Metode Penangkapan yang Tidak Destruktif 1 Hand line

56 4 Senapan Salah satu teknologi penangkapan ikan yang tergolong tradisional untuk melakukan penangkapan ikan karang adalah senapan ikan. Alat ini dibuat dari bahan kayu yang dibentuk layaknya senapan. Konstruksi utama alat ini terdiri badan senapan, pelatuk dan tombak. Badan senapan merupakan bagian terbesar dari alat ini yang berfungsi sebagai tempat melekatnya pelatuk serta tempat pemasangan tombak yang siap ditembakkan ke arah ikan. Agar memudahkan penembakan ikan maka disediakan bagian pelatuk tepat di depan gagang senapan. Sebagai tombak digunakan material yang terbuat dari besi berdiameter sekitar 2 mm. Tombak dibentuk sedemikian rupa sehinggga pada bagian ujungnya berbentuk seperti mata kail sehingga ikan yang tertangkap tidak dapat melepaskan diri. Pada saat ditembakkan, tombak tetap terkait dengan badan senapan karena adanya tali yang menghubungkan kedua bagian konstruksi tersebut. Penangkapan dengan senapan dilakukan pada pagi hari. Operasi penangkapan ikan dengan senapan dimulai dengan kegiatan pengintaian ikan yang menjadi target penangkapan. Pengintaian dilakukan dengan cara menyelam tanpa menggunakan kompresor. Setelah ikan target terlihat maka pelatuk segera ditarik. Kondisi ikan yang tertangkap dengan alat ini pasti memiliki cacat pada bagian tubuhnya sehingga tidak direkomendasikan sebagai alat tangkap ikan karang yang baik.

