Menentukan lokasi penelitian . Mengkaji tingkat keberlanjutan masyarakat Baduy Dalam berdasarkan CSA.

38 Teknik Pengambilan Data Pada penelitian tahap pertama dilakukan penelitian pendahuluan berupa pengambilan data-data sekunder dari peneliti-peneliti terdahulu dan dilakukan survey pustaka mengenai topik yang diteliti baik data yang telah ada di perpustakaan, internet maupun toko buku. Selain itu pada tahap ini juga dilakukan penelitian pendahuluan tentang kemungkinan dilaksanakannya penelitian ini dan bagaimana cara pelaksanaan pengambilan data yang paling efektif dan apakah medan pada lokasi penelitian memungkinkan dilakukannya penelitian ini. Hal ini perlu dilakukan mengingat lokasi penelitian terkenal sulit untuk dicapai dan masyarakat Baduy Dalam adalah suatu masyarakat yang sangat tertutup bagi orang diluar komunitas tersebut. Penelitian pendahuluan ini dilakukan dengan cara berdiskusi dengan Kepala Desa Kanekes yaitu Jaro Pamarentah. Setelah penelitian tahap pertama dilakukan dan diketahui bahwa penelitian ini mungkin untuk dilaksanakan, medan untuk mencapai lokasi masih mungkin untuk dapat dicapai dan teknik yang memungkinkan untuk pelaksanaan pengambilan data sudah diketahui, maka dapat dilanjutkan dengan penelitian tahap kedua yaitu pengambilan data di lokasi penelitian. Pada penelitian tahap ke dua dilakukan pengambilan data untuk penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut:

a. Menentukan lokasi penelitian .

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka pengambilan data dilakukan di Kampung Cibeo, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Jawa Barat. Dalam penelitian ini dilakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner dari CSA dan untuk melakukan konfirmasi dan pemahaman tentang lokasi maka dilakukan survey pengamatan pada lokasi. Dasar pemilihan kampung untuk lokasi penelitian adalah kampung yang masih asli dan belum terpengaruh oleh teknologi modern pada masyarakatnya, pola perkampungannya, budaya, dan pola arsitektur bangunannya dan memungkinkan untuk disurvey. Hal yang mendasari pemilihan lokasi penelitian ini karena tujuan 39 penelitian yang utama adalah untuk mempreservasi dengan mendokumentasikan salah satu budaya milik bangsa Indonesia yang sangat bernilai agar tidak punah di masa mendatang. b. Teknik pengambilan data penelitian Data untuk penelitian ini terdiri atas data sekunder dan data primer. Untuk mendapatkan data penelitian akan dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Data sekunder antara lain peta rupa bumi skala 1 : 60.000 dari Bakosurtanal tahun 2005. Data monogram Kampung Cibeo diperoleh dari kantor Desa Kanekes. Tulisan tentang masyarakat Baduy diperoleh dari toko buku dan hasil penelitian sebelumnya. 2. Mencari data primer dilakukan dengan survey kuesioner dan pengamatan lokasi.

c. Mengkaji tingkat keberlanjutan masyarakat Baduy Dalam berdasarkan CSA.

Pada penelitian pertama untuk mengkajian tentang keberlanjutan masyarakat Baduy Dalam dipergunakan kuesioner CSA. CSA adalah alat untuk mengukur tingkat keberlanjutan suatu masyarakat dalam kerangka pikir eco- village dari GEN. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan wawancara dengan menggunakan kuesioner CSA Lampiran 1. Teknik wawancara yang digunakan adalah Focus Group Discussion FGD dengan sampel sebanyak 10 orang informan kunci. Semua informan ditetapkan dengan strategi purposif yaitu yang sungguh-sungguh mengetahui masalah yang ditanyakan pada kuesioner. Informan kunci terdiri dari pemuka adat, sesepuh kampung dan pejabat Desa Kanekes seperti Jaro Pamarentah, Jaro Tangtu, wakil Jaro Tangtu antara lain Ayah Mursid, Jaro Sami, Jaro Daenah dan Sarmidi. Teknik yang di pergunakan dalam FGD di kampung Cibeo awalnya dilakukan modifikasi dari kuesioner asli ke dalam bahasa Indonesia. Untuk pertanyaan yang sudah jelas tidak ada di lokasi penelitian tidak ditanyakan. Semua informan dikumpulkan pada satu ruangan kuesioner dipegang oleh penulis dan menanyakan seluruh pertanyaan dalam CSA dan menuliskan jawaban mereka di kuesioner. Informan yang mengetahui jawaban yang ditanyakan akan menjawab dilengkapi dengan jawaban dari 40 informan lainnya. Acuan nilai untuk aspek ekologis, sosial dan spiritual tertera pada Tabel 1. Wawancara dilakukan sampai data diperoleh lengkap dan memuaskan. Waktu pengambilan data terutama saat malam hari setelah informan sudah kembali dari ladang. Informan biasa di Kampung Cibeo adalah Arman, Sarpin, Naja, Away dan warga lainnya. Selain itu dilakukan pengamatan lokasi dengan merekam seluruh faktor yang penting dengan membuat sketsa dan catatan. Alat yang dipergunakan adalah kompas, anemometer, Global Positioning System GPS hanya di luar Kampung Cibeo.

d. Merekonstruksi tata letak, desain dan struktur rumah Baduy Dalam.