Analisis Data Bahan dan Metode .1 Bahan

29 4.3.1 Hasil dan Pembahasan 4.3.1 Sifat Fisis

4.3.1.1 Kerapatan dan KA

Nilai rerata terendah dan tertinggi untuk kerapatan papan partikel yang dihasilkan sebesar 0.59 dan 0.69 g cm -3 Gambar 4.1. Nilai kerapatan masih berada dibawah kerapatan yang ditargetkan yaitu sebesar 0.7 g cm -3 . Kerapatan akhir papan partikel dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain jenis kayu kerapatan kayu, besarnya tekanan kempa, jumlah partikel kayu dalam lapik, kadar perekat serta bahan tambahan lainnya Kelley 1997. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa suhu, waktu kempa dan interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap nilai kerapatan Tabel 4.1. Nilai kerapatan yang dihasilkan telah memenuhi standar JIS A 5908 2003 yang mensyaratkan nilai kerapatan berkisar antara 0.4-0.9 g cm -3 . Gambar 4.1 Kerapatan papan partikel Nilai rerata terendah dan tertinggi untuk KA papan partikel yang dihasilkan sebesar 8.44 dan 11.49 Gambar 4.2. KA papan yang dihasilkan dipengaruhi oleh kerapatan papan dan sifat porositas bahan penyusunnya. Papan dengan kerapatan rendah akan menyebabkan pergerakan air dan uap air lebih mudah masuk. Sementara itu KBJ memiliki porositas yang tinggi sehingga mudah menyerap air. Berdasarkan Gambar 4.2, kecenderungan yang terjadi menunjukkan bahwa peningkatan suhu dan waktu kempa menyebabkan terjadinya penurunan kadar air papan yang dihasilkan. Hasil serupa juga dikemukakan oleh Heebink et al. 1972, dimana penurunan waktu kempa pada suhu yang sama akan menyebabkan terjadinya peningkatan kadar air papan yang dihasilkan. Keberadaan partikel KBJ yang telah direndam dalam larutan asam asetat telah menyebabkan pengurangan zat ektraktif sehingga penetrasi perekat kedalam rongga sel berlangsung dengan baik. Penurunan kadar ekstraktif partikel juga berpengaruh positif pada waktu proses pengempaan panas, dimana jumlah ekstraktif dari KBJ yang bermigrasi menuju permukaan akan semakin sedikit sehingga terjadi peningkatan keterbasahan akibatnya perekatan berlangsung dengan baik Christiansen 1990. 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 110 120 130 K e r ap atan gc m -3 Suhu C 30 Gambar 4.2 KA papan partikel Hasil analisis sidik ragam Tabel 4.1 menunjukkan bahwa waktu kempa berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 terhadap KA papan partikel, sedangkan suhu serta interaksi antara suhu dan waktu kempa tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Nilai KA papan yang dihasilkan telah memenuhi standar JIS A 5908 2003 yang mensyaratkan nilai KA berkisar antara 5-13. Tabel 4.1 Analisis sidik ragam sifat fisis papan partikel Sumber keragaman Kerapatan KA DSA PT Nilai F Sig Nilai F Sig Nilai F Sig Nilai F Sig Suhu 1.53 ns 1.51 ns 18.01 12.35 Waktu 0.78 ns 6.80 10.05 37.92 Suhu x Waktu 1.79 ns 2.89 ns 1.07 ns 0.95 ns ns tidak berbeda nyata; berbeda nyata pada selang kepercayaan 95; berbeda nyata pada selang kepercayaan 99

4.3.1.2 DSA dan PT

Nilai rerata terendah dan tertinggi untuk DSA papan partikel yang dihasilkan sebesar 76.31 dan 120.45 Gambar 4.3. Peningkatan suhu dan waktu kempa terlihat menurunkan nilai DSA papan. DSA papan yang dihasilkan masih tinggi. Winandy et al. 2007 melaporkan bahwa peningkatan waktu dan suhu pengempaan tidak menghalangi kemampuan menyerap air dari MDF. Perekat UF sebagai perekat untuk penggunaan interior Youngquist 1999 berperan terhadap tingginya nilai DSA papan yang dihasilkan. Hasil analisis sidik ragam Tabel 4.1 menunjukkan bahwa suhu dan waktu kempa menunjukkan perbedaan yang nyata pada selang kepercayaan 99 terhadap nilai DSA papan, namun interaksi antara suhu dan waktu kempa tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Hasil analisis DMRT menunjukkan bahwa suhu 120 dan 130 C menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap suhu 110 C. Sedangkan antara suhu 120 C dengan 130 C tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap nilai DSA papan. 2 4 6 8 10 12 14 110 120 130 K A Suhu C