Sebagai suatu organisme perairan, ikan karang memiliki karakteristik spesifik yang bisa dibedakan dengan kelompok ikan lain seperti ikan pelagis dan
demersal. Asoasiasi yang terjadi antara karang sebagai tempat hidup dengan ikan karang sebagai “penghuni” sangatlah tinggi. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Bell et al 1985 dalam Putranto 1994 ditemukan adanya korelasi positif antara penutupan karang hidup dengan kelimpahan dan
keanekaragaman ikan di terumbu karang. Dalam konteks pemanfaatan sumberdaya, hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa penggunaan
alat tangkap yang destruktif justru akan berdampak pada penurunan kuantitas ikan karang di wilayah tersebut pada masa yang akan datang.
Kerugian akibat penggunaan alat tangkap desktruktif jika dikonversi dalam bentuk uang cukup besar. Hasil estimasi bank dunia menunjukkan
bahwa, Indonesia akan mengalami kerugian sekitar sekitar US 46 juta dalam kurun waktu empat tahun apabila penggunaan racun skala besar dalam
penangkapan ikan tidak diatasi. Kerugian tersebut akan bertambah sebesar US 86.000 km
2
jika penggunaan bahan peledak tidak dihentikan. Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, maka rumusan masalah
yang ingin diungkapkan penulis adalah bagaimana merancang suatu strategi pengelolaan sumberdaya perikanan karang yang berkelanjutan di Kepulauan
Ayau melalui pendekatan optimasi pemanfaatan sumberdaya serta pemeliharaan dan peningkatan daya dukung lingkungan tanpa menapikkan kearifan lokal yang
berkembang di masyarakat.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: 1
Menentukan indeks keberlanjutan pengelolaan sumberdaya perikanan karang di Kepulauan Ayau, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Irian Jaya Barat.
2 Menentukan arah dan prioritas strategi pengelolaan sumberdaya perikanan
karang di Kepulauan Ayau, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Irian Jaya Barat.
1.4 Manfaat Penelitian
Keluaran yang dihasilkan dari penelitian ini adalah strategi kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan karang untuk pemanfaatan berkelanjutan.
Penelitian ini memiliki arti strategis karena dilakukan di salah satu kepulauan terluar Indonesia yang banyak dihadapkan pada polemik ketidak jelasan format
pengelolaan wilayah. Oleh sebab itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai masukan oleh para pengambil kebijakan di tingkat pusat maupun daerah dalam rangka pengelolaan potensi sumberdaya perikanan di
wilayah kajian. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan referensi pembanding yang mungkin dapat menstimulasi penelitian-penelitian
selanjutnya
.
1.5 Kerangka Pemikiran
Pulau-pulau kecil perbatasan memiliki peran strategis dalam pembangunan mengingat letaknya yang berbatasan dengan negara lain. Kondisi
saat ini menunjukkan bahwa keberadaan pulau-pulau kecil perbatasan kurang mendapat perhatian pemerintah, bahkan kebanyakan dari pulau-pulau tersebut
menjadi daerah terisolasi. Peristiwa lepasnya Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi pemerintah yang
mengabaikan pengembangan pulau-pulau kecil di wilayah perbatasan. Pengembangan pulau-pulau kecil seyogyanya menjadikan potensi dan
karakteristik wilayah sebagai pertimbangan utama. Menurut Dahuri 1998, salah satu potensi yang banyak ditemukan di pulau-pulau perbatasan yang
memiliki nilai strategis untuk dikembangkan adalah potensi sumberdaya perikanan karang.
Pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan haruslah meninggalkan pola-pola yang hanya bersifat ekstraktif belaka. Pengelolaan merupakan kata
kunci yang harus diperhatikan untuk mencegah dampak negatif dari pemanfaatan sumberdaya yang cenderung ekstraktif. Dalam konteks perikanan
global, pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan seyogyanya mengacu pada “Code of Conduct for Responsible Fisheries “ FAO, 1995, yaitu
pemanfaatan sumberdaya perikanan yang ramah terhadap lingkungan serta memperhatikan aspek kelestarian sumberdaya. Secara nyata terkandung
pemahaman bahwa pemanfaatan sumberdaya perikanan haruslah dilakukan secara terkendali dan bijaksana sehingga menjamin kepentingan generasi saat
ini maupun generasi masa depan berkelanjutan. Untuk sampai pada kondisi ideal, yaitu pengelolaan sumberdaya
perikanan yang berkelanjutan diperlukan strategi-strategi khusus. Strategi pengelolaan yang dibuat selayaknya mencerminkan perpaduan antara
ekspektasi masyarakat dan kepentingan otoritas pengambil kebijakan. Rancangan strategi tersebut merupakan hasil identifikasi mendalam mengenai
kondisi pengelolaan sumberdaya yang telah ada berikut permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah perbaikan corrective action yang akan
diterapkan berdasarkan parameter-parameter yang ada.
Gambar 1. Diagram alir strategi pengelolaan sumberdaya perikanan karang untuk pemanfaatan berkelanjutan.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsepsi Strategi