Analisis Gugus Fungsi KBJ

7

2.2.2.1.5 Determinasi Keterbasahan KBJ

Determinasi keterbatasan KBJ dilakukan dengan penempatan sampel pada permukaan meja yang datar, selanjutnya dibagian atas permukaan sampel dipasang mikropipet 0.01 ml dengan menggunakan bantuan statif. Tinggi penetesan cairan adalah 1 cm di atas permukaan sampel dengan volume tetesan sebanyak 0.01 ml. Pemotretan terhadap cairan yang telah diteteskan pada sampel dilakukan 3 detik setelah penetesan. Foto digital pemotretan diolah dengan menggunakan software motic untuk menentukan besarnya sudut kontak antara cairan dan permukaan sampel. 2.2.2.2 Analisis Perekat UF 2.2.2.2.1 Determinasi Perekat UF Determinasi kondisi perekat UF meliputi kadar padatan perekat, viskositas, dan waktu gelatinasi perekat. Kadar padatan perekat JIS K 6833-1980. Sebanyak 1.5 gram sampel ditimbang berat awalnya pada wadah alumunium foil yang telah diketahui beratnya. Selanjutnya sampel dioven pada suhu 105 C selama 180 menit. Sampel yang telah dioven didinginkan di desikator sebelum ditimbang beratnya. Nilai berat yang dicatat adalah berat sampel yang telah konstan selisih berat dari penimbangan kering oven sebelumnya 1. Jumlah ulangan sampel untuk penentuan kadar padatan perekat minimum sebanyak tiga sampel. Viskositas SNI 06-4567-1998. Sampel secukupnya dituangkan kedalam gelas piala 200 ml. Kekentalan sampel ditentukan pada kondisi suhu ruang dengan menggunakan alat Haake Viskotester 7 Plus Versi 1.3 dengan kecepatan putar yang sesuai spindle R3 dengan RPM: 200 trmin dan maksimum visco: 500 mpas. Waktu Gelatinasi Perekat SNI 06–4567–1998 Sebanyak 10 ml sampel perekat dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Selanjutnya sampel dipanaskan di atas penangas air pada suhu 100 o C dengan posisi permukaan perekat berada 2 cm di bawah permukaan air. Tahap berikutnya dilakukan pencatatan waktu yang dibutuhkan perekat tersebut untuk berubah wujud menjadi gel gelatinasi. Untuk mengetahui pengaruh keasaman serbuk KBJ terhadap waktu gelatinasi, dilakukan metode pengujian yang serupa dengan metode yang dilakukan pada penentuan waktu gelatinasi perekat. 2.3 Hasil dan Pembahasan 2.3.1 Analisis Partikel KBJ

2.3.1.1 Derajat Keasaman dan Kapasitas Penyangga KBJ

Keasaman suatu bahan merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap proses pematangan perekat terutama UF. Hasil penentuan pH dan kapasitas penyangga KBJ disajikan pada Tabel 2.1. 8 Tabel 2.1 pH dan kapasitas penyangga KBJ pada beberapa perlakuan No Perlakuan perendaman pH Kapasitas penyangga mmeq 1 Kontrol 10.2 ± 0.00 I 3.59 ± 0.30 D 2 Air dingin selama 24 jam 7.93 ± 0.12 G 0.44 ± 0.03 C 3 Air dingin selama 48 jam 7.50 ± 0.35 F 0.37 ± 0.07 ABC 4 Air dingin selama 72 jam 6.83 ± 0.06 D 0.42 ± 0.04 BC 5 Larutan asam asetat 1 5.90 ± 0.00 C 0.26 ± 0.04 ABC 6 Larutan asam asetat 2 4.90 ± 0.00 B 0.21 ± 0.04 AB 7 Larutan asam asetat 3 4.63 ± 0.06 A 0.19 ± 0.02 A 8 Air panas selama 1 jam 7.23 ± 0.06 E 0.21 ± 0.05 AB 9 Air panas selama 2 jam 8.23 ± 0.06 H 0.32 ± 0.13 ABC Berdasarkan hasil DMRT, pangkat huruf yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata. KBJ bersifat basa dengan nilai pH dan kapasitas penyangga masing-masing sebesar 10.2 dan 3.59 mmeq Tabel 2.1. Nilai kapasitas penyangga ini relatif tinggi yang berarti bahwa KBJ relatif tahan terhadap perubahan keasaman dari lingkungan yang disebabkan oleh keberadaan larutan penyangga asam. Hasil analisis sidik ragam Tabel 2.2 menunjukkan bahwa perlakuan pendahuluan berupa perendaman KBJ dalam air dingin, air panas, dan larutan asam asetat berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 99 terhadap pH dan kapasitas penyangga. Perlakuan perendaman KBJ dalam air dingin, air panas, dan larutan asam asetat terhadap KBJ menyebabkan penurunan nilai pH dan kapasitas penyangga. Kondisi ini akan menjadikan KBJ lebih sesuai dengan perekat UF yang memiliki karakter optimum bekerja dalam kondisi asam. Menurut Kamal et al. 2010, tingkat keasaman dari suatu bahan merupakan faktor yang penting untuk dipertimbangkan ketika memproduksi papan partikel dengan menggunakan perekat acid-curing UF dan alkaline-curing PF. Kondisi ini juga berpengaruh terhadap penetapan suhu dan lamanya waktu kempa sehingga diperoleh kondisi pematangan yang optimal. Laju polimerisasi perekat akan mengalami peningkatan atau penurunan tergantung pada bahan baku kayu dan perekat yang dipergunakan, hal ini secara langsung akan berpengaruh pada suhu dan waktu kempa dalam pembuatan papan partikel Paridah et al. 2001. Perlakuan yang paling efektif dalam menurunkan pH adalah perendaman dalam larutan asam asetat. Indikator terjadinya penurunan pH melalui perlakuan perendaman KBJ dalam air dingin, air panas dan asam asetat ini dijadikan dasar dalam pembuatan papan partikel pada Bab 3. Alasan dipilihnya perlakuan perendaman dalam air dingin selama 24 jam dan perendaman dalam air panas selama 1 jam sebagai perlakuan pendahuluan dalam pembuatan papan partikel diantaranya adalah pertimbangan efisiensi waktu karena perbedaan pH yang dihasilkan tidak terlampau jauh antara waktu 48 dan 72 jam pada perendaman dalam air dingin serta 2 jam pada perendaman dalam air panas. Selanjutnya untuk perlakuan perendaman dalam larutan asam asetat 1 dipilih karena pertimbangan nilai pH yang dihasilkan sudah memenuhi kriteria asam dan konsentrasi 1 ini diharapkan tidak menyebabkan kerusakan komponen kimia KBJ akibat terkena bahan asam.