Pengerjaan awal Pewarnaan Pengerjaan awal Pewarnaan Service

Tabel 19. Waktu kerja standar per unit kursi type Leyton dan prestasi kerja per orang pekerja yang diamati. No. Tahap Produksi Waktu kerja standar menit Tenaga kerja orang Prestasi Kerja Standar kursijam

A. Pengerjaan awal

1 Quality control awal 3,07 1 19,54 2 Pengomporan 2,34 1 25,64 3 Amplas dasar 7,83 1 7,66 Total 13,24 - 4,53

B. Pewarnaan

1 Warna dasar 2,58 1 23,28 2 Sanding sealer 2,57 1 23,34 3 Amplas sanding 8,64 1 6,94 4 Pewarnaan primer 2,17 1 27,64 5 Lap wash 8,74 1 6,86 6 Amplas 8,7 1 6,90 7 Perataan warna kayu bal 2,21 1 27,15 8 Melamic top coat 2,14 1 28,03 Total 43,1 - 1,39

C. Service

1 Pemasangan asesoris 2,08 1 28,85 2 Merapikan permukaan anyaman 26,31 1 2,28 3 Pengecatan bawah dudukan 4,03 1 14,89 4 Quality control akhir 4,42 1 13,57 Total 36,84 - 1,62 Total seluruh proses 93,18 - 9,67 Keterangan : - pekerjaan dilakukan oleh orang yang sama sesuai dengan spesifikasi pekerjaan yang dilakukan terdapat 15 tahap produksi. - total pekerja yang terlibat adalah 15 orang. Dalam menentukan lama waktu pengerjaan kursi dari awal hingga akhir tahap kegiatan finishing, maka perlu diketahui prestasi kerja standar dari seluruh kegiatan produksi. Asumsi yang digunakan dalam penghitungan prestasi kerja adalah pekerjaan tersebut dilakukan oleh 1 orang pekerja dan kursi yang dikerjakan adalah 1 buah kursi dikerjakan dari awal hingga akhir kegiatan, sehingga total waktu kerja harus dibagi dengan jumlah tahapan produksi sebelum digunakan untuk menentukan prestasi kerja standar. Kegiatan finishing yang diamati terdapat 15 tahap produksi dan total waktu kerja untuk menyelesaikan seluruh kegiatan adalah 93,18 menit. Berikut adalah perhitungan prestasi kerja standar seluruh kegiatan produksi : - Waktu kerja rata-rata = 15 18 , 93 = 6,2 menitorang - Prestasi kerja standar = x 2 , 6 1 60 = 9,67 kursijam Sehingga untuk melakukan finishing 1 kursi diperlukan waktu selama : - Waktu kerja standar = x 60 18 , 93 1 jam = 1,55 jam Dari penghitungan prestasi kerja yang ada dilapangan, diperoleh prestasi kerja standar untuk kegiatan finishing adalah 9,67 kursijam. Sehingga dalam waktu satu hari, dapat diselesaikan kursi sebanyak : 9,67 kursijam x 2,84 jamhari = 27,46 kursihari. - Untuk memfinishing 400 kursi diperlukan waktu selama 400 kursi : 27,46 kursihari = 14,5 hari Dalam usaha untuk meningkatkan produktivitas kerja, maka perlu dilakukan penyesuaian jumlah kebutuhan tenaga kerja pada setiap tahapan produksi, sehingga dapat meningkatkan jumlah kursi yang diselesaikan per harinya dan mempersingkat waktu penyelesaian pekerjaan. Untuk dapat menentukan jumlah kebutuhan tenaga kerja, sebelumnya perlu ditetapkan standar prestasi kerja yang harus dicapai oleh setiap tahap untuk memperoleh kelancaran kegiatan produksi.

2. Dasar penentuan standar prestasi kerja sebagai pembatas jumlah

kursi yang harus di finishing dalam waktu 1 jam Untuk mengetahui kelancaran proses produksi antar tahap produksi yang satu dengan lainnya perlu diketahui prestasi kerja per tahap produksi. Dari informasi prestasi kerja pada setiap tahapan produksi, maka dapat diketahui perbedaan prestasi kerja antar tahap produksi, semakin tinggi perbedaan prestasi kerja antar tahap, akan semakin tidak lancar aliran produksi, karena terdapat bagian yang terlalu banyak bahan menunggu untuk dikerjakan atau terdapat bagian yang tidak melakukan pekerjaan karena sedang menunggu kursi dari tahap sebelumnya. Sehingga dapat diketahui rata-rata prestasi kerja pada setiap tahap produksi dan nilai tersebut dijadikan sebagai acuan dalam menentukan kecepatan produksi yang akan diterapkan seluruh tahapan produksi. Berdasarkan Tabel 19, dibuat grafik prestasi kerja yang tertera pada Grafik 1. Grafik 1. Jumlah kursi rotan type Leyton yang dapat dikerjakan oleh orang yang diamati dalam waktu 1 jam Dalam menentukan standar prestasi kerja sebagai acuan dalam menentukan kecepatan produksi untuk seluruh tahap produksi adalah dengan melihat jumlah kursi yang dapat dikerjakan per jamnya, pada kisaran berapa tahapan produksi paling banyak berada. Dari Grafik 1. dapat diketahui sebagai berikut : 1. Pada prestasi kerja 0-10 kursijam terdapat 5 kegiatan produksi. 2. Pada prestasi kerja 10-20 kursijam terdapat 3 kegiatan produksi. 3. Pada prestasi kerja 20-30 kursijam terdapat 7 kegiatan produksi. Sehingga standar prestasi kerja ditentukan dari rata-rata prestasi kerja yang terdapat pada kisaran 20-30 kursijam dijadikan acuan dalam menetapkan kebutuhan jumlah tenaga kerja sehingga diperoleh kelancaran kegiatan produksi. Rata-rata prestasi kerja kegiatan produksi yang terletak pada kisaran 20-30 kursijam adalah sebesar 26,3 kursijam sebagai standar prestasi kerja sehingga seluruh tahapan kegiatan yang ada harus menyesuaikan dengan standar prestasi yang telah ditetapkan.

