Bagan alir proses finishing kursi rotan type Leyton Pengerjaan Awal Pewarnaan Bagian Service

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Bagan alir proses finishing kursi rotan type Leyton

Untuk dapat mengukur waktu kerja, terlebih dahulu perlu diketahui urutan proses produksi secara lengkap sehingga tidak ada kegiatan yang tidak terukur waktu kerjannya. Berikut adalah diagram alir proses flow process di PT. Rattanland Furnitur. Gambar 6. Aliran proses flow process produksi kegiatan finishing kursi type Leyton

B. Proses finishing kursi type Leyton

Secara garis besar proses finishing kursi type Leyton yang dilakukan oleh PT Rattanland Furniture, meliputi beberapa tahapan yaitu pertama pengerjaan awal mulai barang baru masuk kedalam gudang diantaranya adalah quality control barang unfinish, pengomporan dan amplas dasar. Kedua pewarnaan meliputi

1. Pengerjaan awal • Quality control awal

• Pengomporan • Amplas dasar

2. Pewarnaan

• Warna dasar • Sanding sealer • Amplas sanding • Pewarnaan primer • Wash • Amplas wash • Perataan warna kayu bal • Melamic top coat

3. Bagian Service

• Pemasangan asesoris • Cat bawah dudukan • Perapihan • Quality control akhir pengecatan warna dasar, sanding sealer, amplas sanding, pewarnaan primer, wash , amplas wash dan melamic top coating. Ketiga kegiatan service meliputi pemasangan sepatu plastik, merapikan permukaan anyam memotong serabut dan quality control akhir. Tahapan produksi secara lengkapnya adalah sebagai berikut :

1. Pengerjaan awal a.

Quality control awal Kegiatan ini dilakukan pada meja QC, yaitu meja dengan lapisan kaca untuk mendapatkan kerataan permukaan khusus untuk mengecek barang yang baru masuk pabrik. Pada bagian ini kegiatan yang dilaksanakan adalah mengecek ukuran tinggi kursi. Tinggi kursi diukur dari ujung kaki kursi sampai tinggi sandaran dan keseragaman panjang kaki kursi. Biasanya dari ukuran tingginya sudah sesuai dengan yang di pesan oleh perusahaan, tetapi yang sering terjadi adalah panjang kaki perlu pemotongan sedikit agar tidak goncang. Elemen kerja pada kegiatan quality control awal yang diukur waktu kerjanya adalah : - Persiapan bahan - Pengukuran tinggi kursi - Pengecekan kerataan kaki kursi - Pemotongan kaki kursi - Penumpukan ke bahan yang telah diperiksa

b. Pengomporan

Kegiatan ini dilakukan dengan menyemburkan api yang berasal dari tabung gas LPG ke seluruh permukaan, khususnya pada bagian yang dianyam. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi serabut kasar dari rotan, sehingga pekerjaan yang berkaitan dengan penghalusan permukaan yaitu bagian amplas dan perapihan cabut bulu menjadi lebih ringan. Elemen kerja yang terdapat pada tahap pengomporan adalah : - Persiapan bahan - Pengomporan - Pemasangan sepatu kayu - Pemindahan c. Amplas dasar Kegiatan ini dilakukan untuk menghaluskan permukaan bahan, dengan menggunakan kertas amplas. Elemen kerja yang diamati pada pekerjaan amplas dasar adalah : - Persiapan - Amplas dasar

2. Pewarnaan a.

Warna dasar Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pelapisan awal sebelum dilakukan pewarnaan sesuai dengan warna kursi yang diinginkan yaitu pecan glaze yaitu warna coklat tua dan juga untuk membersihkan debu hasil dari kegiatan amplas dasar, sehingga pada proses pewarnaan selanjutnya cat dapat menempel secara sempurna pada permukaan. Setelah dilakukan pengecatan warna dasar dilakukan penjemuran dibawah terik matahari secara langsung. Bahan yang digunakan pada proses pengecatan warna dasar adalah peralatan semprot spray gun Meiji F 75 S dengan metode pengaliran cat pressure feed spray gun yaitu cat mengalir dari tabung penampung ke pipa penyalur dengan bantuan tekanan udara, sehingga intensitas cat yang menyemprot ke permukaan bahan dapat diatur dengan cara penyetelan lubang udarannya. Bahan cat yang digunakan adalah yellow M5G, orange 200 dan air yang akan menghasilkan warna coklat muda setelah kering. Elemen kerja pewarnaan dasar adalah sebagai berikut : - Pengambilan bahan dari gudang - Persiapan - Pengecatan - Pemindahan ke tempat penjemuran

