2.1.6 Kaitan Hubungan Industrial Terhadap Kesejahteraan
Karyawan
Hubungan antara pengusaha, pemerintah dan karyawan dapat berjalan dengan baik apabila perusahaan yang didirikan memperhatikan kaidah-kaidah
yang tercantum dalam Undang-undang No.13 tahun 2004 tentang Ketenagakerjaan, yang mencakup:
1. Perencanaan tenagakerja dan informasi ketenagakerjaan 2. Pelatihan kerja
3. Penempatan tenagakerja dan perluasan kesempatan kerja 4. Hubungan kerja dan perjanjian kerja
5. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja 6. Ketentuan pengupahan dan perlindungan upah
7. Ketentuan mogok dan penutupan perusahaan 8. Pemutusan hubungan kerja dan pesangon
9. Pembinaan dan pengawasan, serta 10. Penyidikan dan sanksi
2.1.7 Undang-undang yang Berkaitan dengan Hubungan Industrial
Undang-undang yang berkaitan dengan Hubungan Indsutrial terdapat pada Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaaan, terdiri dari pasal
102, 103, 104, dan 105.
Universitas Sumatera Utara
BAB XI HUBUNGAN INDUSTRIAL
Bagian Kesatu Umum
Pasal 102 1
Dalam melaksanakan hubungan industrial, pemerintah mempunyai fungsi menetapkan kebijakan, memberikan pelayanan, melaksanakan
pengawasan, dan melakukan penindakan terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.
2 Dalam melaksanakan hubungan industrial, pekerjaburuh dan serikat
pekerjaserikat buruhnya mempunyai fungsi menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya, menjaga ketertiban demi kelangsungan
produksi, menyalurkan aspirasi secara demokratis, mengembangkan keterampilan, dan keahliannya serta ikut memajukan perusahaan dan
memperjuangkan kesejahteraan anggota beserta keluarganya. 3
Dalam melaksanakan hubungan industrial, pengusaha dan organisasi pengusahanya mempunyai fungsi menciptakan kemitraan,
mengembangkan usaha, memperluas lapangan kerja, dan memberikan kesejahteraan pekerjaburuh secara terbuka, demokratis, dan
berkeadilan.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 103 Hubungan Industrial dilaksanakan melalui sarana:
a. serikat pekerjaserikat buruh; b. organisasi pengusaha;
c. lembaga kerja sama bipartit; d. lembaga kerja sama tripartit;
e. peraturan perusahaan; f. perjanjian kerja bersama;
g. peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan; dan h. lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.
Bagian Kedua Serikat PekerjaSerikat Buruh
Pasal 104 1
Setiap pekerjaburuh berhak membentuk dan menjadi anggota serikat pekerjaserikat buruh.
2 Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 102,
serikat pekerjaserikat buruh berhak menghimpun dan mengelola keuangan serta mempertanggungjawabkan keuangan organisasi
termasuk dana mogok. 3
Besarnya dan tata cara pemungutan dana mogok sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 diatur dalam anggaran dasar danatau
Universitas Sumatera Utara
anggaran rumah tangga serikat pekerjaserikat buruh yang bersangkutan.
Bagian Ketiga Organisasi Pengusaha
Pasal 105 1
Setiap pengusaha berhak membentuk dan menjadi anggota organisasi pengusaha.
2 Ketentuan mengenai organisasi pengusaha diatur sesuai dengan
peraturan perundang- undangan yang berlaku.
2.2. Penelitian Terdahulu