5.1.1.2 Metode Penangkapan yang Tidak Destruktif 1 Hand line

Pancing tergolong alat tangkap ikan karang yang paling umum digunakan. Alat ini pada dasarnya terdiri atas beberapa komponen utama, yaitu 1 roller, 2 tali pancing, 3 swivel optional, 4 pemberat 5 kail Gambar 15. Roller berfungsi sebagai wadah untuk menggulung tali pancing agar tidak kusut saat dioperasikan. Roller terbuat dari kayu atau tripleks yang dibentuk sedemikian rupa hingga menyerupai huruf “H”. Namun nelayan juga sering memakai roller yang terbuat dari plastik yang banyak terdapat di toko-toko perlengkapan laut. Bahan tali pancing yang digunakan umumnya terbuat dari bahan nylon monofilament berwarna putih dengan ukuran nomor 200. Untuk setiap unit pancing ulur nelayan menggunakan panjang tali yang bervariasi antara 50-100 m. 57 Pemberat berfungsi memberikan gaya berat pada alat tangkap sehingga mata pancing dapat ditenggelamkan sesuai kedalaman yang diinginkan. Bahan pemberat terbuat dari timah Pb dengan berat perbuahnya berkisar antara 100- 200 gr. Bentuk pemberat umumnya seperti peluru yang pada bagian tengahnya terdapat lubang berdiameter sekitar 3 mm. Mata pancing terletak menyatu dengan pemberat dan diletakkan dibagian bawah pemberat. Bahan mata pancing yang umum digunakan adalah besi baja dengan ukuran mata 7,8 dan 9. Pada saat pemasangan umpan sedapat mungkin mata pancing terlindung oleh umpan. Jenis umpan yang dipakai biasanya terdiri atas ikan-ikan berukuran kecil seperti kembung Rastrelliger sp dan selar Caranx sp. Gambar 15. Konstruksi pancing ulur yang digunakan nelayan Ayau. Operasi penangkapan ikan dengan pancing ulur umumnya dilakoni oleh 1-2 orang nelayan. Kegiatan penangkapan kerapu Epinephelus sp maupun napoleon C. undulatus biasanya dilakukan pada pagi hingga menjelang malam. Ilustrasi operasi penangkapan dengan pancing ulur disajikan pada gambar berikut: 58 Gambar 16. Ilustrasi pengoperasian pancing ulur. 2 Pancing tonda Pada umumnya pancing tonda dioperasikan di sekitar permukaan untuk menangkap ikan-ikan pelagis besar. Namun di Kepulauan Ayau, dengan melakukan modifikasi konstruksi maka alat tangkap ini dapat digunakan untuk menangkap ikan-ikan karang. Penggunaan pancing tonda sebagai alat tangkap ikan karang pertama kali diperkenalkan oleh pengusaha dari Hongkong pada Tahun 1998. Hingga saat ini trend penggunaan pancing tonda terus mengalami peningkatan. Seperti halnya pancing tonda di daerah lainnya di Indonesia, konstruksi pancing tonda terdiri atas 8 delapan bagian, yaitu: 1 tali utama, 2 tali cabang, 3 mata pancing, 4 umpan buatan, 5 pemberat, 6 swivel, 7 gulungan dan 8 tali pancing Gambar 17. Keunikan pancing tonda di Ayau terletak pada konfigurasi pemberat yang digunakan yang dipadukan dengan metode operasi yang tepat sehingga umpan dapat mencapai kedalaman yang dinginkan. Deskripsi pancing tonda yang digunakan di Kepulauan Ayau disajikan pada Tabel 11. 59 Tabel 11. Deskripsi pancing tonda yang digunakan nelayan Kepulauan Ayau Komponen konstruksi Bahan Dimensi Tali utama PA monofilamen nomor 600-800 Panjang 200 m Tali cabang PA monofilamen nomor 300-500 Panjang 75-100 cm Swivel Stainless steel Pemberat Timah 1,5-2,5 kg Mata pancing Besi baja Nomor 8-10 Tali pegangan Kawat baja Panjang 50-100 m Gambar 17. Konstruksi pancing tonda di Kepulauan Ayau Tali pancing diletakkan disamping kapal menggunakan alat bantu joran yang panjangnya sekitar 5 m dengan diameter 4-5 cm. Untuk mengatur panjang pendeknya tali pancing digunakan kumparan yang terbuat dari stainless steel. Untuk setiap pengoperasian pancing tonda umumnya digunakan 2-4 tali pancing tergantung jumlah ABK yang mengikuti operasi penangkapan. Pengoperasian pancing tonda oleh nelayan Ayau menggunakan umpan buatan maupun umpan yang berasal dari potongan ikan. Umpan buatan terbuat 60 dari plastik yang berbentuk rumbai-rumbai dengan satu atau beberapa kombinasi warna. Warna yang dipilih umumnya berwarna cerah atau cenderung transparan. Ukuran umpan tergantung nomor mata pancing yang digunakan. Semakin besar ukuran mata pancing maka ukuran umpan yang dipakai semakin besar. Sebagai gambaran, untuk ukuran mata pancing nomor 10 maka ukuran umpan yang dipakai adalah 2,5 – 5 cm. Adapun untuk ukuran mata pancing nomor 9 maka digunakan umpan berukuran 6,5 cm. Saat pengoperasian kapal tonda menarik pancing dengan cara berputar disekitar wilayah perairan karang fishing ground. Kecepatan kapal saat menarik pancing berkisar antara 2-3 knot, sehingga pancing berada pada kolom perairan namun tidak sampai menyentuh karang. Operasi dilakukan pada pagi hari. Ilustrasi tentang pengoperasian pancing tonda dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 18. Ilustrasi pengoperasian pancing tonda. 3 Jaring insang dasar Jaring insang merupakan alat tangkap yang berbentuk persegi panjang dan dibentuk oleh beberapa komponen konstruksi seperti jaring, tali temali, pelampung dan pemberat Gambar 19. Spesifikasi jaring insang yang digunakan nelayan Ayau disajikan pada tabel berikut: 61 Tabel 12. Spesifikasi jaring insang di Kepulauan Ayau Deskripsi Rincian Komponen konstruksi Panjang Dalam Mesh size Bahan Pelampung Pemberat Jarak antar pelampung Jarak antar pemberat Diameter tali ris atas Jangkar : : : : : : : : : : 30-35 m 4-8m 2-2,5 inci PA multifilamen Karetstyloform Timah dan batu 0,4 m 0,75 m 5 mm Kayu Jumlah jaring 1-2 pis Jumlah nelayan 2-3 orang Gambar 19. Konstruksi jaring insang dasar di Kepulauan Ayau. Operasi penangkapan dengan menggunakan alat tangkap ini hanya dilakukan pada malam hari, yaitu antara jam 17.00-05.00. Secara umum ada 4 empat tahap kegiatan dalam operasi penangkapan, yaitu 1 pencarian fishing ground, 2 penurunan jaring, 3 pengecekan dan 4 penarikan jaring. Tahap penurunan jaring dimulai dengan penurunan pelampung tanda yang dikuti dengan badan jaring hingga perendaman alat tangkap selama sekitar 6-7 jam. Setelah direndam alat tangkap dicek untuk memastikan adanya hasil tangkapan. Biasanya kegiatan ini dilakukan antara jam 23.00-24.00 WITA. Setelah dicek jaring diturunkan kembali untuk selanjutnya diangkat pada pagi hari. Tipe operasi jaring insang yang dipakai untuk menangkap ikan karang adalah set gillnet sehingga pada tahap awal dan akhir penurunan jaring diikutkan pula 62 pemasangan jangkarpemberat yang memungkinkan alat tangkap tetap berada pada posisi semula. Gambar 20. Ilustrasi pengoperasian jaring insang dasar.

5.1.2 Sumberdaya Ikan Karang di Kepulauan Ayau