b. Sanding sealer

Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan sebagai pemisah antara warna dasar stain dan cat akhirtop coat dipisahkan karena warna dasar dan top coat dapat menyebabkan reaksi sehingga menghasilkan pengecatan yang kurang bagus, untuk meratakan warna dan untuk menutup pori-pori permukaan kursi yang menggunakan anyaman rotan, sehingga pewarnaan pada proses berikutnya dapat menghasilkan warna yang diinginkan. Peralatan yang digunakan adalah spray gun dan bahan cat yang digunakan adalah air sanding sealer, thinner dan hardener dengan perbandingan 2:1:1. Setelah dilakukan kegiatan pengecatan kursi dipindahkan ke bagian pengeringan tidak dijemur secara langsung dibawah sinar matahari, hanya dianginkan saja. Elemen kerja yang diamati untuk diukur waktu kerjanya pada kegiatan pengecatan sanding sealer adalah : - Pengambilan bahan dari penjemuran - Pengecatan sanding sealer - Pemindahan bahan ke tempat pengeringan c. Amplas sanding Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menghaluskan permukaan, karena bahan yang digunakan pada kursi jenis ini adalah rotan wicker maka proses pengamplasan harus dilakukan berulang-ulang untuk menghasilkan hasil akhir yang halus. Elemen kerja yang diamati pada pekerjaan amplas sanding adalah : - Pengambilan bahan - Pengamplasan d . Pewarnaan primer Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan warna coklat tua pecan glaze pada permukan anyaman, tahapan kegiatannya adalah sama dengan kegiatan pengecatan sebelumnya, tetapi pada proses ini setelah permukaan kursi disemprot dengan cairan wash kemudian permukaannya dilap dengan thinner wash . Peralatan yang digunakan adalah spray gun dan bahan pewarna melamine gloss coklat. Elemen kerja pada bagian pewarnaan primer yang diamati dan diukur waktu kerjanya adalah sebagai berikut : - Pengambilan bahan setelah diamplas - Penyemprotan wash - Pemindahan ke bagian lap wash e. Lap wash Setelah dilakukan pengecatan warna primer, kemudian dilakukan pengelapan permukaan tersebut dengan thinner wash dengan tujuan mendapatkan kerataan warna. Setelah dilap dengan thinner wash kemudian dijemur dibawah sinar matahari. Elemen kerja tahap lap wash adalah : - Pengambilan bahanpersiapan bahan - Pengelapan dengan thinner wash - Pemindahan ke tempat penjemuran f. Amplas wash Kegiatan ini dilakukan setelah bahan yang di lap dengan thinner wash kering, kegiatan ini merupakan pengamplasan terakhir yang dilakukan sebelum akhirnya kursi tersebut dilakukan pelapisan dengan melamine gloss. Elemen kerja yang diamati dan diukur waktu kerjanya pada tahap amplas wash adalah : - Persiapan bahan - Pengamplasan

g. Perataan warna permukaan kaki kursibal

Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh warna coltaire warna coklat tua kehitaman permukaan kayu pada kaki kursi, karena beberapa proses pewarnaan sebelumnya hanya dilakukan untuk pewarnaan permukaan yang dianyam menggunakan rotan saja. Peralatan yang digunakan adalah menggunakan kuas cat yang telah ditutup dengan kain bal pada bagian kuasnya dengan tujuan mendapatkan kerataan warna dan permukaan hasil cat yang halus. Bahan cat yang digunakan adalah pelitur. Elemen kerja pada kegiatan perataan warna permukaan kaki kursipengebalan yang diamati untuk diukur waktu kerjanya adalah : - Persiapan bahan - Pengecatan kayu - Pemindahan bahan h. Melamic top coat Kegiatan ini merupakan proses terakhir dari kegiatan perwarnaan yang dilakukan dengan pengecatan pelapisan akhir dengan bahan cat vinyl melamic untuk menghasilkan warna transparan yang mengkilap dan bertujuan memberikan perlindungan terhadap keseluruhan hasil cat sehingga produk tersebut menjadi tahan goresan. Elemen kerja yang diamati untuk diukur waktu kerjanya pada kegiatan pengecatan melamic top coat adalah : - Pengambilan bahan - Persiapan bahan - Pengecatan melamic top coat - Pemindahan ke bagian pengeringan di bagian service

