Persamaan Momentum 3 Dimensi Steady State Persamaan Energi 3 Dimensi Steady State Post-processor

31 CFD. Metode yang digunakan adalah volume hingga finite volume yang dikembangkan dari metode beda hingga finite difference khusus. Pada proses solver, terdapat 3 persamaan aliran fluida yang menyatakan hukum kekekalan fisika, yaitu: 1. Massa fluida kekal kekekalan massa 2. Laju perubahan momentum sama dengan resultansi gaya pada partikel fluida Hukum II Newton

3. Laju perubahan energi sama dengan resultansi laju panas yang ditambahkan

dan laju kerja yang diberikan pada partikel fluida Hukum I Termodinamika. c. Kekekalan Massa 3 Dimensi Steady State Keseimbangan massa fluida menyatakan laju kenaikan pertambahan massa elemen fluida sama dengan laju net aliran massa ke dalam elemen fluida. Dalam bentuk persamaan dinyatakan sebagai berikut:          w w y v x u    ............................................................. 1

d. Persamaan Momentum 3 Dimensi Steady State

Persamaan momentum dikembangkan dari persamaan Navier-Strokes dalam bentuk sesuai dengan metode finite volume. Momentum x: MX S z u y u x u x p z u w y u v x u u                                  2 2 2 2 2 2   ............ 2 Momentum y: MY S z v y v x v y p z v w y v v x v u                                  2 2 2 2 2 2   ............. 3 Momentum z: 32 MZ S z w y w x w z p z w w y w v x w u                                  2 2 2 2 2 2   ........ 4

e. Persamaan Energi 3 Dimensi Steady State

Persamaan energi diturunkan dari Hukum I Termodinamika yang menyatakan bahwa : Laju perubahan energi partikel fluida = laju penambahan panas ke dalam partikel fluida ditambah dengan laju gaya yang diberikan pada partikel. Secara matematik dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut: i S z T y T x T k z w y v x u p z T w y T v x T u                                              2 2 2 2 2 2  ..... 5

