IV. KEADAAN UMUM LOKASI 4.1. Letak dan Luas
TPMI didasarkan atas Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor.1Kpts-II1998 tanggal 5 Januari 1998 tentang perubahan fungsi sebahagian
kawasan hutan lindung dan hutan produksi yang terletak di kelompok hutan Seulawah Agam seluas ± 6.300 Ha dan menetapkannya sebagai TPMI. Secara
geografis terletak antara 05° 25´15 - 05° 26´ 30 lintang utara dan 95° 38´ - 95° 47 bujur timur. Menurut adminstrasi pemerintahan termasuk dalam Kecamatan
Seulimum Kabupaten Aceh Besar dan Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie Nanggroe Aceh Darussalam. Sedangkan menurut wilayah pemangkuan hutan
termasuk ke dalam Resort Polisi Hutan RPH Saree, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan BKPH Seulimum, Dinas Kehutanan Aceh Besar dan Dinas
Kehutanan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Dinas Kehutanan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 1995.
4.2. Topografi
Keadaan topografi TPMI pada umumnya berbukit – bukit dengan ketinggian 50 – 1800 m dpl. Penyebaran kelas lereng di areal TPMI terbesar 15 – 25 yang
meliputi 44,5 dari luas seluruh areal dan tersebar merata hampir di seluruh areal. Lereng sangat curam 40 menyusun sekitar 14,5, landai sekitar 8 dan datar
14 dari luas areal keseluruhan. Menurut klasifikasi Scmidht dan Ferguson, TPMI termasuk kedalam tipe iklim
B. Hasil pencatatan stasiun klimatologi Indrapuri Kabupaten Aceh Besar rata-rata curah hujan selama lima tahun 1994 – 1998 sebesar 1431,7 mm per tahun
dengan jumlah hari hujan sebanyak 135 hari hujan pertahunnya. Curah hujan tertinggi sebagian besar terjadi di bagian barat TPMI terutama disekitar gunung
Seulawah Agam dan Seulawah Inong, berkisar antara 1750 – 2000.Temperatur udara minimum 22° C dan maksimum 30° C Dinas Kehutanan Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam 1995.
41
4.3. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat
4.3.1. Penduduk Penduduk yang bermukim di sekitar TPMI pada umumnya suku Aceh.
Penduduk yang terdekat dan mempunyai akses langsung ke TPMI adalah desa Saree Aceh dan desa Suka Mulia Tabel 6. Secara keseluruhan jumlah penduduk di
sekitar kawasan TPMI kecil, suatu jumlah yang secara fisik masih di bawah ambang ancaman langsung terhadap keberadaan TPMI. Namun, jumlah penduduk yang
relatif sedikit juga merupakan kendala untuk pengembangan tahura di masa yang akan datang.
Tabel 6 Jumlah penduduk di Kecamatan Lembah Seulawah pada tahun 2003
No Nama Gampong
Jumlah Penduduk laki-laki Perempuan
Total 1.
Panca 172
156 110
2. Panca Kubu
55 87
63 3.
Lamkubu 118
124 242
4. Lon Asan
248 252
500 5.
Lon Baroh 134
211 345
6. Lambaro Tunong
114 178
292 7.
Paya Keureleh 160
151 311
8. Lamtamot
658 458
1.116 9.
Suka Damai 1.027
951 1.978
10. Suka Mulia
187 186
373 11.
Saree Aceh 372
305 677
12. Teuladan
472 409
881
Sumber : Data badan pusat statistik Kabupaten Aceh Besar tahun 2003
Faktor kependudukan apabila kita melihat dari aspek sumberdaya manusia merupakan modal dasar untuk melaksanakan pembangunan. Tingginya populasi
penduduk berdasarkan data di atas, menjelaskan bahwa keadaan penduduk akan menjadi masalah apabila jumlahnya melebihi daya dukung lahan yang
menopangnya, di tambah lagi dengan penambahan penduduk ke kecamatan lembah Seulawah akibat terjadinya tsunami di Banda Aceh dan sekitarnya. Oleh karena itu
diperlukan arahan secara bijaksana agar keberadaan penduduk tidak sampai menjadi salah satu penyebab terjadinya kerusakan sumberdaya alam.
