nasional dan kondisi eksternal yang mempengaruhi perubahan pola penyelesaian perselisihan.
Pola penyelesaian perselisihan menurut UU No. 2 tahun 2004 untuk penyelesaian diluar pengadilan tidak berbeda jauh dengan pola penyelesaian
perselisihan sebelumnya, yang membedakan adalah adanya pilihan untuk menyelesaikan perselisihan melalui konsiliasi. Untuk setiap proses penyelesaian
semuanya dibatasi waktu untuk bipartit, mediasi, konsiliasi, arbitrase dan kasasi selama 30 hari, sedangkan untuk di Pengadilan PHI selama 50 hari. Pola yang
ideal ialah pemerintah seharusnya mengembangkan kebijakan pengupahan lain yang dapat meningkatkan upah buruh, pola penyelesaian ke depan harus
memperkuat kelembagaan mediasi, konsiliasi dan arbitrasi. Untuk memperkuat kelembagaan tersebut harus dilakukan rekruitmen mediator, konsiliator dan
arbiter secara baik serta melakukan pendidikan sehingga dapat menjalankan pekerjaannya secara efektif.
2.3. Kerangka Konseptual
Hubungan industrial adalah hubungan antara semua pihak yang terkait atau berkepentingan atas proses produksi barang atau pelayanan jasa di suatu
perusahaan Simanjuntak, 2009:1. Tujuan dari adanya hubungan industrial adalah untuk menciptakan hubungan yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan antar
semua unsur yang berkepentingan, sehingga dapat meningkatkan produktivitas usaha. Penerapan hubungan industrial disuatu perusahaan dipengaruhi oleh
berbagai faktor didalam dan diluar perusahaan, antara lain:
Universitas Sumatera Utara
1. Peraturan Perusahaan Peraturan perusahaan adalah ketentuan yang memuat mengenai kewajiban dan
hak pekerja serta kewenangan dan kewajiban pengusaha, harus mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku. Terdiri dari upah, tunjangan, bonus,
program keselamatan dan kesehatan, jam kerja, dan ketentuan serta tidakan disiplin.
2. Serikat Pekerja Serikat pekerja adalah partisipasi yang dilakukan secara langsung atau melalui
sistem perwakilan dalam bentuk serikat diantara para pekerja. Terdiri dari para tenaga kerja atau karyawan di suatu perusahaan atau organisasi.
3. Perjanjian Kerja Bersama Perjanjian Kerja Bersama PKB adalah peraturan perusahaan sebagai hasil
perundingan atau kesepakatan antara pengusaha dengan wakil pekerja. Terdiri dari Kesepakatan Kerja Bersama dalam hal penentuan upah, tunjangan, bonus,
uang pesangon, dan lembur. 4. Asosiasi Pengusaha
Asosiasi pengusaha adalah asosiasi atau organisasi yang terdiri dari para pengusaha untuk saling tukar menukar informasi dan pengalaman, kebijkan
dibidang pengembangan dan perlindungan dunia usaha. Terdiri dari penyusunan PKB, K3, dan mendorong pengusaha untuk peduli pada
masyarakat dan lingkungan CSR. 5. Hukum Ketenagakerjaan
Universitas Sumatera Utara
Hukum ketenagakerjaan adalah hukum yang mengatur hubungan kerja antara pekerja dan pengusaha berdasarkan Undang-Undang No.13 Tahun 2004
tentang Ketenagakerjaan. Terdiri dariperencanaan ketenagakerjaan, pelatihan kerja, penempatan tenaga kerja dan perluasan tenaga kerja, ketentuan mogok,
dan pemutusan hubungan kerja pesangon. Perusahaan dalam mendirikan perusahaan harus mempertimbangkan
kepentingan bersama, yaitu pengusaha, pemerintah, dan pekerja, agar dapat terciptanya hubungan industrial yang baik. Kesejahteraan pekerja atau karyawan
dapat tercapai apabila pengusaha memperhatikan kompensasi mereka baik secara langsung maupun tidak langsung,seperti: gaji atau upah, insentif, tunjangan,
jaminan sosial, dan jenjang kepangkatan. Ada 5 lima faktor-faktor yang berkaitan dengan hubungan industrial,
dalam hal ini peneliti ingin menganalisis faktor-faktor apa yang paling dominan terhadap objek yang diteliti. Berdasarkan uraian tersebut maka dibuat kerangka
konseptualnya yang dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Simanjuntak 2009, Data Diolah
Gambar: 2.1 Kerangka Konseptual
2.4. Hipotesis