas maupun jumlahnya. 2. Tata ruang produk Pada tata ruang produk pengelompokan berdasarkan mesin atau proses yang berhubungan dengan pembuatan produk atau berdasarkan urutan dari operasi yang diperlukan bagi produk yang dibuat. Dalam hal ini biasanya perusahaan memproduksi satu macam produk secara terus – menerus dalam jumlah besar mass product Menurut International Labour Office 1975, segi – segi menguntungkan dan merugikan dari kedua macam tata ruang tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tata ruang proses a. Dapat meng akibatkan pemanfaatan optimal mesin, spesialisasi mesin dan tenaga kerja b. Bagian – bagian fungsional luwes dan dapat memproses berbagai jenis produksi c. Mesin – mesin merupakan mesin serbaguna yang biasanya biayanya lebih rendah dibandingkan dengan mesin khusus d. Produksi dan layanan yang memerlukan proses yang bermacam – macam dengan mudah diproses e. Fasilitas lain pada tata letak fungsional tidak terpengaruh dengan adanya kemungkinan satu mesin rusak f. Mesin dan karyawan sering tergantung, sehingga metose ini sangat sesuai untuk pelaksanaan sistem upah borongan 2. Tata ruang produk a. Karena pekerjaan melewati jalan fisik langsung maka penundaan akan berkurang sehingga berkurang pula keperluan pelayanan bahan. b. Waktu pengolahan dapat ditekan, luas lantai yang dipakai dapat lebih kecil dan jumlah pekerjaan dapat ditekan. c. Biaya produksi per unit produk akan berkurang pada jumlah produksi yang tinggi dibanding dengan tata ruang proses. d. Pada umumnya tidak banyak doperlukan ketrampilan untuk menlayani mesin khusus, sehingga mudah untuk melatih tenaga kerja yangt belum berpengalaman. e. Penanaman modal lebih tinggi karena diperlukan mesin untuk membuat produk yang berbeda. f. Bila kapasitas produksi kecil maka biaya akan naik dengan cepat karena modal yang tinggi. g. Kemacetan suatu mesin maka proses akan macet pula.

H. Pemindahan Bahan