68
Analisis potensi dengan menggunakan model Schaefer pada komoditas kerapu Epinephelus sp menunjukkan nilai intercept a sebesar 6,5583 dan
nilai slope b sebesar –0,00035. nilai dugaan potensi lestari kerapu Epinephelus sp di Kepulauan Ayau sebesar 30063,0867 kg dengan upaya optimal sebesar
9.168 trip Gambar 28.
Gambar 28. Potensi kerapu Epinephelus sp di Kepulauan Ayau.
5.1.3 Kondisi Ekosistem Terumbu Karang
Terumbu karang yang terdapat di wilayah Kepulauan Ayau tergolong jenis terumbu karang tepi fringging reef. Jenis karang yang dominan di
temukan di wilayah ini berasal dari genus Acropora, Montipora, Porites dan Galaxea.
Penilaian terhadap kondisi ekosistem terumbu karang di wilayah Kepulauan Ayau dilakukan dengan cara wawancara dengan informan yang telah
melakukan kegiatan penangkapan ikan karang sejak tahun 1990 yang selanjutnya dikonfrontir dengan hasil citra satelit yang diperoleh dari PT. Sinar
Sakti Nusaraya tahun 2002. Berdasarkan hasil wawancara,
mayoritas responden 60
mengatakan bahwa kondisi ekosistem terumbu karang di Kepulauan Ayau relatif dalam kondisi baik jika dibandingkan awal tahun 1990 hingga 1993 Lampiran
14. Semakin membaiknya kondisi ekosistem terumbu karang diindikasikan dengan berkurangnya luasan karang mati yang ditemukan saat melakukan
penangkapan ikan karang serta mulai tumbuhnya karang-karang yang patahrusak di beberapa area Kepulauan Ayau. Terjadinya degradasi ekosistem
3.000 6.000
9.000 12.000
15.000 18.000
21.000 24.000
27.000 30.000
33.000
2.000 4.000
6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000 18.000 20.000
Effort trip Produksi kg
Eopt =9.168 trip; Produksi MSY = 30,063,0867 kg
C = 6,5583 E-0,00035 E2
2004
2003 2002
2000 2001
69
terumbu karang pada awal dekade 90-an diakibatkan penggunaan racun sianida untuk melakukan penangkapan napoleon C. undulatus yang dilakukan oleh
perusahaan Grevis serta akibat maraknya kegiatan pengeboman ikan yang dilakukan oleh nelayan dari Ternate.
Semakin membaiknya kondisi ekosisitem terumbu karang di Kepulauan Ayau juga diperkuat dengan hasil analisis citra Landsat_TM 7 serta pengamatan
lapangan dengan menggunakan metode Manta Tow yang dilakukan oleh PT. Sinar Sakti Nusaraya pada tahun 2001.
Berdasarkan data Distribusi spasial kawasan terumbu karang yang dilakukan dengan menggunakan data Citra Satelit Landsat_TM 7 dengan
kombinasi komposit kanal 321, 421, dan 542 RGB yang selanjutnya diolah dengan menggunakan model Lyzengga diketahui bahwa ada 6 enam kelas
penutupan dasar perairan di Kepulauan Ayau yaitu kelas karang mati, karang hidup, lamun, karang campur pasir, darat, dan pasir Gambar 29 dan Tabel 13.
Pada hasil klasifikasi citra Landsat_TM 7 tahun 2001, menunjukkan
bahwa terumbu karang hidup yang ditandai dengan Biru Muda mempunyai
luasan sebesar 81.9381 km
2
dan masih kelihatan baik serta penyebarannya merata di semua wilayah pulau. Pada hampir seluruh bagian pulau, terlihat
terumbu karang hidup menyebar dan menyusuri dangkalan pasir, sehingga penampakaan terumbu karang sangat jelas karena kondisi dasar perairan yang
relatif dangkal dan landai sehingga sebaran terumbu karang sangat mudah dilihat.
Penampakkan terumbu karang mati, yang ditandai dengan warna Merah
dengan luasan sebesar 17.2935 km
2
serta juga tersebar merata di semua wilayah pulau. Kerusakan terumbu karang umumnya disebabkan oleh pengaruh
hantaman ombak dan terutama terlihat sepanjang pinggir terumbu karang yang berhadapan dengan laut. Sementara itu pola kerusakan terumbu karang yang
terdapat pada bagian dalam umumnya disebabkan oleh karena pemakaian bahan yang merusak lingkungan seperti potasium dan bom.
70
a b
c d
Sumber: Sinar Sakti Nusaraya, 2002 Gambar 29. Hasil citra satelit Landsat_TM di Kepulauan Ayau: a komposit 321;
b komposit 421; c komposit 542; d model Lyzengga
Tabel 13. Luasan hasil klasifikasi citra Landsat_TM Kepulauan Ayau
No. K e l a s
Luas km
2
1. Karang mati
17.2935 2.
Karang hidup 81.9381
3. Karang + pasir
92.3445 4.
Lamun 94.8519
5. Pasir
175.3434 6.
Darat 11.1456
T o t a l 472.917
71
Pengamatan lapangan yang dilakukan dengan menggunakan metode “Manta Tow” pada 5 distrik di Kepulauan Ayau memperlihatkan bahwa persen
penutupan karang hidup rata-rata diatas 60 . Persentase penutupan karang hidup ditemukan di Distrik Reni dan Dorekhar dengan persentase mencapai 70
Tabel 14. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, kondisi terumbu karang di Kepulauan Ayau dapat dikategorikan sangat baik. Kerusakan yang terjadi
pada beberapa wilayah lebih disebabkan fenomena alamiah meskipun masih ada kerusakan yang disebabkan penggunaan bahan peledak dan potasium dalam
penangkapan ikan serta pengambilan batu karang oleh penduduk untuk bahan bangunan.
Tabel 14. Persen penutupan karang dengan Metode Manta Tow di Kepulauan Ayau
Coral Cover No
Lokasi Tow Hidup
Mati Soft
1. Desa Rutum
65 10
25 2.
Desa Reni 70
10 20
3. Desa Meosbekwan
60 25
15 4.
Desa Dorehkar 70
15 15
5. Desa Jenkawir
65 15
10
5.1.4 Stakeholder yang Terlibat dalam Pengelolaan Perikanan Karang