3. Bagian Service a.

Pemasangan sepatu oval Pada kegiatan ini dilakukan pelepasan sepatu kayu yang tadinya berfungsi sebagai pelindung dasar kaki kursi dari kerusakan, karena pada proses pengerjaannya barang sering dipindah dari satu tempat ke tempat lain. Setelah kegiatan tersebut, dilakukan pemasangan sepatu oval plastic pada permukaan kaki kursi tersebut. Elemen kerja pada tahap pemasangan sepatu oval adalah : - Persiapan bahan - Pelepasan sepatu kayu - Pemasangan sepatu oval plastik - Pemindahan

b. Pengecatan bagian bawah dudukan

Pada bagian ini dilakukan pengecatan bagian bawah dudukan pada permukaan rangka kayu bagian dalam dan permukan tripleks di bawah dudukan. Peralatan yang digunakan pada bagian ini adalah kuas cat dan warna yang digunakan adalah cat hitam. Elemen kerja yang diamati untuk diukur waktu kerjanya pada kegiatan pengecatan bagian bawah dudukan adalah : - Persiapan bahan - Pengecatan - Pemindahan

c. Perapihan pemotongan serabut halus

Pada kegiatan ini dilakukan pemotongan serabut dari permukaan core rotan yang masih tersisa. Selain itu kegiatan lain pada bagian ini adalah merapikan anyman rotan bila terdapat anyaman yang tidak lurus. Elemen kerja perapihan pemotongan serabut halus adalah sebagai berikut: - Pengambilan bahan - Perapihan - Pemindahan d. Quality control akhir Kegiatan ini dilakukan oleh kepala gudang secara langsung, kegiatan yang dilakukan adalah mengecekan keseragaman warna baik dari permukaan anyam ataupun permukaan kayunya bagian kaki kursi, untuk barang yang direject akan dikembalikan sesuai dengan kekurangan yang yang ada dari barang yang telah difinish tersebut ke bagian sebelumnya. Elemen kerja kegiatan quality control ahir adalah : - Persiapan bahan - Pengecekan warna dan kehalusan permukaan anyam

C. Pengamatan waktu kerja 1. Pengukuran waktu kerja rata-rata

Kegiatan awal dalam melakukan penelitian kerja adalah melakukan pengukuran waktu kerja. Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan pada tahap ini adalah mengamati seluruh proses dan menentukan pembagian tahapan produksi berdasarkan prosestahapan yang harus dilaksanakan untuk kegiatan proses finishing kursi type Leyton ini. Dari setiap tahapanproses produksi ditentukan elemen kerja apa saja yang membentuk satu tahapan produksi tersebut, sehingga dari sebuah tahapan tersebut dapat diketahui secara pasti, kapan sebuah elemen dalam suatu proses dimulai dan berahir dan sehingga akan mempermudah dalam kegiatan pengukuran waktu kerjanya. Pada penelitian ini jumlah ulangan siklus pengamatan yang digunakan adalah sebanyak 20 kali. Metode yang digunakan pada pengukuran waktu kerja ini adalah metode jam henti Nullstop. Peralatan yang digunakan pada pengukuran ini adalah dua buah stopwatch dan jam digital untuk pengukuran waktu pada proses yang memerlukan waktu lebih dari satu jam.

