Hasil dan Pembahasan Sifat Fisis

30 Gambar 4.2 KA papan partikel Hasil analisis sidik ragam Tabel 4.1 menunjukkan bahwa waktu kempa berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 terhadap KA papan partikel, sedangkan suhu serta interaksi antara suhu dan waktu kempa tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Nilai KA papan yang dihasilkan telah memenuhi standar JIS A 5908 2003 yang mensyaratkan nilai KA berkisar antara 5-13. Tabel 4.1 Analisis sidik ragam sifat fisis papan partikel Sumber keragaman Kerapatan KA DSA PT Nilai F Sig Nilai F Sig Nilai F Sig Nilai F Sig Suhu 1.53 ns 1.51 ns 18.01 12.35 Waktu 0.78 ns 6.80 10.05 37.92 Suhu x Waktu 1.79 ns 2.89 ns 1.07 ns 0.95 ns ns tidak berbeda nyata; berbeda nyata pada selang kepercayaan 95; berbeda nyata pada selang kepercayaan 99

4.3.1.2 DSA dan PT

Nilai rerata terendah dan tertinggi untuk DSA papan partikel yang dihasilkan sebesar 76.31 dan 120.45 Gambar 4.3. Peningkatan suhu dan waktu kempa terlihat menurunkan nilai DSA papan. DSA papan yang dihasilkan masih tinggi. Winandy et al. 2007 melaporkan bahwa peningkatan waktu dan suhu pengempaan tidak menghalangi kemampuan menyerap air dari MDF. Perekat UF sebagai perekat untuk penggunaan interior Youngquist 1999 berperan terhadap tingginya nilai DSA papan yang dihasilkan. Hasil analisis sidik ragam Tabel 4.1 menunjukkan bahwa suhu dan waktu kempa menunjukkan perbedaan yang nyata pada selang kepercayaan 99 terhadap nilai DSA papan, namun interaksi antara suhu dan waktu kempa tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Hasil analisis DMRT menunjukkan bahwa suhu 120 dan 130 C menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap suhu 110 C. Sedangkan antara suhu 120 C dengan 130 C tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap nilai DSA papan. 2 4 6 8 10 12 14 110 120 130 K A Suhu C 31 Gambar 4.3 DSA papan partikel Nilai rerata terendah dan tertinggi untuk PT papan partikel yang dihasilkan sebesar 23.84 dan 41.28 Gambar 4.4. KBJ yang bersifat basa dengan nilai pH sekitar 10.2 akan menyebabkan masalah terhadap pematangan perekat UF yang berakibat pada rendahnya nilai keteguhan rekat dan sifat-sifat lain dari papan yang dihasilkan. Perlakuan perendaman dalam larutan asam lemah pada penelitian sebelumnya Bab 3 telah menyebabkan penurunan hampir 3 kali nilai PT papan yang dihasilkan dibandingkan dengan papan tanpa perlakuan. Pada penelitian ini peningkatan suhu dan waktu kempa terlihat mengurangi nilai PT papan yang dihasilkan. Pengempaan pada suhu 130 C selama 10 menit memberikan hasil PT papan yang lebih bagus dibandingkan suhu dan waktu lainnya. Nilai penyerapan air papan yang dihasilkan sangat tinggi namun tidak demikian dengan nilai PT-nya. Meskipun MDF menyerap air, PT relatif tertahan, hal ini disebabkan air yang diserap mengisi rongga yang kosong tidak secara langsung berasosiasi dengan serat sehingga menahan PT Winandy et al. 2007. Gambar 4.4 PT papan partikel PT papan partikel berkorelasi negatif dengan nilai IB. Korelasi antara nilai PT dan IB papan hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien determinasi sebesar 60.9 Gambar 4.5 artinya terdapat hubungan yang cukup kuat antara kedua parameter tersebut. Semakin tinggi nilai IB menyebabkan nilai PT papan akan semakin rendah. 20 40 60 80 100 120 140 110 120 130 D S A Suhu C 10 20 30 40 50 110 120 130 P T Suhu C 32 Menurut Guler et al. 2008, nilai PT panil dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ketidak cukupan jumlah perekat dan distribusinya, ketidak cukupan kadar air furnish, rendahnya kompatibilitas furnish dengan perekat, komposisi kimia dari furnish, dll. