Ruang lingkup penelitian kerja dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu penelitian metode dan pelaksanaan pengukuran kerja. Hubungan antara kedua hal
tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. Di sini proses kerja berisi prinsip - prinsip pengaturan komponen - komponen sistem kerja untuk mendapatkan alternatif
sistem kerja yang terbaik. Komponen sistem kerja diatur sehingga secara bersama - sama berada dalam satu komposisi yang baik, yaitu yang dapat memberiakan
efiseinsi dan produktivitas yang tinggi Wignjosoebroto, 1995.
Gambar 3. Ruang Lingkup Penelitian Kerja
E. Pengukuran Waktu Kerja
Penelitian waktu kerja adalah teknik pengukuran kerja untuk mencatat waktu, jangka waktu dan perbandingan kerja mengenai suatu unsur pekerjaan
tertentu, serta menganalisa keterangan yang diperoleh tersebut sehingga ditemukan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan itu pada tingkat
prestasi tertentu International Labour Office, 1976. Sedangkan menurut
STUDI TATA CARA KERJA
• Studi gerakan kerja • Memperbaiki tata cara bekerja
• Aplikasi metode ilmiah vs metode trial and error
• Eliminasi gerakan kerja yang tidak perlu, kombinasi operasi kerja, dan
penyederhanaan kerja • Standarisasi dalam hal pemakaian
material, mesin, informasi, kondisi lingkungan kerja, dan lain - lain
STUDI PENGUKURAN KERJA
• Pengukuran kerja waktu, energi, dampak psikologis
• Menilai dan menetapkan tolok ukur efektivitas dan efisiensi kerja.
• Menetapkan waktu standar, insentif insentif, idledelay aktivitas tak
produktif, dan lain - lain. • Macam kegiatan pengukuran waktu
kerja : - Secara langsung stopwatch time
study, sampling kerja - Tidak langsung standar data,
PMTS, dll
PENELITIAN KERJA WORK STUDY
KENAIKAN PRODUKTIVITAS
Soemitro 1976, bahwa penelitian waktu kerja adalah teknik untuk menentukan waktu yang diperlukan untuk mengerjakan suatu tugas tertentu berdasarkan pada
isi pekerjaan tersebut ditambah satu persentase kelelakan dan keterlambatan. Menurut Sulistyadi dan Susanti 2003 menyatakan bahwa pengukuran
kerja time study pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menentukan lamanya waktu kerja yang dibutuhkan oleh seorang operator atau pekerja yang
terlatih untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal, dan dalam lingkngan kerja yang terbaik pada saat itu.
pengukuran itu merupakan suatu upaya proses kuantitatif yang diarahkan untuk mendapatkan suatu kriteria obyektif.
Soemitro 1976, berpendapat bahwa tujuan penelitian waktu kerja adalah untuk menentukan waktu standar pelaksanaan kerja, yaitu yang diperlukan oleh
seorang pekerja dengan cara tertentu dan dengan kecepatan normal. Juta 1954, juga berpendapat bahwa tujuan penelitian dari waktu kerja adalah untuk
menetapkan waktu yang diperlukan oleh pekerja yang paling baik untuk mengerjakan tugas.
Dengan demikian pendapat tersebut telah menunjukan bahwa pada masa kini tujuan dari penelitian waktu kerja bukan lagi untuk menetapkan waktu yang
paling singkat, melainkan menentukan waktu yang normal, yang diperlukan pekerja dalam menyelesaikan tugasnya. dengan melakukan penitian waktu kerja
dapat dilakukan perubahan metode kerja yang akan mengurangi hilangnya waktu, sehingga hasil produksi akan menjadi lebih tinggi dari sebelumnya sehingga
efisiensi dapat di tingkatkan Barnes,1980 Untuk memperoleh waktu standar diperlukan sejumlah data melalui
beberapa tahapan. Beberapa tahapan tersebut adalah penentuan waktu kerja efektif dari setiap elemen kerja dengan beberapa kali ulangan, sehingga untuk
menentukan jumlah data minimal perlu dilakukan pengujian kecukupan data yang sebelumnya harus dilakukan pengujian keseragaman terlebih dahulu. Kemudian
menentukan waktu efektif rata – rata yang akan digunakan untuk menentukan waktu dasar, yaitu dengan megkalikannya dengan factor penyesuaian. Kemudian
ditetapkan waktu standar dengan menjumlahkan waktu dasar dengan jumlah
kelonggaran pada setiap elemen pekerjaan. Berikut adalah urutan pengukuran waktu kerja :
Pengujian Kecukupan Faktor Penyesuaian Data 2 Laju Kerja 3
Pengujian Faktor Kelonggaran 4 Keseragaman
Data 1
Gambar 4. Urutan Pengukuran Waktu Kerja
Disamping menentukan waktu standar, dengan penelitian waktu kerja akan membantu pihak manajemen mengetahui besarnya waktu tidak efektif serta
menemukan sebab – sebabnya sehingga dapat dilakukan usaha mengembangkan metode yang dapat mempersingkat waktu kerja.