a. Pengerjaan awal

a.1 Quality control awal Pada tahap ini terdapat 5 elemen kerja yang diukur waktunya, dari pengukuran diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 1. Pengamatan waktu kerja rata-rata proses quality control awal per unit kursi Elemen kerja Rata-rata menit Persiapan 0,22 Pengukuran 0,20 Cek 0,77 Potong Kaki 1,71 Pindahkan 0,12 Total 3,02 a.2 Pengomporan Setelah dilakukan dilakukan quality control awal kemudian dilakukan proses pengomporan. Pada proses ini dilakukan oleh satu orang yang melakukan pengomporan dan satu orang yang bertugas untuk memindahkan bahan dan memasang sepatu kayu. Berikut adalah rata-rata hasil pengukuran : Tabel 2. Pengamatan waktu kerja rata-rata proses pengomporan per unit kursi Elemen kerja Rata-rata menit Persiapan 0,06 Pengomporan 1,68 Pasang sepatu 0,45 Pindahkan 0,18 Total 2,07 a.3 Amplas dasar Pengamplasan dilakukan secara manual, kegiatan ini dilakukan terhadap seluruh bagian kursi baik pada permukaan anyam ataupun permukaan kayu kaki kursi. Pada kegiatan ini dibagi menjadi dua elemen kerja yaitu persiapan bahan dan pengamplasan. Berikut adalah rata-rata hasil pengukuran : Tabel 3. Pengamatan waktu kerja rata-rata proses amplas dasar per unit kursi Elemen kerja Rata-rata menit Persiapan 0,12 Amplas dasar 8,08 Total 8,20

b. Pewarnaan

b.1 Warna dasar Tahapan awal pada proses pewarnaan adalah warna dasar, bahan diambil dari gudang. Karena jarak antara gudang dengan tempat pengecatan cukup jauh, maka proses pemindahan bahan tidak dilakukan satu persatu melainkan dengan mengunakan kereta dorong, sehingga beberapa barang dipindahkan secara langsung sekaligus. Setelah dilakukan pengecatan dilakukan proses penjemuran data rata-rata waktunya dapat dilihat pada Tabel 18. Berikut adalah rata-rata hasil pengukuran : Tabel 4. Pengamatan waktu kerja rata-rata proses warna dasar per unit kursi Elemen kerja Rata-rata menit Persiapan 0,14 Pengecatan 1,41 Total 1,55 b.2 Sanding sealer Setelah dilakukan pengecatan warna dasar dan penjemuran kemudian dilakukan kegiatan ini. Pada bagian ini terdapat 4 elemen kerja yang diukur waktunya, meliputi kegiatan pengecatan dan pemindahan bahan. Kegiatan pengeringan dilakukan setelah sanding sealer dengan lokasi dalam ruangan. Untuk waktu pengeringan dapat dilihat pada Tabel 18. Berikut adalah rata-rata hasil pengukuran : Tabel 5. Pengamatan waktu kerja rata-rata proses sanding sealer per unit kursi Elemen kerja Rata-rata menit Persiapan 0,16 Pengecatan 0,99 Total 1,15 b.3 Amplas sanding Pada tahap amplas sanding terdapat 3 elemen kerja yang diukur waktunya yaitu kegiatan persiapan dan pengamplasan. Dari pengukuran waktu kerja diperoleh rata-rata sebagai berikut : Tabel 6. Pengamatan waktu kerja rata-rata proses amplas sanding per unit kursi Elemen kerja Rata-rata menit Persiapan 0,16 Pengamplasan 6,57 Total 6,73 b.4 Pewarnaan primer Pada proses ini dalam pengukuran waktu kerjanya pekerjaan dibagi menjadi 3 elemen yaitu pengambilan bahan, persiapan pengecatan, penyemprotan sealer dan pemindahan ke bagian wash. Untuk waktu penjemuran dapat dilihat pada Tabel 18. Berikut rata-rata hasil pengukuran : Tabel 7. Pengamatan waktu kerja rata-rata proses pewarnaan primer per unit kursi Elemen kerja Rata-rata menit Persiapan 0,13 Pengecatan 0,70 Total 0,83 b.5 Lap wash Setelah dilakukan pewarnaan primer, maka permukaan dari kursi tersebut kemudian dilap dengan tinner wash. Pada bagian ini pengamatan pekerjaan untuk pengukuran waktunya dibagi menjadi 3 elemen kerja. Berikut rata-rata hasil pengukuran : Tabel 8. Pengamatan waktu kerja rata-rata proses lap wash per unit kursi Elemen kerja Rata-rata menit Persiapan 0,13 Lap wash 7,86 Pindahkan 0,61 Total 8,60 b.6 Amplas wash Pada tahap ini terdapat 3 elemen kerja yang diukur waktunya, dari pengukuran waktu kerja diperoleh rata-rata sebagai berikut : Tabel 9. Pengamatan waktu kerja rata-rata proses amplas wash per unit kursi Elemen kerja Rata-rata menit Persiapan 0,14 Pengamplasan 6,64 Total 6,78 b.7 Pengecatan permukaan kayubal Untuk kegiatan pengebalan terdapat 3 elemen kerja yang diukur waktunya, dari pengukuran waktu kerja diperoleh rata-rata sebagai berikut : Tabel 10. Pengamatan waktu kerja rata-rata proses pengecatan permukaan kayu per unit kursi Elemen kerja Rata-rata menit Persiapan 0,13 Pengecatan 1,41 Pindahkan 0,61 Total 2,15 b.8 Melamic top coating Pada tahap ini terdapat 3 elemen kerja dan rata-rata waktu penjemuran dapat dilihat pada Tabel 18 yang diukur waktunya, dari pengukuran waktu kerja diperoleh rata-rata sebagai berikut : Tabel 11. Pengamatan waktu kerja rata-rata proses melamic top coating per unit kursi Elemen kerja Rata-rata menit Persiapan 0,15 Pengecatan 0,66 Pindahkan 0,87 Total 1,68

