Perilaku Pembelian TINJAUAN PUSTAKA 2.1.

pemasok, keputusan kuantitas, keputusan waktu dan keputusan pembayaran. Kelima sub keputusan tersebut tidak semuanya dilakukan oleh konsumen, melainkan tergantung pada tingkat kepentingan konsumen terhadap produk. Tahap Perilaku Pasca Pembelian Perilaku pasca pembelian ini meliputi puas atau tidaknya konsumen terhadap pembelian yang telah dilakukannya. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Perilaku pasca pembelian ini juga menyangkut tindakan pemakaian dan pembuangan produk pasca pembelian.

2.5. Perilaku Pembelian

Pengambilan keputusan konsumen bervariasi bergantung pada jenis keputusan pembelian. Assael dalam Kotler 2000 mengemukakan bahwa perbedaan antar merek dan keterlibatan konsumen bisa digunakan untuk mengidentifikasi tipe perilaku pembelian konsumen. Assael membagi perilaku pembelian menjadi empat tipe, yaitu: tipe perilaku pembelian rumit complex buying behaviour, tipe perilaku pembelian pengurang ketidaknyamanan dissonance-reducing buying behaviour, tipe perilaku pembelian pencari variasi variety-seeking buying behaviour dan tipe perilaku pembelian berdasarkan kebiasaan habitual buying behaviour. Keempat tipe perilaku pembelian tersebut bisa dilihat pada Gambar 2. KETERLIBATAN Tinggi Rendah PE RBEDAAN MEREK Banyak Complex Buying Behaviour Variety Seeking Buying Behaviour Sedi ki t Dissonance Reducing Behaviour Habitual Buying Behaviour Gambar 2. Tipe perilaku konsumen menurut Henry Assael Kotler, 2000 Perilaku Pembelian Rumit Perilaku pembelian rumit terjadi apabila konsumen memiliki keterlibatan yang tinggi terhadap produk dan menyadari bahwa perbedaan antarmerek signifikan. Perilaku pembelian ini lazim terjadi pada produk mahal, jarang dibeli, berisiko dan sangat mengekspresikan diri seperti mobil, rumah dan jam tangan. Perilaku Pembelian Pengurang Ketidaknyamanan Perilaku pembelian ini terjadi jika keterlibatan konsumen terhadap produk tinggi, tetapi perbedaan antarmerek tidak signifikan. Konsumen menganggap pembelian tersebut mahal dan berisiko, tetapi mereka tidak menyadari adanya perbedaan antarmerek yang tersedia. Contoh produknya adalah karpet dan pipa. Perilaku Pembelian Berdasarkan Kebiasaan Banyak produk dibeli dengan keterlibatan konsumen rendah dan perbedaan antarmerek tidak signifikan. Dalam situasi seperti ini, konsumen cenderung memilih merek yang dikenalnya. Konsumen membeli produk dengan merek yang sama berulang-ulang karena kebiasaan, bukan karena loyal. Perilaku pembelian ini terjadi pada produk-produk yang murah dan sering dibeli seperti gula, garam dan air mineral. Perilaku Pembelian Pencari Variasi Perilaku pembelian ini ditandai oleh rendahnya keterlibatan konsumen terhadap produk, namun perbedaan antarmerek cukup sigifikan. Konsumen membeli suatu produk atau merek tanpa banyak melakukan evaluasi dan membeli merek yang berbeda pada kesempatan pembelian berikutnya. Peralihan merek tersebut bukan karena konsumen tidak puas, melainkan ingin mencari variasi.

2.6. Merek