89
5.3.6.4. Kebijakan Pengembangan wisata di TPMI
-
Kebijakan umum
Pengembangan wisata dengan konsep ekowisata di kawasan TPMI adalah untuk terjaga dan terjaminnya keamanan, keutuhan dan kelestarian kawasan
untuk kepentingan koleksi tumbuhan dan satwa yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian, pendidikan, ilmu pengetahuan, penunjang budidaya dan
pariwisata agar dapat meningkatkan rasa cinta masyarakat terhadap sumberdaya alam dan dapat meningkatkan pendapatan daerah.
-
Kebijakan Khusus
1 Potensi yang ada di kawasan TPMI dapat dikembangkan menjadi obyek wisata alternatif pasca tsunami, karena semua obyek wisata pantai yang menjadi
tempat rekreasi masyarakat Banda Aceh dan sekitarnya hilang akibat tsunami. 2 Pengembangan obyek wisata di kawasan TPMI harus dikembangkan dengan
konsep ekowisata, karena ekowisata merupakan suatu konsep wisata yang berwawasan lingkungan dan bertanggung jawab.
5.3.6.5. Kegiatan yang dapat dilakukan
1 Inventarisasi dan pemahaman terhadap potensi wisata secara berkala dan terus menerus oleh pengelola dan pihak-pihak yang terlibat sehingga di peroleh data
yang benar, akurat dan detail terhadap potensi kawasan maupun ancaman akan keberlangsungan kegiatan pengembangan wisata.
2 Pengembangan masyarakat lokal kelompok pemandu wisata dan kelampok adat sehinggga pengelolaan dasar terhadap potensi obyek, pelayanan
pengunjung, perawatan terhadap insfrastruktur yang ada berjalan secara optimal dan berkelanjutan tanpa harus menunggu pihak ketiga pemerintah.
3 Pengembangan sumberdaya manusia, meliputi pelatihan-pelatihan kepada masyarakat sekitar kawasan, swasta yang meliputi bidang pemanduan,
homestay, restoran dan pembuatan souvenir yang berwawasan pada kelestarian lingkungan.
4 Pengembangan site plan dan infrastruktur yang sesuai dengan tujuan pengembangan wisata dengan konsep ekowisata sehingga pengembagan
infrastruktur tidak menjadi kendala pengelolaan di masa yang akan datang.
90 5 Pengembangan paket produk yang unik dan menarik dengan membuat berbagai
kombinasi antara potensi obyek dengan tradisi budaya dan infrastruktur yang mendukung.
6 Pengembangan alat promosi dan informasi yang di buat menarik. Alat promosi di buat beraneka macam seperti brosur, buku panduan, poster, stiker, aneka
macam souvenir kaos, gantungan kunci dan tas . Distribusi alat promosi dapat dilakukan melalui kerjasama dengan biro perjalanan wisata, hotel dan
perusahaan transportasi. 7 Pengembangan jaringan promosi nasional dan internasional melalui website
dan media masa yang mengkhususkan pada obyek wisata dan budaya yang unik baik di tingkat regional, nasional maupun internasional.
8 Pengembangan kerjasama dengan pihak swasta dan NGO nasional dan internasional dengan memperhatikan peraturan-peraturan yang fleksibel yang
dapat mendorong terciptanya arus inves tasi. 9 Pengembangan monitoring dan evaluasi, yang bertujuan untuk menciptakan
rasa bertanggung jawab pihak-pihak tekait terhadap perubahan-perubahan yang terjadi akibat kegiatan wisata. Apabila terjadi perubahan ke arah negative akibat
kegiatan pengembangan wisata, secara proaktif pihak-pihak yang terlibat langsung melakukan perubahan sedini mungkin.
5.3.7. Rehabilitasi Aceh Pasca Tsunami