77
Pada keempat ujung bidang dinding dijepit oleh bambu yang dibelah Gambar 21. Rangka dinding tersebut diikatkan dengan tali bambu ke kolom bangunan.
Untuk rangka penguat dinding dipergunakan bambu dari jenis bambu apus. Karena tidak diperkenankan menggunakan paku maka sistem sambungan yang
mereka laksanakan hanya dengan diikat saja. Pada rumah Baduy Dalam tidak
Gambar 21 Perspektip sambungan dinding menggunakan jendela. Untuk melihat keluar rumah dari dalam hanya dibuat
lubang-lubang lolongok pada dinding bambu berukuran 2 x 3 cm di bagian muka bangunan.
e. Pintu panto
Ketinggian bangunan diukur sesuai kebutuhan penghuni rumah. Tinggi pintu dibuat setinggi pemilik rumah ditambah dengan sekitar 20 cm. Untuk
menentukan ketinggian ruang juga tergantung dari tinggi pemilik rumah ditambah 30
– 40 cm. Tinggi dinding sekitar 2 meter. Rumah Baduy Dalam hanya terdapat satu pintu masuk panto utama untuk memasuki ruang Sosoro dan satu pintu
untuk memasuki ruang Imah. Konstruksi pintu dibuat dari bambu dan ditutup dengan bilik bambu. Sedangkan kosen pintu dibuat dari kayu laban berukuran
4 x 6 cm.
f. Lantai Panggung
78
Lantai rumah menggunakan sistem panggung. Ketinggian lantai berbeda- beda sesuai dengan penting atau kurang pentingnya ruang tersebut atau hirarhi
ruang luhur-handap. Ruang Tepas dan Sosoro dibuat lebih tinggi 20 cm perletakannya dibanding ruang luar yaitu Golodog. Untuk mencapai Golodog dari
tanah harus dipergunakan taraje atau tangga kayu. Tangga terdiri minimum dari 3 anak tangga hampalan berjarak 30 cm, karena tinggi rumah dari umpak
sekitar 0,80 -1 m Permana, 1986.
Gambar 22 Konstruksi lantai Konstruksi lantai ruang Imah lebih tinggi sekitar 15
– 20 cm atau setengah jengkal dari pada lantai Tepas dan Sosoro. Lantai bangunan rumah Baduy
berjarak sekitar 0,80 – 1 m di atas tanah. Konstruksi lantai terdiri atas balok induk,
balok anak, rangka pendukung lantai serta penutup lantai Gambar 22. Konstruksi balok induk sunduk menggunakan kayu kihiang berukuran 8 x 12
cm
2
, balok anak menggunakan bambu gede dolor berukuran φ10 cm. Untuk
rangka penutup lantai dipergunakan bambu apus sarang berukuran φ 7 cm yang
dibelah yang disusun sejarak 1 -2 cm. Di atas balok penutup ini dipasang lantai bambu yang disebut palupuh. Palupuh terbuat dari bambu yang terbelah menjadi
potongan kecil-kecil. Palupuh ini berfungsi sebagai lantai bangunan. Palupuh terbuat dari bambu apus φ 7 cm yang dibelah-belah. Pada malam hari di atas
palupuh di hamparkan tikar dari anyaman bambu, hal ini dimaksudkan agar pada malam hari ruangan tidak terlalu dingin akibat aliran udara yang masuk dari lantai
79
panggung. Sebagai sambungan konstruksi lantai dipergunakan sambungan pasak dan untuk pengikat atau penguat dipergunakan tali dari bambu atau rotan.
g. Pondasi umpak