4.3.2. Mata Pencaharian
Pada umumnya masyarakat sekitar TPMI, khususnya sekitar lokasi penelitian memiliki mata pencaharian yang cukup beragam , namun sebagian besar berada di
42 sektor pertanian. Sedangkan masyarakat yang tidak memiliki lahan pertanian
berusaha mencari alternatif lain sebagai pekerja penjual jasa, seperti sopir, tukang ojek, buruh kasar, dan usaha penjualan hasil-hasil pertanian yang sudah di olah
menjadi bahan makanan. Hal ini terkait langsung dengan tingkat pendidikan masyarakat yang masih
rendah dan jumlah pertambahan penduduk yang cukup tinggi. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya pengembangan alternatif perolehan pendapatan bagi
masyarakat setempat, misalnya dengan memberdayakan potensi masyarakat melalui industri-industri kecil rumah tangga, pembuatan kerajinan tangan dan lain-
lain. Berdasarkan buku statistik Aceh Besar dalam angka tahun 1998, jumlah
penduduk Kabupaten Aceh Besar 242.240 Jiwa. Sebagian besar bermata pencaharian petani 89,4, pedagang 5,8, pegawai negeri 2,4 dan buruh
2,4, Badan Pusat Statistik Kabupat en Aceh Besar 2003
4.3.3. Tingkat Pendidikan
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Aceh Besar tahun 2003 umumnya tingkat pendidikan masyarakat di sekitar kawasan masih rendah.
Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di sekitar lokasi penelitian berhubungan dengan keadaan sosial ekonomi masyarakat.
Keberadaan sarana pendidikan di desa-desa di sekitar kawasan TPMI khususnya pada lokasi penelitian dalam upaya pengembangan sumberdaya
manusia relatif masih kurang. Sampai saat ini sarana pendidikan yang tersedia di desa Saree Aceh terdapat dua SD, sedangkan di desa Suka Mulia belum terdapat
SD, SLTP dan SMU Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Besar 2003
4.3.4. Sarana Kesehatan
Fasilitas atau sarana kesehatan yang terdapat sekitar lokasi penelitian, di desa Saree Aceh terdapat satu puskesmas dan satu polides, dengan tenaga medis
masing-masing satu orang dokter, bidang dan dukun bersalin. Sedangkan di desa Suka Mulia belum terdapat fasilitas sarana kesehatan, tetapi terdapat satu orang
bidan dan satu orang dukun bersalin. Bagi penduduk yang memerlukan perawatan
43 inap harus keluar menuju desa terdekat yang memiliki sarana kesehatan atau ke
ibukota KecamatanKabupaten Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Besar 2003
4.3.5. Agama dan Adat Istiadat
Perkembangan di bidang spiritual pada kedua lokasi penelitian dapat di lihat dari jumlah sarana peribadatan masing-masing agama. Penduduk kedua desa
tersebut pada umumnya mayoritas Islam. Masyarakat sekitar kawasan sebagian besar etnis Aceh, sedangkan masyarakat lainnya merupakan pendatang dari pulau
Jawa yang merupakan transmigrasi dan bekerja sebagai petani penggarap di sekitar kawasan TPMI.
Adat istiadat masyarakat Aceh khususnya di desa Saree Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang di miliki beragam. Tetapi di desa Saree Aceh
biasanya masyarakat petani setelah melaksanakan panen dengan sukses mereka melakukan suatu kegiatan olah raga lokal yang bernama Geudeu-geude dalam
bahasa Aceh. Geudeu-geude ini dilakukan dua pasang pemuda, bentuk olah raga ini hampir sama dengan Gulat Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Besar 2003
4.3.6. Bahasa
Bahasa yang digunakan penduduk di kedua lokasi penelitian sebagian besar berbahasa Indonesia, bahasa Aceh dan bahasa Jawa. Namun umumnya pada
sekolah-sekolah, kantor-kantor desa dan masyarakat yang berpendidikan serta pendatang menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapannya. Sedangkan
penggunaan bahasa asing sangat jarang dan bahkan hampir tidak pernah terdengar.
