23 penurunan seiring dengan meningkatnya nilai derajat keasaman dan kapasitas
penyangga kayu. Hubungan antara pH dan kapasitas penyangga dengan IB disajikan pada Gambar 3.4. Berdasarkan gambar tersebut, pH optimum dari perekat UF untuk
menghasilkan IB yang paling baik adalah 5-6. Hasil penelitian Xing et al. 2006 menunjukkan bahwa pH dibawah 5 menghasilkan nilai IB yang semakin menurun.
Perlakuan perendaman partikel telah mengurangi keberadaan zat ektraktif. Sutigno 2000 menyatakan bahwa zat ekstraktif adalah zat yang terdapat didalam rongga sel
yang dapat mengurangi keteguhan rekat karena menghalangi perekat untuk bereaksi dengan komponen dalam dinding sel. Kerapatan papan yang masih dibawah
kerapatan target menyebabkan rendahnya nilai IB pada papan tanpa perlakuan. Maloney 1993 menyatakan bahwa dengan meningkatnya kerapatan lembaran,
partikel akan mengalami kehancuran pada waktu pengempaan sehingga akan meningkatkan penyebaran perekat per-satuan luas sehingga akan menghasilkan
keteguhan rekat internal yang baik. Keteguhan rekat internal papan partikel dipengaruhi oleh sifat adhesi spesifik kayu yang digunakan, penyebaran perekat dan
waktu pengempaan Shuler dan Kelly 1976 dalam Peniyati 1992. Hasil analisis sidik ragam Tabel 3.7 menunjukkan bahwa efek perlakuan pendahuluan berupa
perendaman partikel KBJ terhadap IB memberikan pengaruh yang nyata pada selang kepercayaan 99.
Tabel 3.6 Nilai rerata sifat mekanis papan partikel Perlakuan
MOE N mm
-2
MOR N mm
-2
IB N mm
-2
Kontrol 233
A
± 11.51 3.38
A
± 1.02 0.06
A
± 0.02 Air dingin
462
B
± 39.17 5.68
B
± 0.31 0.15
B
± 0.01 Air panas
557
B
± 130.06 5.30
B
± 0.76 0.15
B
± 0.01 Asam asetat
1006
C
± 101.25 10.65
C
± 0.86 0.25
C
± 0.03
Pangkat huruf yang sama menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda nyata.
Tabel 3.7 Analisis sidik ragam sifat mekanis papan partikel Sumber keragaman
MOE MOR
IB Nilai F
Sig. Nilai F
Sig. Nilai F
Sig Perlakuan
43.76 47.02
35.50
ns Tidak berbeda nyata; Berbeda nyata pada selang kepercayaan 99
24
. Gambar 3.4 Hubungan pH dan kapasitas penyangga dengan IB papan partikel
3.3.3 Sifat Ketahanan Papan terhadap Rayap Tanah
Perlakuan pendahuluan berupa perendaman partikel KBJ dalam air panas menghasilkan nilai kehilangan berat terendah bila dibandingkan dengan kontrol dan
perlakuan lainnya. Berdasarkan klasifikasi ketahanan terhadap serangan rayap menurut SNI 01.7207-2006, papan dengan perlakuan perendaman partikel KBJ dalam
air panas dan larutan asam asetat 1 termasuk dalam kategori kelas awet IV, sedangkan perlakuan lain dan kontrol termasuk kedalam kelas awet V. Perlakuan
perendaman partikel dalam air panas menghasilkan sifat keawetan yang terbaik bila dibandingkan dengan kontrol dan perlakuan lainnya, hal ini disebabkan karena
larutnya pati sebagai salah satu sumber bahan makanan bagi rayap. Komponen yang terlarut dalam air dingin meliputi tanin, gum, gula dan pigmen, sedangkan yang
terlarut dalam air panas adalah sama dengan yang terlarut dalam air dingin ditambah dengan komponen pati Anonim 1995 dalam Pari et al. 2006.
Papan partikel KBJ yang dihasilkan termasuk kedalam kategori kelas awet rendah, hal ini dikarenakan partikel KBJ mudah terserang mikroorganisme perusak.
