4.5. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen terhadap produk deterjen dapat diketahui dari jawaban konsumen terhadap kuesioner yang diberikan. Berdasarkan data pada
Tabel 10 diketahui bahwa merek deterjen yang paling banyak digunakan, baik oleh konsumen laki-laki maupun perempuan adalah Attack sebesar 45.
Konsumen laki-laki yang menggunakan Attack berjumlah 21 orang atau 55,3, sedangkan konsumen perempuannya berjumlah 24 orang atau 38,7.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan, alasan sebagian konsumen menggunakan Attack adalah karena daya bersihnya baik, sehingga konsumen
tidak menghabiskan terlalu banyak tenaga untuk mengucek pakaian. Konsumen Attack memiliki tingkat kepercayaan yang baik terhadap kinerja
Attack. Merek deterjen yang menempati urutan kedua adalah Rinso dengan
jumlah konsumen 25 orang. Konsumen laki-laki yang menggunakan Rinso lebih banyak, jika dibandingkan dengan konsumen perempuan. Konsumen
perempuan lebih banyak yang menggunakan Daia, yaitu sebanyak 13 orang konsumen. Jumlah tersebut lebih banyak daripada pengguna So Klin, merek
yang lebih dulu muncul daripada Daia. Hal tersebut dapat terjadi karena harga Daia yang lebih murah dibandingkan So Klin. Selain itu Daia juga lebih
banyak melakukan kegiatan promosi dengan membagi-bagikan hadiah pada konsumennya, sehingga banyak konsumen yang tertarik untuk
menggunakannya. Merek deterjen yang paling sedikit digunakan adalah Wow. Tabel 10. Sebaran jumlah dan persentase konsumen berdasarkan merek
deterjen yang digunakan Merek deterjen
yang digunakan Laki – laki
Perempuan Total
Jumlah Jumlah
Jumlah Rinso
13 34,2
12 19,4
25 25
Attack 21 55,3
24 38,7
45 45
So Klin 1
2,6 8
12,9 9
9 Daia 1
2,6 13
21,0 14
14 Surf 2
5,3 3
4,8 5
5 Wow -
- 2
3,2 2
2 Total 38
100,0 62
100,0 100
100
Konsumen dapat melakukan pembelian yang terencana sepenuhnya, pembelian yang separuh terencana dan pembelian yang tidak terencana.
Jumlah dan persentase konsumen berdasarkan rencana pembelian yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 11. Sebagian besar konsumen secara
keseluruhan menyatakan pernah merencanakan merek deterjen yang akan dibelinya.
Tabel 11. Sebaran jumlah dan persentase konsumen berdasarkan rencana pembelian merek deterjen
Konsumen merencanakan
pembelian deterjen
Laki – laki Perempuan
Total Jumlah
Jumlah Jumlah
Selalu 15 39,5
31 50,0
46 46,0
Sering 2 5,3
10 16,1
12 12,0
Kadang-kadang 15 39,5
16 25,8
31 31,0
Jarang 4 10,5
3 4,8
7 7,0
Tidak pernah 2
5,3 2
3,2 4
4,0 Total 38
100,0 62
100,0 100
100,0 Jumlah konsumen laki-laki yang selalu merencanakan merek deterjen
yang akan dibelinya adalah sebanyak 15 orang konsumen, sama besar dengan konsumen yang menyatakan kadang-kadang saja merencanakan merek
deterjen. Sementara konsumen perempuan yang selalu merencanakan merek deterjen yang akan dibelinya berjumlah 31 orang 50. Ini menunjukkan
bahwa sebagian besar konsumen deterjen melakukan pembelian yang terencana sepenuhnya. Namun, konsumen perempuan mempunyai
kecenderungan yang lebih besar dalam merencanakan merek deterjen tersebut. Konsumen sudah menentukan merek deterjen yang akan dibelinya jauh
sebelum pembelian dilakukan. Jadi ketika konsumen datang ke sebuah toko, swalayan atau tempat lain yang menyediakan deterjen, konsumen akan
langsung membeli merek deterjen tertentu tanpa memperhatikan merek deterjen lain. Konsumen yang menyatakan tidak pernah merencanakan merek
deterjen ada 4 orang, yakni 2 orang konsumen laki-laki dan dua orang konsumen perempuan.
Konsumen selalu dihadapkan pada berbagai merek sebagai alat pemuas kebutuhan dalam melakukan pengambilan keputusan. Tidak jarang
konsumen meminta pertimbangan orang lain dalam melakukan pemilihan merek atau produk tertentu. Konsumen berharap bisa mengambil keputusan
yang tepat dengan melakukan hal itu. Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 12, sebanyak 53 konsumen menyatakan tidak pernah meminta
pertimbangan orang lain dalam menentukan merek deterjen yang akan dibelinya. Konsumen yang tidak pernah meminta pertimbangan orang lain
terdiri dari 19 orang konsumen laki-laki dan 34 orang konsumen perempuan, dan tidak satu orang pun konsumen laki-laki yang menyatakan selalu meminta
pertimbangan orang lain dalam memilih merek deterjen. Ini dapat disebabkan konsumen sudah loyal terhadap suatu merek deterjen tertentu, sehingga
merasa tidak perlu lagi meminta pertimbangan orang lain. Konsumen sudah yakin terhadap merek deterjen yang dipakainya dan lebih dipengaruhi oleh
pribadinya sendiri dalam memilih merek deterjen. Selain itu, antara konsumen satu dengan yang lain memiliki tingkat kecocokan yang berbeda-beda
terhadap merek deterjen. Kecocokan tersebut bisa berkaitan dengan harga ataupun atribut produk.