f. Post-processor

1. Post-processor menampilkan hasil dari dua tahap sebelumnya. Tampilan yang disajikan meliputi: 2. Tampilan geometri domain dan grid 3. Plot vektor 4. Plot permukaan 2 dimensi dan 3 dimensi 5. Pergerakan partikel 6. Manipulasi pandangan 7. Output warna Faktor yang Mempengaruhi Kenyamanan Termal SNI, 2001 Temperatur efektif didefinisikan sebagai indeks lingkungan yang menggabungkan temperatur dan kelembaban udara menjadi satu indeks yang mempunyai arti bahwa pada temperatur tersebut respon termal dari orang pada kondisi tersebut adalah sama. Temperatur Udara Kering. a. Temperatur udara kering sangat besar pengaruhnya terhadap besar kecilnya kalor yang dilepas melalui penguapan evaporasi dan melalui konveksi. b. Daerah kenyamanan termal untuk daerah tropis dapat dibagi menjadi : 33 1. sejuk nyaman, antara temperatur efektif 20,5 C ~ 22,8 C. 2. nyaman optimal, antara temperatur efektif 22,8 C ~ 25,8 C. 3. hangat nyaman, antara temperatur efektif 25,8 C ~ 27,1 C. Emisi uap air dari badan manusia beragam dan membentuk proses pengeluaran panas yang penting menaik dengan kenaikan temperatur ruang, terutama di atas panas temperatur darah 37 o C. Kelembaban Udara Relatif. a. Kelembaban udara relatif dalam ruangan adalah perbandingan antara jumlah uap air yang dikandung oleh udara tersebut dibandingkan dengan jumlah kandungan uap air pada keadaan jenuh pada temperatur udara ruangan tersebut. b. Untuk daerah tropis, kelembaban udara relatif yang dianjurkan antara 40 ~ 70, kelembaban yang terlalu tinggi akan menyebabkan penyakit jamur, karat, dan kondensasi. Pergerakan Udara. a. Untuk mempertahankan kondisi nyaman, kecepatan udara yang jatuh di atas kepala tidak boleh lebih besar dari 0,25 mdetik dan sebaiknya lebih kecil dari 0,15 mdetik. b. Kecepatan udara ini dapat lebih besar dari 0,25 mdetik tergantung dari temperatur. Semakin besar kecepatan udara maka temperatur yang diijinkan untuk memperoleh kenyamanan semakin tinggi. Contoh dengan kecepatan udara, 0,35 mdetik, maka temperatur yang diijinkan adalah 27,2 C. Misalnya temperatur udara kering dalam ruangan berubah dari 25 C menjadi 27,2 C atau naik 2,2 C untuk mengkompensasi kenaikan temperatur ini maka kecepatan udara yang mula-mula hanya 0,15 mdetik harus dinaikkan menjadi 0,625 mdetik 34 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Jawa Barat Gambar 2. Pemilihan kampung untuk lokasi penelitian di daerah Baduy dilakukan pada kantor Desa Kanekes, yang merupakan kantor Jaro Pamarentah. Jaro Pamarentah yang bernama Jaro Dainah bertanggung jawab atas segala masalah selain masalah adat terutama untuk hubungan masyarakat Baduy dengan masyarakat luar desa Kanekes. Untuk lokasi penelitian pada Desa Kanekes, dipilih sebuah kampung yang merupakan permukiman masyarakat Baduy Dalam yaitu Kampung Cibeo. Penelitian di 35 Kampung Cibeo dan Desa Kanekes, Provinsi Banten Gambar 2. Secara geografis, Desa Kanekes terletak pada 6 o 27’27‖ - 6 o 30’ 0‖ Lintang Selatan dan 106 o 4’55‖- 108 o 3’ 9‖ Bujur Timur. Penelitian di lapangan dilakukan mulai tanggal 8 sampai dengan 11 Agustus 2008 dikarenakan ada maksimal waktu untuk tinggal di Desa Kanekes bagi para pengunjung. Pengambilan data untuk melengkapi data yang diperlukan dilakukan beberapa kali pada tahun 2009 dan 2010. Pembuatan gambar rekonstruksi dilakukan pada pertengahan Agustus 2008 sampai bulan Oktober 2008. Pembuatan model dari bangunan rekonstruksi dilakukan pada bulan Oktober 2009. Pengambilan data pada model untuk validasi data dilakukan pada tanggal 12 sampai dengan 15 November 2009 di Leuwikopo, Laboratorium Lapangan Bagian Lingkungan dan Bangunan Pertanian, Departemen Teknik Mesin Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pembuatan gambar lokasi permukiman Kampung Cibeo dengan Geographic Information System dan studi pustaka dilakukan pada tahun 2008 di Laboratory of Landscape Ecology and Management Sandwich Program, Department Environtment Ecology for Sustainability, Faculty of Agriculture, Iwate University, Japan selama empat bulan. Pengolahan data dan analisis dilakukan di Wisma Wageningen, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan Laboratorium Fluida, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan dua tahap sebagai berikut. Pada tahap pertama dilakukan penelitian pendahuluan tentang : a. Mendapatkan data sekunder tentang masyarakat Baduy b. Kemungkinan penelitian ini dapat dilaksanakan c. Mencari cara yang sesuai dan efektif untuk melakukan penelitian Penelitian pendahuluan ini penting untuk dilakukan mengingat masyarakat Baduy Dalam terkenal sangat tertutup sehingga tidak mudah untuk mendapatkan data yang diinginkan dan lokasi permukiman masyarakat Baduy Dalam sangat sulit untuk dicapai sehingga perlu penjajagan. 36 Setelah diketahui bahwa penelitian ini mungkin untuk dilakukan dan teknik yang sesuai untuk melakukan penelitian maka dilanjutkan pada penelitian tahap selanjutnya yaitu pengambilan data penelitian. Sumber Bakosurtanal 2005; skala 1 :60.000 Gambar 2 Peta Desa Kanekes 37 Kerangka Penelitian Tahapan dalam pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3. Dalam kerangka penelitian digambarkan hasil dari setiap tujuan penelitian. Gambar 3 Kerangka penelitian 1.Kajian Keberlanjutan Masyarakat Baduy Dalam Berdasarkan CSA Aspek Ekologis Aspek Spiritual Aspek Sosial Tingkat Keberlanjutan Masyarakat Baduy Dalam 2. Merekonstruksi Tata Letak, Desain Struktur Rumah Tataletak Rumah Struktur Rumah Tataletak Ruang Gambar Rumah Baduy Dalam Miniatur Rumah Baduy Dalam 3. Menganalisis kearifan lokal konsep desain rumah Baduy Dalam berdasarkan CSA Analisis desain tata letak dan rumah Analisis pengudaraan pasif bangunan Pengukuran kondisi suhu,Rh, ventilasi pada miniatur rumah Baduy Dalam Analisis desain rumah Perbandingan hasil verifikasi dengan simulasi Analisis orientasi tata letak rumah Konsep desain ekologis Simulasi kondisi suhu, Rh, ventilasi rumah Baduy Dalam Kearifan lokal konsep rumah Baduy Dalam berdasarkan CSA Tujuan Penelitian Ke Bidang Kajian Hasil X-Axis 38 Teknik Pengambilan Data Pada penelitian tahap pertama dilakukan penelitian pendahuluan berupa pengambilan data-data sekunder dari peneliti-peneliti terdahulu dan dilakukan survey pustaka mengenai topik yang diteliti baik data yang telah ada di perpustakaan, internet maupun toko buku. Selain itu pada tahap ini juga dilakukan penelitian pendahuluan tentang kemungkinan dilaksanakannya penelitian ini dan bagaimana cara pelaksanaan pengambilan data yang paling efektif dan apakah medan pada lokasi penelitian memungkinkan dilakukannya penelitian ini. Hal ini perlu dilakukan mengingat lokasi penelitian terkenal sulit untuk dicapai dan masyarakat Baduy Dalam adalah suatu masyarakat yang sangat tertutup bagi orang diluar komunitas tersebut. Penelitian pendahuluan ini dilakukan dengan cara berdiskusi dengan Kepala Desa Kanekes yaitu Jaro Pamarentah. Setelah penelitian tahap pertama dilakukan dan diketahui bahwa penelitian ini mungkin untuk dilaksanakan, medan untuk mencapai lokasi masih mungkin untuk dapat dicapai dan teknik yang memungkinkan untuk pelaksanaan pengambilan data sudah diketahui, maka dapat dilanjutkan dengan penelitian tahap kedua yaitu pengambilan data di lokasi penelitian. Pada penelitian tahap ke dua dilakukan pengambilan data untuk penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut:

a. Menentukan lokasi penelitian .