Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA 2.1.

2.9. Penelitian Terdahulu

Santoso 2004 melakukan penelitian yang berjudul Analisis Keputusan Pembelian Susu Pasteurisasi oleh Mahasiswa IPB Studi Kasus Mahasiswa IPB Dramaga, Kabupaten Bogor. Penelitian ini melibatkan responden berjumlah 100 mahasiswa yang dikelompokkan berdasarkan tempat tinggal mereka, yakni mahasiswa IPB yang tinggal di asrama, Babakan Tengah, Radar dan Babakan Lio. Data yang didapatkan dianalisis menggunakan Chi-Square untuk mengetahui hubungan antara besarnya penerimaan responden dengan keputusan pembelian. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excell 2003 dan Minitab 11 for Windows . Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa alasan utama konsumen, dalam hal ini mahasiswa, mengkonsumsi susu pasteurisasi adalah karena haus. Konsumen mendapatkan informasi mengenai susu pasteurisasi dari penjual keliling. Pertimbangan awal konsumen dalam mengkonsumsi susu pasteurisasi adalah rasa. Kemudian merek yang paling banyak dikonsumsi adalah susu KPBS. Perilaku konsumen terhadap susu pasteurisasi pasca pembelian adalah biasa. Jika susu pasteurisasi yang diinginkan tidak ada, mereka memilih untuk tidak membeli. Hasil uji Chi-Square pada atribut produk, penerimaan mahasiswa per bulan dan preferensi konsumen menunjukkan bahwa ketiganya memiliki hubungan yang cukup erat meskipun tingkat keeratannya belum mencapai tingkat tinggi. Ini berarti bahwa frekuensi pembelian konsumen atau mahasiswa belum terlalu tinggi seiring dengan peningkatan penerimaan mahasiswa dan preferensinya terhadap susu pasteurisasi. Hasil analisis atribut ideal menunjukkan bahwa atribut yang dianggap paling penting oleh mahasiswa adalah higienitas. Sedangkan atribut yang dianggap paling tidak penting adalah bahan pengawet. Atribut yang dinilai paling ideal adalah rasa. Sedangkan atribut yang dianggap paling tidak ideal terutama oleh mahasiswa yang tinggal di asrama, Radar dan Bateng adalah bahan pengawet. Budiarti 2004 melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perilaku Konsumen di Kota Bogor Terhadap Produk Deterjen. Penelitian tersebut mengambil sampel sebanyak 200 orang di wilayah kota Bogor. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan software SPSS versi 11.5. Kemudian dilakukan analisis angka ideal menggunakan software Excell terhadap sembilan atribut deterjen. Atribut yang dinilai tersebut antara lain: daya bersih, keharuman, kehalusan di tangan, kehalusan partikel, harga, kemasan, busanya banyak, hadiah dan daya tahan keharuman. Hasil yang diperoleh bahwa responden dari berbagai kelas ekonomi lebih suka membeli deterjen di swalayan. Salah satu penyebabnya adalah faktor kenyamanan swalayan. Sebanyak 70 persen responden mengaku mendapatkan informasi mengenai deterjen dari televisi. Empat atribut yang dinilai penting penting oleh responden adalah daya bersih, keharuman, kehalusan di tangan dan daya tahan keharuman apek atau tidak setelah dicuci. Atribut yang dianggap tingkat kepentingannya paling kecil adalah kemasan dan hadiah. Atribut yang diharapkan kinerjanya mendekati maksimal adalah daya bersih, keharuman, kehalusan di tangan dan daya tahan keharuman. Produk yang kinerjanya dianggap paling baik adalah Daia. Sedangkan Rinso, So Klin dan Attack kinerjanya dinilai cukup baik.

II. METODOLOGI PENELITIAN 3.1.

Kerangka Pemikiran Kehidupan masyarakat sehari-hari tidak pernah lepas dari kebutuhan terhadap deterjen. Dalam rangka memenuhi kebutuhannya tersebut, konsumen melakukan berbagai macam pengambilan keputusan, baik disadari atau tidak. Salah satu hal yang menjadi dasar perlunya pengambilan keputusan konsumen adalah adanya alternatif produk dan merek. Tanpa alternatif, konsumen tidak perlu melakukan pengambilan keputusan. Semakin banyaknya merek deterjen yang tersedia di pasar membuat konsumen berpikir lebih panjang dalam melakukan keputusan pembelian. Konsumen akan membandingkan antara merek deterjen satu dengan yang lain untuk menghasilkan kepuasan maksimal. Konsumen belajar membedakan antara merek deterjen satu dengan yang lain, baik melalui atribut produk maupun promosi yang dilakukan oleh pemasar. Penilaian konsumen tersebut akan membentuk persepsi yang berbeda terhadap kualitas masing-masing merek deterjen. Keputusan pembelian juga ditentukan oleh keterlibatan konsumen, baik terhadap produk maupun merek. Tinggi rendahnya keterlibatan berpengaruh pada perilaku pembelian konsumen. Penelitian yang dilakukan ini meliputi tingkat keterlibatan produk dan perbedaan antarmerek di mata konsumen dalam rangka mengetahui tipe perilaku pembelian konsumen. Tingkat keterlibatan konsumen terhadap produk deterjen diukur dengan menggunakan model Inventaris Keterlibatan Pribadi yang dikembangkan oleh Zaichkowsky, sedangkan perbedaan antarmerek diukur berdasarkan persepsi kualitas konsumen terhadap merek deterjen yang digunakannya saat ini. Berdasarkan kedua faktor tersebut dapat diketahui tipe perilaku pembelian konsumen deterjen, yang dalam penelitian ini sebagai konsumennya adalah mahasiswa IPB. Alur kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kampus Institut Pertanian Bogor IPB Dramaga, kecamatan Dramaga, Bogor. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan mahasiswa merupakan pasar