86
Tabel 15. Penilaian indeks keberlanjutan pengelolaan perikanan karang di Kepulauan Ayau
No Jenis Indeks
Nilai Indeks 1
Ekologi 1,10
2 Teknologi
0,69 3
Sosial-kemasyarakatan 0,86
4 Ekonomi
1,19 5
Kelembagaan 1,31
Indeks Keberlanjutan 0,98
Keterangan: Hasil perhitungan nilai terdapat di Lampiran 15 Nilai indeks berkisar antara 0-2.
0,0-0,5 : Status keberlanjutan sangat buruk 0,5-1,0 : Status keberlanjutan kurang baik
1,0-1,5 : Status keberlanjutan baik 1,5-2,0 : Status keberlanjutan sangat baik
5.3 Analisis SWOT
Analisis SWOT didasarkan pada potensi, isu dan permasalahan serta peluang pengembangan perikanan karang di Kepulauan Ayau. Hasil evaluasi
kegiatan pengelolaan yang telah dijalankan dijadikan salah satu konsiderasi dalam penentuan strategi pengelolaan. Tahapan analisis SWOT yang
dilaksanakan terdiri atas identifikasi, skoring, dan kemungkinan pengelolaan; analisis keterkaitan unsur SWOT dan penentuan alternatif rencana strategi
pengelolaan. Untuk memudahkan proses analisis tahap berikutnya, maka hasil dari
identifkasi, skoring dan arahan pengelolaan disajikan dalam bentuk matrik. Sedangkan untuk memudahkan penentuan strategi yang terbaik, dilakukan
pemberian bobot nilai terhadap tiap unsur SWOT berdasarkan tingkat kepentingan. Bobotnilai yang diberikan berkisar antara 1 - 5. Matrik identifikasi,
skoring dan arahan pengelolaan tertera pada Tabel 16:
87
Tabel 16 . Identifikasi, skoring, dan arahan pengelolaan perikanan karang di Kepulauan Ayau
Kode Identifikasi SWOT
Skor Kemungkinan Pengelolan
Kekuatan Strenght
S1 Memiliki potensi ikan karang yang
cukup besar 5
Mengelola perikanan tangkap secara berkelanjutan
S2 Eksploitasi sumberdaya ikan
karang dilakukan dengan beragam alat
3 Pengembangan teknologi
penangkapan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
S3 Sumberdaya manusia tersedia
dalam jumlah besar 4
Peningkatan kualitas SDM S4
Hamparan terumbu karang yang luas dan dalam kondisi yang relatif
baik 4
Pengelolaan karang berbasis masyarakat
S5 Adanya kearifan lokal dalam
mengelola sumberdaya yang ada disekitarnya
3 Peningkatan peran kearifan
lokal dalam pengaturan kehidupan masyarakat
Kelemahan W
W1 Alat tangkap masih tradisional
4 Penyediaan bantuan sarana
penangkapan ikan dan pelatihan W2
Nelayan lemah dalam managemen usaha serta permodalan
4 Perkuatan kelembagaan
nelayan melalui koperasi W3
Ukuran kapal kecil dan sebahagian besar masih
menggunakan layar 3
Modernisasi unit penangkapan W4
Prasarana penangkapan ikan dan transportasi sangat minim
4 Pengembangan lembaga
keuangan formal atau non- formal di tingkat kecamatan
Peluang O
O1 Peningkatan permintaan pasar
lokal, regional dan internasional cukup tinggi untuk komoditas ikan
karang 4
Inventarisasi dan identifikasi permintaan pasar
O3 Sudah terbentuknya jaringan
pemasaran komoditas perikanan untuk lokal, regional dan
internasional 3
Koordinasi antar lembaga terkait dalam merespon informasi
peluang pasar
O4 Banyaknya minat dari dunia usaha
untuk mengembangkan perikanan karang
5 Memberikan fasilitas dan
kemudahan usaha
O5 Adanya concern pemerintah pusat
terhadap pengembangan pulau- pulau kecil perbatasan
4 Identifikasi potensi daerah dan
peluang pengembangannya
88
Tabel 16. lanjutan Kode
Identifikasi SWOT Skor
Kemungkinan Pengelolaan
Ancaman T
T1 Praktek penangkapan ikan karang
yang didominasi kegiatan yang bersifat destruktif.