Penelitian waktu kerja dapat menggambarkan beberapa hal yaitu : 1. Pengaruh perubahan kondisi kerja terhadap hasil kerja.
2. Akibat dari suatu hasil kerja. 3. Waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu pekerjaan.
Dengan demikian dari suatu penelitian waktu kerja akan diperoleh waktu standar yang dapat digunakan untuk :
1. Man power planning perencanaan kebutuhan tenaga kerja 2. Estimasi biaya – biaya untuk upah karyawan atau pekerja.
3. Penjadwalan produksi dan penganggaran. 4. Perencanaan sistem pemberian bonus dan insentif bagi karyawanpekerja yang
berprestasi. 5. Indikasi keluaran output yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja.
6. Menentukan efektifitas suatu mesin dan jumlah mesin, yang dilayani oleh seorang dan jumlah orang dalam kelompok tersebut.
Dalam menentukan waktu kerja sering ditemukan adanya kesukaran – kesukaran yang cukup menghambat kelancaran penelitian. Sehingga pekerjaan
tersebut tidak dapat dilakukan oleh setiap orang, yang hanya sekedar mampu menggunakan stop watch saja. Untuk itu Sanjoto 1958, mengemukakan bahwa
Waktu Kerja Efektif
Waktu Efektif Rata - rata
Waktu Dasar Normal
Waktu Standar
syarat – syarat yang diperlukan bagi seseorang yang melakukan penelitian waktu, kerja, antara lain adalah :
1. Mempunyai pengalaman dalam bidang yang akan ditelitinya atau pemahaman setidaknya.
2. Mempunyai sifat teliti dalam bekerja. 3. Mengerti bahwa setiap persoalan atau tahapan yang sederhana tidak boleh
diabaikan. 4. Memiliki kemampuan analitis
5. Dapat Mengawasi pekerjaan dengan baik. Beberapa hal yang harus dilaksanakan dalam penelitian waktu kerja dengan
stop watch adalah :
1. Definisi pekerjaan yang akan diteliti untuk diukur waktunya dan jelaska maksud dan tujuan pengukuran ini kepada pekerja yang dipilih untuk diamati.
2. Catat semua informasi yang berkaitan erat dengan penyelesaian pekerjaan lay out, spesifikasi mesin, peralatan yang digunakan dan lain – lain
3. Membagi kegiatan operasi kedalam elemen – elemen kerja sedetail – detailnya, tetapi diusahakan masih dalam batas kemudahan untuk pengukuran
waktunya. 4. Amati, ukur dan catat waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk
menyelesaikan elemen – elemen kerja tersebut. 5. Tetapkan jumlah siklus yang harus diukur dan dicatat, kemudian uji
keseragaman datanya. 6. Tetapkan faktor penyesuaian dari operator saat melaksanakan elemen kerja
tersebut. 7. sesuaikan waktu pengamatan berdasarkan performace yang ditunjukan oleh
operator tersebut sehingga akan diperoleh waktu kerja normal. 8. Tetapkan kelonggaran untuk memberikan fleksibilitas bagi operator untuk
memenuhi kebutuhan personil yang bersifat pribadi, faktor kelelahan, keterlambatan material dan lain – lain.
