2. Kualitas ada kalau bisa masuk dalam persepsi konsumen.
3. Perceived quality diukur secara relatif terhadap pesaing.
2.8. Keterlibatan
2.8.1. Definisi Keterlibatan
Antil dalam Engel et al 1994 mendefinisikan keterlibatan sebagai tingkat kepentingan pribadi yang dirasakan dan atau minat yang
dibangkitkan oleh stimulus di dalam situasi yang spesifik. Sedangkan Peter dan Olson 1999 menyatakan bahwa keterlibatan mengacu pada
persepsi konsumen tentang pentingnya atau relevansi personal suatu objek, kejadian atau aktivitas. Keterlibatan berkaitan erat dengan
keputusan konsumen. Konsumen yang melihat bahwa produk memiliki konsekuensi relevan secara pribadi dikatakan terlibat terhadap produk
dan memiliki hubungan dengan produk tersebut. Menurut Simamora 2003, keterlibatan bisa terjadi pada
pembelian, produk dan juga merek. Keterlibatan produk dan merek menunjukkan relevansi konsumen terhadap produk atau merek.
Keterlibatan pembelian adalah tingkat kepedulian atau minat terhadap proses pembelian. Keterlibatan produk dan merek berbeda dengan
keterlibatan pembelian. Keterlibatan produk atau merek yang tinggi, yang mengindikasikan loyalitas konsumen, membuat keterlibatan
konsumen terhadap pembelian menjadi rendah. Sebagai contoh, seorang konsumen memiliki keterlibatan tinggi pada suatu produk atau merek
minuman ringan tertentu. Ketika ia butuh, ia cenderung untuk langsung melakukan pembelian merek favoritnya tersebut tanpa melakukan
banyak pertimbangan. Tingkat keterlibatan yang digunakan peneliti dalam menentukan tipe perilaku pembelian konsumen adalah tingkat
keterlibatan produk dari faktor pembeli.
2.8.2. Dimensi Keterlibatan
Menurut Engel et al 1994, keterlibatan bisa dinyatakan dalam dua dimensi, yaitu tingkat keterlibatan dan tipe keterlibatan. Tingkat
keterlibatan konsumen sendiri terbagi menjadi dua, yaitu tingkat
keterlibatan tinggi high-involvement consumer dan tingkat
keterlibatan rendah low-involvement consumer. Tingkat keterlibatan tinggi ditandai dengan tingginya motivasi konsumen dalam mencari
informasi mengenai produk. Konsumen juga tertarik akan perbedaan- perbedaan antarmerek. Sebaliknya, konsumen yang memiliki
keterlibatan rendah terhadap produk, tidak akan berusaha mencari informasi secara aktif. Bahkan, terhadap informasi yang sudah ada pun,
mereka tidak memperhatikan atau melewatkannya begitu saja. Mereka tidak terlalu mempermasalahkan perbedaan antara merek satu dengan
yang lain. Tingkat keterlibatan inilah yang digunakan peneliti dalam menentukan tipe perilaku pembelian terhadap produk deterjen.
Dimensi keterlibatan yang kedua adalah tipe keterlibatan. Tipe keterlibatan menunjukkan lamanya waktu keterlibatan konsumen
terhadap produk. Tipe keterlibatan juga terbagi menjadi dua, yaitu tipe keterlibatan yang berlangsung lama enduring involvement dan tipe
keterlibatan situasional situational involvement. Tipe keterlibatan yang berlangsung lama menunjukkan ketertarikan konsumen terhadap
produk atau merek berlangsung pada waktu yang lama. Contohnya, seorang pemilik usaha katering yang memiliki tingkat keterlibatan yang
berlangsung lama terhadap merek bahan-bahan pembuat kuenya. Keterlibatannya akan berlangsung selama dia masih berprofesi sebagai
pemilik usaha katering. Tipe keterlibatan situasional menggambarkan minat konsumen terhadap produk atau merek yang bersifat temporer
atau hanya terjadi pada situasi-situasi tertentu. Misalnya, seseorang memiliki keterlibatan yang tinggi terhadap baju pengantin saat dia akan
menikah. Setelah menikah, keterlibatannya terhadap baju pengantin akan menurun.
2.8.3. Anteseden Keterlibatan