c. Bagian

Service c.1 Pemasangan asesoris Setelah kursi kering dari proses melamic top coating kemudian tahapan selanjutnya adalah melepas sepatu pelindung dan menggantinya dengan sepatu plastik oval sebagai salah satu bagian dari kursi tersebut. Pada tahap ini terdapat 4 elemen pekerjaan yang diukur waktu kerjanya. Berikut rata-rata waktu kerjanya : Tabel 12. Pengamatan waktu kerja rata-rata proses pemasangan asesoris per unit kursi Elemen kerja Rata-rata menit Persiapan 0,16 Lepas sepatu 0,96 Pasang sepatu 0,66 Pemindahan 0,31 Total 2,09 c.2 Pengecatan bagian bawah dudukan. Setelah dilakukan pemasangan asesoris tahapan selanjutnya adalah pengcatan bagian dalam bawah dudukan. Berikut adalah waktu rata-rata pada setiap elemen kerja pada proses pengecatan bawah dudukan : Tabel 13. Pengamatan waktu kerja rata-rata proses pengecatan bawah dudukan per unit kursi Elemen kerja Rata-rata menit Persiapan 0,14 Pengecatan 3,69 Pemindahan 0,15 Total 3,99 c.3 Perapihan pemotongan serabut halus Pada proses ini dilakukan kegiatan perapihan terutama untuk permukaan anyam yaitu dengan memotong menggunakan cutter apabila terdapat serabut rotan karena bahan baku yang digunakan untuk menganyam kursi ini adalah bagian core hati. Berikut adalah waktu kerja rata-rata pada setiap tahapan pada proses perapihan : Tabel 14. Pengamatan waktu kerja rata-rata proses perapihan per unit kursi Elemen kerja Rata-rata menit Persiapan 0,18 Perapihan 28,91 Pemindahan 0,19 Total 29,28 c.4 Quality control akhir Sebelum dilakukan pembungkusan perlu dilakukan pengendalian kualitas berkaitan dengan keseragaman warna, terutama warna pada bagian kayu. Tabel 15. Pengamatan waktu kerja rata-rata proses quality control akhir per unit kursi Elemen kerja Rata-rata menit Persiapan 0,21 QC 0,62 Pemindahan 0,14 Total 0,97