9. Tetapkan waktu standar.
Pengukuran waktu kerja dapat dilakukan dengan beberapa metode. Menurut International Labour Office 1976, bahwa ada tiga metode untuk
melakukan pengukuran waktu kerja dengan menggunakan stop watch, yaitu : 1. Metode berulang kembali Null Stop Method
yaitu metode dimana pada saat pengukuran waktu kerja menggunakan stop watch
, dimana saat setiap unsur kerja berahir atau selesai diukur waktunya stopwatch
tersebut dikembalikan ke angka 0, sehingga waktu untuk setiap unsur kerja langsung diperoleh. Dalam penerapan metode ini diperlukan dua
stop watch yang digunakan secara bergantian.
2. Metode berurut Cumulative Method Yaitu suatu metode yang membiarkan jarum stop watch berjalan terus tanpa
dikembalikan ke angka nol pada ahir tiap unsur. Waktu untuk masing – masing unsur diperoleh dengan mngadakan pengurangan dari unsur – unsur
kerja yang berurut. keuntungan dari metode ini adalah meskipun ada suatu unsur yang tercecer atau suatu kegiatan yang tidak tercatat, hal ini tidak akan
berpngaruh terhadap waktu totalnya. Cara ini cocok untuk mengukur pekerjaan yang mempunyai elemen – elemen kerja pendek.
3. Metode differensial Differensial timing Yaitu suatu metode untuk mengukur waktu dari satu atau lebih unsur kecil.
Unsur diambl waktunya secara berkelompok, yaitu awalnya masing – masing unsur kecil atau pendek dimasukan, dan kemudian dikeluarkan sehingga
selanjutnya waktu masing – masing unsur diperoleh dengan mengadakan pengurangan.
Sanjoto 1958, brpendapat bahwa secara garis besar waktu kerja dapat dibagi dalam:
1. Waktu kerja murni, yaitu waktu kerja yang sesungguhnya diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan pokok.
2. Waktu umum, yaitu waktu yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan pekerjaan pokok, akan tetapi
perlu untuk kelancaran. Waktu umum ini terbagi dalam waktu hilang dan waktu berhenti. waktu hilang adalah waktu ketika pekerjaan berhenti, yang
terdiri dari waktu hilang yang dapat dihindari dan tidak dapat dihindari. Waktu
hilang yang tidak dapat dihindari misalnya berhenti karena alat rusak sewaktu bekerja, waktu istirahat karena lelah. sedangkan waktu hilang dapat dihindari
seperti kesalahan memasang alat dalam pekerjaan. Waktu berhenti atau diam, yaitu waktu yang dibutuhkan guna persiapan pekerjaan pokok dan perbaikan
pada ahir pekerjaan. Selanjutnya pada penelitian waktu kerja ini perlu diketahui beberapa
pengertian yang berhubungan dengan siklus kerja. International Labour Office 1976, yang mengutarakan bahwa suatu unsur iala bagian yang terperinci dari
pekerjaan tertentu yang dipilih untuk memudahkan pengamatan, pengukuran dan analisa.
Siklus kerja atau putaran kerja ialah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang merupakan bagian elemen dari suatu
produk yang akan dibuat yang menghasilkan suatu kesatuan produksi. Urutan tersebut kadang – kadang dapat meliputi unsur yang tak tentu.
Menurut International Labour Office 1976, dikenang ada delapan macam unsur, yaitu antara lain:
1. Unsur berulang – ulang adalah unsur yang terdapat dalam tiap siklus kerja dalam pekerjaan.
2. Unsur kadang – kadang ialah unsur yang tidak terjadi dalam setiap siklus kerja dalam pekerjaan, tetapi dapat timbul dalam jangka waktu yang teratur
maupun tidak teratur. 3. Unsur tetap ialah unsur yang waktu dasarnya tidak berubah kapanpun itu
dilaksanakan. 4. Unsur yang berubah – ubah ialah unsur yang waktudasarnya berbeda
tergantung tergantung dari beberapa sifat produk, perlengkapan atau proses. 5. Unsur dengan tangan ialah unsur yang dilakukan oleh pekerja.
6. Unsur dengan mesin ialah unsur yang dilakukan secara otomatis oleh mesin atau proses yang digerakan oleh tenaga bukan otot.
7. Unsur bertahan ialah unsur yang memakan waktu lebih lama daripada tiap unsur lainya yang sedang dilakukan bersamaan.
8. Umsur asing ialah unsur yang ditemui selama penelitian diadakan dan yang sesudah dianalisa ternyata dianggap bukan merupakan bagian yang masih
harus diolah lebih lanjut pada mesin.
F. Prestasi Kerja