Tabel 12. Sebaran jumlah dan persentase konsumen berdasarkan keterlibatan orang lain dalam memilih merek deterjen
Konsumen meminta
pertimbangan orang lain dalam
membeli deterjen Laki – laki
Perempuan Total
Jumlah Jumlah
Jumlah Selalu -
0,0 2
3,2 2
2,0 Sering 4
10,5 1
1,6 5
5,0 Kadang-kadang 7
18,4 14
22,6 21
21,0 Jarang
8 21,1
11 17,7
19 19,0 Tidak pernah
19 50,0
34 54,8
53 53,0
Total 38 100,0
62 100,0
100 100,0
Setiap melakukan pembelian deterjen, konsumen selalu dihadapkan pada berbagai merek deterjen. Konsumen akan memilih merek yang paling
cocok diantara merek-merek yang tersedia. Konsumen yang hati-hati akan melakukan perbandingan antara merek deterjen satu dengan yang lain.
Berdasarkan Tabel 13, dapat diketahui bahwa dari 100 orang konsumen hanya 9 orang yang menyatakan tidak pernah membandingkan antara merek deterjen
satu dengan yang lainnya. Artinya, sebagian besar konsumen melakukan perbandingan dalam memilih merek deterjen yang akan dibelinya, walaupun
intensitasnya berbeda-beda. Sebagian besar konsumen laki-laki menyatakan bahwa hanya kadang-kadang saja mereka melakukan perbandingan antar
merek deterjen dengan persentase 31,6, sedangkan mayoritas konsumen perempuan sebesar 31,7 menyatakan sering melakukan perbandingan antar
merek deterjen. Tabel 13. Perbandingan antarmerek
Konsumen melakukan
perbandingan antar merek deterjen
Laki – laki Perempuan
Total Jumlah
Jumlah Jumlah
Selalu 3 7,9
15 25,0
18 18,4
Sering 10 26,3
19 31,7
29 29,6
Kadang-kadang 12 31,6
18 30,0
30 30,6
Jarang 8 21,1
6 10,0
14 14,3
Tidak pernah 5
13,2 4
6,7 9
9,0 Total 38
100,0 62
103,3 100
100,0 Konsumen akan melakukan evaluasi terhadap alternatif merek yang
tersedia dalam melakukan pengambilan keputusan. Konsumen biasa melakukan pembelian dengan pertimbangan-pertimbangan yang sesuai dengan
kebutuhannya. Konsumen akan memilih produk yang dinilai paling baik untuk memenuhi kebutuhan yang dicarinya, begitu juga dalam memilih merek
deterjen, ada beberapa faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih merek deterjen. Faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada Tabel 14. Faktor
yang paling banyak dipertimbangkan oleh konsumen secara keseluruhan adalah daya bersih sebanyak 94 orang konsumen 14,7. Hal ini tidak
mengherankan mengingat tujuan pokok pembelian deterjen adalah untuk membersihkan pakaian dari noda dan kotoran, sehingga hampir semua
konsumen mempertimbangkannya sebagai faktor utama dalam membeli suatu merek deterjen.
Selain daya bersih, atribut yang juga banyak dipertimbangkan oleh konsumen secara berurutan adalah keharuman sebesar 14,5, tidak mudah
apek sebesar 14,2, menjaga warna tetap cemerlang sebesar 13,7, halus di tangan sebesar 11,9, irit dalam penggunaan sebesar 11,4 dan banyaknya
busa sebesar 10,0. Atribut harga hanya dipertimbangkan oleh 41 orang konsumen 6,4 yang terdiri atas 35 konsumen perempuan dan 6 konsumen
laki-laki. Hal tersebut menunjukkan bahwa konsumen laki-laki tidak terlalu mempermasalahkan harga dalam memilih merek deterjen yang akan dibelinya.
Berbeda dengan konsumen perempuan yang dalam melakukan pembelian cenderung untuk selalu berusaha mendapatkan produk dengan harga yang
lebih rendah. Faktor gengsi ternyata tidak banyak dipertimbangkan oleh konsumen. Konsumen yang menjadikan faktor gengsi merek sebagai bahan
pertimbangan dalam memilih merek deterjen hanya berjumlah 18 orang atau 2,8 . Diantara konsumen, ada beberapa konsumen yang menyebutkan faktor
lain yang tidak disebutkan dalam kuesioner, yakni faktor kemasan dan iklan dengan persentase masing-masing 0,3 dan 0,2.
Tabel 14. Faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih merek deterjen
Faktor pertimbangan
Laki-laki Perempuan Total
Jumlah Jumlah Jumlah Daya bersih
37 15,9
57 13,9
94 14,7
Keharuman 37
15,9 56
13,7 93
14,5 Halus di tangan
28 12,1
48 11,7
76 11,9
Irit 27
11,6 46
11,2 73
11,4 Warna tetap
cemerlang 32
13,8 56
13,7 88 13,7
Banyaknya busa 22
9,5 42
10,3 64
10,0 Tidak mudah
apek 34
14,7 57
13,9 91 14,2
Gengsi 7
3,0 11
2,7 18
2,8 Harga
6 2,6
35 8,6
41 6,4
Kemasan 1
0,4 1
0,2 2
0,3 Iklan
1 0,4
- -
1 0,2
Total 232 100,0
409 100,0
641,0 100,0
4.6. Keterlibatan Konsumen