5 Pengawasan dan rehabillitasi
T2 Pemahaman masyarakat
terhadap lingkungan yang masih rendah
4 Pengawasan dan pelibatan
masyarakat
T3 Adanya potensi konflik yang besar
terutama dengan nelaya-nelayan dari Negara lain
4 Pengawasan dan koordinasi
melalui kerjasama ekonomi dengan negara-negara
perbatasan
T4 Terjadinya pergeseran nilai-nilai
budaya lokal dalam pengelolaan sumberdaya perikanan akibat
hubungan kerjasama dengan nelayan dari negara lain
3 Pengawasan dan penertiban
Keterangan :
Nilai 1 = tidak penting Nilai 4 = berarti penting
Nilai 2 = berarti sedikit penting Nilai 5 = berarti sangat penting
Nilai 3 = berarti cukup penting Setelah masing-masing unsur SWOT diberi bobotnilai, maka kemudian
unsur-unsur tersebut dihubungkan keterkaitannya untuk memperoleh beberapa alternatif strategi SO, ST, WO, WT seperti pada Tabel 17. Alternatif-alternatif
tersebut menghasilkan rangking alternatif strategi. Strategi dengan ranking tertinggi merupakan alternatif strategi yang diprioritaskan untuk dilakukan.
Strategi yang dihasilkan terdiri dari beberapa alternatif strategi. Untuk menentukan prioritas strategi yang harus dilakukan, maka dilakukan
penjumlahan bobot yang berasal dari keterkaitan antara unsur-unsur SWOT yang terdapat dalam suatu alternatif strategi. Jumlah bobot tadi kemudian akan
menentukan ranking prioritas alternatif strategi pengelolaan sumberdaya alam yang ada di Kepulauan Ayau dan sekitarnya Tabel 17.
89
Tabel 17. Analisis keterkaitan antar unsur SWOT No.
Unsur SWOT
Keterkaitan Jumlah
Bobot Strategi SO
1. SO1
Pemanfaatan potensi ikan karang secara optimal:
S1,S2,S4,S5, O1,O3,05 26
2. SO2
Pengembangan iklim usaha yang kondusif S1,S3,O1,O3,O4,O5
25 Strategi ST
3. ST2
Pembinaan kelembagaan masyarakat S3,S5,T2,T3,T5
18 4.
ST 3 Pengelolaan Perikanan Karang yang
Berwawasan Lingkungan S1,S2,S4, S5, T1,T2,T4
27 Strategi WO
5. WO1
Modernisasi dan motorisasi unit penangkapan
W1,W3,O4,O5 16
6. WO2
Pengembangan sistem usaha pola inti-rakyat PIR
W2, O1,O3,O4,O5 20
7. WO3
Perbaikan infrastruktur perdagangan dan perhubungan
W4, O1,O2,O4,O5 17
Strategi WT 8.
WT1 Pengelolaan sumberdaya berbasis
masyarakat : W2, T3,T4
11
Berdasarkan matriks di atas, terlihat adanya 8 delapan alternatif kegiatan pengelolaan perikanan karang di Kepulauan Ayau. Berikut urutan prioritas
kedelapan alternatif tersebut: 1 Pengelolaan perikanan karang yang berwawasan lingkungan
2 Pemanfaatan potensi ikan karang secara optimal 3 Pengembangan iklim usaha yang kondusif
4 Pengembangan sistem usaha pola inti-rakyat PIR 5 Pembinaan kelembagaan masyarakat
6 Perbaikan infrastruktur perdagangan dan perhubungan 7 Modernisasi dan motorisasi unit penangkapan
8 Pengelolaan sumberdaya berbasis masyarakat
90
5.4 Strategi Pengelolaan Perikanan Karang Secara Berkelanjutan