3. Penyesuaian jumlah tenaga kerja

Setelah diperoleh standar prestasi kerja untuk setiap tahap produksi yaitu sebesar 26,3 kursijam, langkah selanjutnya adalah menyesuaikan jumlah tenaga kerja pada seluruh tahap sehingga dengan penyesuaian tersebut diharapkan prestasi kerjanya meningkat sesuai dengan penambahan jumlah tenaga kerja yang 19.54 25.64 7.66 23.28 23.34 6.94 27.64 6.86 6.9 27.15 28.03 28.85 2.28 14.89 13.57 5 10 15 20 25 30 35 A1 A2 A3 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 C1 C2 C3 C4 Proses Produksi kursijam Prestasi Kerja proporsional dan setiap tahapan akan memiliki prestasi kerja yang hampir sama dengan standar prestasi kerja sehingga terjadi kelancaran kegiatan produksi. Dalam menentukan jumlah kebutuhan tenaga kerja, perhitungan yang digunakan adalah : diamati yang produksi tahap pada P.K kerja prestasi Standar a seharusny kerja tenaga Jumlah = Dari hasil perhitungan yang dilakukan, maka penambahan tenaga kerja pada masing-masing tahap produksi dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Perbandingan jumlah tenaga kerja dan prestasi kerja pada kondisi sebelum dan setelah penyesuaian jumlah kebutuhan tenaga kerja. No Tahap Produksi Tenaga kerja orang Prestasi kerja standar kursijam Jumlah tenaga kerja seharusnya orang P.K. tiap bagian setelah penambahan tenaga kerja

A. Pengerjaan awal

1 Quality control awal 1 19,54 1 19,54 2 Pengomporan 1 25,64 1 25,64 3 Amplas dasar 1 7,66 3 22,98

B. Pewarnaan

1 Warna dasar 1 23,28 1 23,28 2 Sanding sealer 1 23,34 1 23,34 3 Amplas sanding 1 6,94 4 27,76 4 Pewarnaan primer 1 27,64 1 27,64 5 Lap wash 1 6,86 4 27,44 6 Amplas 1 6,90 4 27,6 7 Perataan warna kayu 1 27,15 1 27,15 8 Melamic top coat 1 28,03 1 28,03

C. Service

1 Pemasangan asesoris 1 28,85 1 28,85 2 Merapikan permukaan anyaman 1 2,28 12 27,36 3 Pengecatan bawah dudukan 1 14,89 2 29,78 4 Quality Control akhir 1 13,57 2 27,14 Total seluruh proses 15 9,67 39 26,3 Tujuan dari penyesuaian jumlah tenaga kerja adalah untuk memperoleh komposisi optimal jumlah tenaga kerja pada setiap tahap, sehingga diperoleh kelancaran kegiatan produksi. Dari penambahan tenaga kerja yang telah dilakukan, diharapkan produktivitas tiap tahapan yang memiliki prestasi kerja dibawah standar prestasi kerja yang telah ditetapkan dapat meningkat, sehingga diperoleh kelancaran kegiatan produksi. Prestasi kerja pada setiap tahap setelah dilakukan penambahan jumlah tenaga kerja tertera pada Grafik 2. Grafik 2. Jumlah kursi rotan type Leyton yang dapat dikerjakan dalam waktu 1 jam setelah dilakukan penyesuaian jumlah tenaga kerja Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa seluruh tahap produksi prestasi kerjanya telah berada pada kisaran 20-30 kursijam, tetapi pada kegiatan quality control awal A1;19,54 tidak dilakukan penambahan tenaga kerja, karena kegiatan ini dilakukan ketika barang baru masuk ke pabrik dan setelah kegiatan ini barang tidak langsung dikerjakan pada proses selanjutnya tetapi biasanya ditumpuk terlebih dahulu dan baru dikerjakan ketika ada perintah dari supervisor produksi. Sehingga meskipun prestasi kerja pada bagian ini lebih rendah dari standar prestasi kerja yang ditetapkan, tidak akan berpengaruh pada kelancaran kegiatan produksi.

E. Waktu penyelesaian finishing kursi rotan type Leyton