Hasil analisis terhadap kelarutan ekstraktif KBJ dalam NaOH 1 menunjukkan bahwa nilai kelarutan ekstraktif KBJ sebesar 35. Semakin tinggi kelarutan dalam
NaOH 1, tingkat kerusakan kayu juga meningkat Tsoumis 1991. KBJ mudah terdegradasi oleh mikroorganisme perusak rayap dan jamur dan faktor lingkungan
oksidasi karena kelembaban dan suhu. Daya tahan papan komposit terhadap agen biologi perusak dipengaruhi oleh sifat seratnya dimana serat yang memiliki keawetan
baik akan memiliki ketahanan yang baik terhadap organisme perusak seperti jamur dan rayap Carl dan Highley 1999; Wagner et al. 1996; Kartal dan Clausen 2001;
Vick et al. 1996; Evans et al. 2000; 2001; Behr 1972; Kard dan Mallette 1997 dalam Kose et al. 2011.
Perlakuan perendaman partikel KBJ dalam air dingin, panas, dan larutan asam asetat menunjukkan nilai mortalitas rayap yang lebih tinggi dibandingkan kontrol.
Papan dengan perlakuan perendaman partikel dalam air panas menghasilkan nilai mortalitas tertinggi sebesar 87.4. Nilai penghambatan aktifitas makan antifeedant
untuk sampel papan dengan perlakuan perendaman partikel dalam air panas sebesar
y = 0.005x
2
- 0.125x + 0.803 R² = 0.902
0.00 0.05
0.10 0.15
0.20 0.25
0.30
5 6
7 8
9 10
11
IB N
m m
-2
pH
y = 0.193e-0.32x R² = 0.729
0.00 0.05
0.10 0.15
0.20 0.25
0.30
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5 4
IB N
m m
-2
Kapasitas penyangga mmeq
25 34.2 paling tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Berdasarkan
klasifikasi penghambatan aktifitas makan menurut Sornnuwat et al. 1995, papan dengan perlakuan perendaman dalam air panas termasuk kategori kelas II sedang,
perlakuan lainnya termasuk kategori kelas I lemah. Selanjutnya perlakuan perendaman partikel KBJ dalam air dan larutan asam asetat menunjukkan nilai
feeding rate rayap yang lebih rendah dibandingkan kontrol. Perlakuan perendaman dalam air panas menghasilkan nilai feeding rate terendah sebesar 43.0 µrayaphari
bila dibandingkan dengan perlakuan lain dan kontrol.
Gambar 3.5 Titik serangan rayap Sebagian besar serangan rayap tanah terhadap contoh uji diawali dari bagian
permukaan hal ini dikarenakan kerapatan papan sedang dan bagian permukaan papan tidak keras sehingga rayap dengan mudah menyerang bagian tersebut hingga
kebagian dalam core sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.5 dimana terlihat bekas titik-tikik lubang serangan rayap pada bagian permukaan papan. Tidak
demikian dengan hasil penelitian Syamani et al. 2011 yang mengemukakan bahwa serangan rayap tanah pada contoh uji papan sisal dimulai dari bagian tengah core
papan dikarenakan pada bagian permukaan papan lebih keras akibat adanya lapisan vinir kayu karet dan bambu. Hasil analisis sidik ragam terhadap nilai kehilangan
berat dan mortalitas rayap ditunjukkan pada Tabel 3.9. Perlakuan pendahuluan berupa perendaman partikel memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada selang
kepercayaan 99 terhadap nilai kehilangan berat, mortalitas dan feeding rate. Hasil uji duncan pada selang kepercayaan 95 menunjukkan bahwa perlakuan awal
partikel berupa perendaman partikel dalam air dingin, air panas dan asam asetat menghasilkan pengaruh yang berbeda nyata terhadap contoh uji tanpa perlakuan.
Tabel 3.8 Nilai rerata ketahanan papan terhadap rayap tanah Perlakuan
Kehilangan berat
Mortalitas Antifeedant
Feeding rate µgrayaphari
Kelas awet
Kontrol 25.1
C
± 2.6 74.8
A
± 0.6 -
92.8
C
± 11.6 V
Air dingin 19.3
B
± 1.4 80.8
B
± 2.5 13.2
58.5
B
± 3.9 V
Air panas 12.3
A
± 1.5 87.4
C
± 1.5 34.2
43.0
A
± 6.3 IV
Asam asetat 17.7
B
± 0.7 80.0
B
± 2.0 17.4
66.6
B
± 3.0 IV
Pangkat huruf A,B,C,D menunjukkan hasil DMRT. Huruf yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata.