Metode Penangkapan Ikan Keadaan Umum Perikanan Kepulauan Ayau .1 Potensi Sumberdaya Perikanan

Tabel 9. Periodisasi penangkapan ikan di wilayah Kepulauan Ayau Musim Bulan Keterangan Angin Selatan Wam brawe Juli- Agustus Dapat melaut, hasil tidak banyak karena masih ada pengaruh angin timur Angin Barat Laut WAm barek September- Desember Musim banyak ikan yang diawali pada akhir bulan September Angin Barat Wam meres Desember Ikan mulai sulit diperoleh Angin Utara Wam sios Januari-Maret Ikan Sulit diperoleh Angin Timur Wam urem April-Juni Angin sangat keras, perolehan ikan sedikit bahkan tidak dapat melaut

4.6.2 Metode Penangkapan Ikan

Potensi sumberdaya laut Kepulauan Ayau yang didominasi komoditas ikan karang berpengaruh terhadap variasi metode penangkapan yang digunakan oleh nelayan. Ada sembilan metode penangkapan yang umumnya digunakan oleh nelayan di Kepulauan Ayau, yaitu 1 potasium, 2 akar bore, 3 pancing ulur, 4 pancing tonda, 5 bubu, 6 jaring insang 7 senapan ikan, 8 jerat dan 9 tombak. Dari keseluruhan jenis alat tangkap tersebut hanya jerat dan tombak yang tidak digunakan oleh nelayan sekitar untuk menangkap ikan karang. Berikut penjelasan teknologi penangkapan ikan yang digunakan oleh nelayan di Kepulauan Ayau untuk menangkap komoditas selain ikan karang. Penjelasan tentang ikan karang disajikan pada Bab 5. 1 Jerat Jenis alat tangkap ini spesifik digunakan nelayan untuk menangkap lobster. Dalam istilah lokal alat ini sering disebut denm amos. Dalam sistem klasifikasi alat tangkap, jerat dapat digolongkan ke dalam kelompok perangkap. Konstruksi alat ini sangat sederhana, hanya terdiri atas penjerat dan pegangan Gambar 3. Penjerat terbuat dari tali yang kuat namun lentur. Biasanya nelayan menggunakan nylon PA no 200-400 sebagai bahan penjerat. Panjang nylon yang digunakan untuk satu unit penjerat berkisar antara 40-60 cm. Tali penjerat direkayasa agar dapat diulur dan dikerutkan. Sifat penjerat yang dapat bergerak secara fleksibel dimaksudkan untuk menjerat badan lobster saat gagang ditarik. Material gagang yang digunakan relatif bervariasi tergantung ketersediaan bahan. Berdasarkan pengamatan di lapangan jenis material yang paling banyak digunakan nelayan sebagai gagang adalah bambu dan ranting mangrove Rhyzophora sp . Teknik pengoperasian jerat relatif sederhana. Kegiatan penangkapan dimulai dengan pencarian lobster di perairan. Proses pencarian dilakukan dengan cara menyelam tanpa menggunakan kompresor. Kegiatan penangkapan lobster umumnya dilakukan pada pagi hingga sore hari, yaitu pukul 08.00-17.00 WITA. Untuk mensukseskan kegiatan penangkapan lobster digunakan alat bantu berupa kaca molo. Alat ini berfungsi melindungi mata nelayan agar dapat melihat dengan jelas di dalam air. Operasi penangkapan lobster dengan jerat dimulai dengan pencarian keberadaan lobster di perairan. Tidak ada indikator baku yang digunakan oleh nelayan untuk menemukan keberadaan lobster. Nelayan biasanya melakukan pencaharian disekitar wilayah karang atau yang bersembunyi di balik karang. Saat keberadaan lobster telah diketahui, alat tangkap akan diseret sampai setengah badan lobster masuk ke tali penjerat. Setelah proses tersebut sukses dilakukan, gagang penjerat ditarik dengan cepat. Lobster yang tertangkap selanjutnya ditaruh dalam kotak yang terbuat dari fibreglass kapasitas 180 liter yang telah diisi air laut agar lobster dapat bertahan hidup. Kegiatan penangkapan lobster umumnya dilakukan oleh 1-2 orang nelayan. Sarana yang digunakan nelayan untuk melakukan penangkapan adalah perahu kayu tanpa motor. Sering pula ditemukan adanya nelayan yang melakukan penangkapan secara berkelompok sebanyak 4-5 orang. Nelayan - nelayan tersebut umumnya melakukan penangkapan selama 5-6 hari dengan menggunakan perahu motor Jonson 15 PK berdimensi panjang 13-15 m, lebar 2- 2,5 m dan dalam 1,25-2 m. Gambar 3. Konstruksi jerat yang digunakan nelayan di Kepulauan Ayau. 2 Tombak Jenis tombak yang digunakan nelayan di Ayau dapat dibagi menjadi dua yaitu, arsyam dan aria. Alat-alat ini digunakan khusus untuk menangkap cacing laut dan gurita. Dilihat dari segi konstruksinya, arsyam dapat dikelompokkan alat tangkap lain-lain dalam sistem klasifikasi alat tangkap di Indonesia. Aria dalam sistem klasifikasi Indonesia termasuk dalam kelompok alat pengumpul kerang dan rumput laut Gambar 4. Kedua jenis alat tangkap yang disebutkan di atas umumnya dioperasikan oleh wanita. Operator alat tangkap yang didominasi wanita disebabkan relatif mudahnya menangkap cacing laut dan gurita. Baik cacing laut maupun gurita dengan mudah ditangkap pada saat air surut di tepi pantai. Aria terbuat dari batang kayu yang pada ujungnya dibentuk celah yang berfungsi sebagai penjepit. Pengoperasian alat ini dilakukan dengan cara menekan pasir sampai cacing terjepit pada bagian ujung alat. Arsyam terbuat dari kawat berjumlah 3-4 buah. Pada bagian ujung arsyam dibuat semacam kait. Pengoperasian arsyam serupa dengan pengoperasian tombak, yaitu menancapkan ujung alat pada bagian tubuh gurita. Keterangan: A. Arsyam B. Aria Gambar 4. Konstruksi tombak yang digunakan nelayan di Kepulauan Ayau

4.6.3 Penanganan dan Pengolahan Pascapanen