2. Penentuan waktu kerja standar

Setelah ditentukan waktu rata-rata penyelesaian suatu pekerjaan, tahapan selanjutnya adalah menentukan rating kerja dari pekerja yang diamati pada tiap-tiap elemen pekerjaan berdasarkan kemampuan pekerja untuk bekerja pada tingkat ketrampilan standar. Ditentukan menggunakan rumus: Waktu dasar = waktu pengamatan rata- rata x dar an st rating rating Skala rating yang digunakan adalah British standard dengan kisaran antara 0-100 dengan rating standar 100. Pada Tabel 17, nilai waktu kerja rata- rata telah dikalikan dengan rating yang diberikan nilai rating pada masing- masing tahap dapat dilihat pada lampiran, sehingga diperoleh waktu dasar. Setelah diperoleh waktu dasar kemudian ditentukan kelonggaran pada masing- masing tahapan produksi. Kelonggaran diberikan untuk beberapa hal diantaranya kelonggaran untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa lelah, dan hambatan yang tidak dapat dihindarkan. Dalam kegiatan pengamatan waktu kerja, hal-hal tersebut tidak diamati atau diukur waktunya. Sehingga untuk dapat menentukan waktu standar perlu ditambahkan kelonggaran yang bersifat tetap dan variable pengganti waktu yang hilang untuk keperluan pribadi atau hambatan yang tidak dapat dihindarkan. Kelonggaran pada masing-masing kegiatan produksi dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Kelonggaran tetap dan variable pada masing-masing bagian produksi No Tahapan Produksi Kelonggaran tetap Kelonggaran berdasarkan faktor-fakor yang berpengaruh Jumlah K elo ng gar an k ebut uha n p rib ad i K elo ng gara n k el eti ha n dasar K elo ng gara n b erdiri Po sisi ab no rmal Me nga n gka t b eban K elela han ma ta Ke ad aa n me mb o sank an Kea d aan at mosf er Ke ad aa n me nje m uk an fi si k

A. Pengerjaan Awal

1 Quality control awal 5 4 2 - 1 - - - - 12 2 Pengomporan 5 4 2 - - 2 - - - 13 3 Amplas dasar 7 4 - 1 - - - - - 12

B. Pewarnaan

1 Warna dasar 5 4 2 - 2 - - - - 13 2 Sanding sealer 5 4 2 - 2 - - - - 13 3 Amplas sanding 7 4 - 1 - - - - - 12 4 Pewarnaan primer 5 4 2 2 - - - - 13 5 Lap wash 5 4 - 1 - - 1 - 1 12 6 Amplas wash 7 4 - 1 - - - - - 12 7 Perataan warna kayu 5 4 - 2 - - - - - 11 8 Melamic top coat 5 4 2 - 2 - - - - 13

C. Bagian Service

1 Pasang asesoris 5 4 - - 2 - - - - 11 2 Cat bawah dudukan 5 4 - - 2 - - - - 11 3 Cabut bulu 7 4 - - - - 1 - - 12 4 Quality control akhir 5 4 - - 1 - - - - 12 Keterangan : tabel nilai untuk menentukan kelonggaran dapat dilihat pada lampiran Untuk kelonggaran kebutuhan pribadi pekerjaan yang dilakukan oleh pria diberikan nilai 5 dan wanita sebesar 7 untuk pekerjaan pengamplasan dan perapihan. Dari hasil pengamatan, diberikan kelonggaran variable sesuai dengan kondisi fisik pekerja dan lingkungan kerja. Setelah diberikan kelonggaran pada masing-masing tahapan produksi langkah selanjutnya adalah menentukan waktu standar yang akan digunakan dalam menentukan prestasi kerja penyelesaian satu kursijam. Waktu standar merupakan penjumlahan persentase waktu dasar dari kelonggarannya kelonggaran tetap + variable dengan waktu dasarnya. Secara umum waktu standar dihitung dengan menggunakan rumus: Waktu standar = Waktu dasar + {Waktu dasar x Kelonggaran} Hasil perhitungan waktu kerja standar pada masing-masing tahapan produksi, tertera pada Tabel 17. Tabel 17. Perhitungan waktu kerja standar per unit kursi pada pekerja yang diamati No. Tahap Produksi Waktu Dasar menit Kelonggaran Waktu Standar menit

A. Pengerjaan awal