4.3.7. Perekonomian Daerah
Sumberdaya alam dan mata pencaharian masyarakat desa merupakan cermin potensi ekonomi dan pendapatan masyarakat desa yang bersangkutan. Mata
pencaharian dan sumber pendapatan masyarakat desa pada lokasi penelitian umumnya adalah pada sektor pertanian, sektor peternakan dan sektor perdagangan.
Pertanian. Sebagian besar masyarakat di sekitar kawasan TPMI, khususnya
di lokasi penelitian bermata pencaharian di bidang pertanian. Komoditi hasil pertanian berupa, jagung, ubi jalar, jeruk, alpukat, kacang tanah dan sayur-sayuran.
Hasil pertanian di wilayah Saree Aceh pada umumnya di pasarkan untuk pasar lokal
44 yang di olah menjadi keripik Saree, sedangkan sayur-sayuran untuk mencukupi
kebutuhan Banda Aceh dan Aceh Besar.
Peternakan. Ternak yang di pelihara di sekitar lokasi penelitan antara lain,
sapi, kambing, kerbau dan unggas. Kegiatan berternak masih dilakukan secara tradisional dan terutama untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau di jual di pasar
lokal.
Perdagangan. Masyarakat yang menekuni sektor ini terutama berjualan
minuman dan makanan ringan berupa keripik Saree dan jagung rebus untuk para wisatawan dan pengguna jalan yang melewati jalan Medan-Banda Aceh. Pada
umumnya pengguna jalan tersebut istirahat dan makan minum di desa Saree Aceh, di samping desa Saree Aceh merupakan pusat penjualan makanan, juga di daerah
ini udaranya sangat sejuk sambil menikmati pemandangan gunung Seulawah yang sangat indah. Masyarakat yang berkunjung ke tahura banyak yang istirahat dan
makan minum di desa Saree Aceh. Setelah terjadinya tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 para penjual makanan dan minuman makin ramai, karena banyak
masyarakat Banda Aceh pada umumnya yang menjadi korban tsunami yang berjualan di tempat ini.
4.4. Potensi dan Daya Tarik Obyek Wisata
Pada kawasan TPMI banyak ditemukan gejala alam yang unik dan menarik seperti gua, air terjun sungai dan alur besar. Potensi fisik lain yang menarik adalah
pemandangan yang indah dan dapat di jumpai lintasan – lintasan jelajah gajah. Peninggalan sejarah baik peninggalan Belanda maupun peningalan sejarah yang
erat kaitannnya dengan legenda masyarakat setempat seperti, bendungan dan kolam air Belanda, makam Teungku Lamcut, Mesjid Teungku Keumuruh. Pada saat
ini di TPMI telah di bangun stasiun penanggulangan dini gangguan gajah yang akan menjadi tambahan obyek wisata yang ada di TPMI.
Vegetasi yang menutup kawasan TPMI adalah hutan seluas 37,70, hutan belukar 33, hutan tanaman pinus Pinus merkusii dan acasia Acacia mangium
7,8, padang rumput 4 padang rumput dan alang-alang 9,2 serta alang-alang 8,3.
Khusus di dalam kawasan TPMI terdapat berbagai flora dan fauna yang endemik Aceh antara lain berbagai jenis tumbuhan seperti dari famili
45 Dipterocarpaceae, Pinaceae starin Aceh, Euphorbiaceae, Moraceae dan berbagai
jenis fauna seperti Gajah Elephant maximus, Monyet Macaca fasicularis, serta berbagai jenis burung Dinas Kehutanan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
1995.
4.5. Pengelolaan Kawasan