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa suhu dan waktu kempa menunjukkan perbedaan yang nyata pada selang kepercayaan 99 terhadap nilai PT papan, namun interaksi antara suhu dan waktu kempa tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Hasil analisis DMRT menunjukkan bahwa suhu 120 dan 130 C menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap suhu 110 C. Sedangkan antara suhu 120 C dengan 130 C tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap nilai PT papan. Nilai PT yang dihasilkan belum memenuhi standar JIS A 5908 2003 yang mensyaratkan nilai PT maksimum 12. Gambar 4.5 Hubungan antara PT dan IB 4.3.2 Sifat Mekanis 4.3.2.1 MOE dan MOR Nilai rerata terendah dan tertinggi untuk MOE papan partikel yang dihasilkan sebesar 452 dan 1006 N mm -2 Gambar 4.6. Peningkatan suhu dan waktu kempa menyebabkan peningkatan nilai MOE papan yang dihasilkan. Menurut Malanit et al. 2009, suhu kempa yang lebih tinggi mengakibatkan terjadinya peningkatan laju ikatan perekat yang selanjutnya berdampak terhadap peningkatan kekuatan. Gambar 4.6 MOE papan partikel y = 23661x 3 - 13737x 2 + 2479x - 106.2 R² = 0.609 20.0 22.5 25.0 27.5 30.0 32.5 35.0 37.5 40.0 42.5 45.0 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 P T IB N mm -2 200 400 600 800 1000 1200 110 120 130 M O E N m m -2 Suhu C 33 Suhu rendah menyebabkan kekuatan lemah dikarenakan perekat belum mengalami pematangan, demikian juga pada suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan perekat mengalami over curing sehingga mengurangi kekuatan ikatan pada garis rekat. Menurut Maloney 1993, nilai MOE dipengaruhi oleh kandungan dan jenis bahan perekat yang digunakan, daya ikat perekat dan panjang serat. Agustina 2011 melaporkan bahwa penggunaan suhu 110 C selama 10 menit menyebabkan nilai MOE dari papan partikel KBJ tanpa perlakuan dengan menggunakan perekat UF pada kadar 10 dan 14 masing-masing sebesar 210 dan 302 N mm -2 . Rendahnya nilai MOE tersebut mengindikasikan perekat belum mengalami pematangan karena suhu yang dipergunakan kurang tinggi atau waktu pengempaannya kurang lama sebagai akibat dari pengaruh sifat basa partikel KBJ yang dipergunakan. Bila dibandingkan dengan hasil penelitian pada Bab 3 dimana KBJ diberi perlakuan perendaman dalam asam asetat serta kondisi pengempaannya pada suhu 130 C selama 10 menit menunjukkan bahwa nilai MOE hasil penelitian tersebut mengalami peningkatan hampir 5 kalinya. Nilai MOE papan yang dihasilkan pada penelitian ini masih belum memenuhi standar JIS A 5908 2003. Diantara beberapa faktor yang berpengaruh terhadap nilai MOE tersebut, rendahnya nilai MOE pada penelitian ini kemungkinan disebabkan oleh faktor panjang serat dari partikel dimana partikel KBJ memiliki ukuran panjang serat yang pendek sekitar 900 µm 700- 900 µm. Hasil analisis sidik ragam Tabel 4.3 menunjukkan bahwa suhu kempa menghasilkan perbedaan yang nyata pada selang kepercayaan 95 terhadap nilai MOE papan yang dihasilkan, sedangkan waktu kempa serta interaksi antara suhu dan waktu kempa menunjukkan perbedaan yang nyata pada selang kepercayaan 99. Hasil analisis DMRT menunjukkan bahwa interaksi antara suhu dan waktu kempa untuk 120 C selama 10 menit dan 130 C selama 10 menit menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap interaksi antara suhu dan waktu kempa lainnya. Sedangkan antara suhu 120 C selama 10 menit dan 130 C selama 10 menit tidak berbeda nyata terhadap nilai MOE yang dihasilkan. Nilai MOE yang dihasilkan belum memenuhi standar JIS A 5908 2003 yang mensyaratkan nilai MOE minimal sebesar 2000 N mm -2 . Nilai rerata terendah dan tertinggi untuk MOR papan partikel yang dihasilkan sebesar 5.31 dan 10.65 N mm -2 Gambar 4.7. Kecenderungan pola peningkatan nilai MOR seperti yang terjadi pada MOE. Peningkatan suhu dan waktu kempa menyebabkan peningkatan nilai MOR. Menurut Maloney 1993 salah satu faktor yang mempengaruhi nilai MOR panil adalah geometri partikel.