Landasan Hubungan Industrial Prasyarat Hubungan Industrial

7. Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial adalah lembaga yang menangani setiap keluhan, perbedaan pendapat atau tuntutan pekerja apabila penyelesaiannya belum selesai oleh lembaga tripartit 8. Peraturan perundangan Ketenagakerjaan Peraturan perundangan Ketenagakerjaa adalah hukum yang mengatur hubungan kerja antara pekerja dan pengusaha berdasarkan Undang- Undang No.13 Tahun 2004 tentang Ketenagakerjaan. Oleh karena itu, peraturan perundangan tenagakerja sangat luas, mencakup ketentuan sebelum bekerja, selama bekerja dan sesudah bekerja, seperti pendaftaran lowongan dan pencari kerja, waktu istirahat, pengupahan, perlindungan, jaminan hari tua, dan lain-Lain. 9. Pendidikan Hubungan Industrial Pendidikan hubungan industrial adalah pengetahuan mengenai prinsip- prinsip hubungan industrial, peraturan perundangan ketenagakerjaan, serta meningkatkan kemampuan mereka berorganisasaiberunding bersama, dan menyelesaikan perselisihan hubungan industrial. Pendidikan hubungan industrial ini perlu dipahami oleh semua pemangku kepentingan stakeholders.

2.1.3. Landasan Hubungan Industrial

Hubungan industrial yang dianut oleh suatu perusahaan harus berlandaskan: Universitas Sumatera Utara 1. Landasan idiil Landasan idiil adalah Pancasila, yang bulat dan utuh, dengan nilai-nilai keseimbangan. Pancasila sebagai landasan idiil terdiri dari lima sila sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. 2. Landasan konstitusional Landasan konstitusional adalah UUD 1945 sebagai Hukum Dasar yang dijiwai oleh nilai-nilai luhur Pancasil, merupakan sumber hokum utama yang mendasari setiap dan semua kegiatan bisnis di Indonesia. 3. Landasan struktural Landasan structural adalah TAP MPR-RI No. IITahun 1978 tentang Ekaprasetia Panca Karsa Pedoman Penghayatan Pancasila atau P4. Dengan kata lain landasan struktural dalam pengembangan usaha bisnis, harus bertolsah dari 36 butir penjabaran kelima sila Pancasila, yang dijiwai seluruh aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 4. Landasan operasional Landasan operasional adalah Garis-garis Besar Haluan Negara GBHN, sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan untuk masyarakat yang makmur dan adil. 5. Landasan tekhnis Landasan tekhnis adalah peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berbagai kebijaksanaan pemerintah lainnya. Berdasarkan landasan ini berarti bisnis di Indonesia tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan pemerintah. Universitas Sumatera Utara

2.1.4. Prasyarat Hubungan Industrial

Menurut Ghani 2003 interaksi yang bukan dilandasi kesamaan visi dan persepsi tidak akan menghasilkan hubungan yang berkualitas, tulus, dan saling memahami, dan berpijak atas kepentingan bersama. Beberapa hal sering menimbulkan kesenjangan antara pekerja dengan pengusaha, diantaranya: 1. Tuntutan berlebihan tanpa berpijak pada kenyataan Hal ini terjadi karena masing-masing pihak membutakan diri terhadap realitas yang ada. Betapa sering pengusaha menuntut berlebihan terhadap pekerjanya di luar batas kemanusiaan. Sebaliknya para karyawan tidak memahami kesulitan pengusaha dan menuntut sesuatu yang diluar kemampuan financial dan daya dukung perusahaan. 2. Kesenjangan antara hak dan kewajiban Hubungan yang adil senantiasa berpijak atas dasar keseimbangan hak dan kewajiban, adalah hak pekerja memperoleh upah layak yang selanjutnya menjadi kewajiban pengusaha untuk mewujudkannya. 3. Mencampuri wewenang pihak lain Apabila pekerja memasuki zone tuntutan nonnormatif, seperti perilaku manajer yang tak disukai, hal itu sudah memasuki wilayah kewenangan pengusaha. Tuntutan tersebut bisa tergelincir kepada sesuatu yang bukan legalitasnya. 4. Miskomunikasi dan kurang koordinasi Miskomunikasi terjadi akibatnya kurang koordinasi, untuk memperjelaskan kebijakan perusahaan kepada pekerja tentunya harus Universitas Sumatera Utara menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti. Sebaliknya dalam menyampaikan aspirasi sitenaga kerja harus menghormati etika berkomunikasi, kemampuan bernegoisasi dan melakukan lobby tanpa menggunakan symbol kekerasanpaksaan yang ujungnya akan menghasilkan hubungan yang kurang produktif. 5. Kesamaan visi, misi, dan persepsi Tanpa kesamaan visi, misi, dan persepsi antara para pengusaha dan karyawan mustahil akan berlangsung aman. Asasinya adalah semua komponen memiliki atributkontribusi sesuai dengan bidangnya. Sebuah perusahaan memiliki kesamaan cara pandangakan mengurani beban manajemen dalam menjalankan fungsi pengawasan, sebab masing-masing sudah memiliki mekanisme kendali diri yang dituntun hati nurani. 6. Kejujuran dan membina saling percaya Kejujuran adalah sebuah sikap, tumbuh dari lubuk hati seseorang untuk tidak menyembunyikan sesuatu yang mestinya tidak dilakukan. Kejujuran bisa berorientasi ke diri sendiri, orang lain atau lingkungannya. Ketidakpercayaan terjadi karena masing-masing pihak melakukan ketidakjujuran, sehingga dalam hati masing-masing tumbuh sikap berprasangka buruk terhadap pihak lain. 7. Kesetiaan terhadap etika dan moralitas Etika merupakan rambu-rambu moral yang harus dipedomani para pekerja maupun sipengusaha. Hubungan yang didasari nilai etik dan moralitas akan menghaslkan tingkat interaksi yang sifatnya personal, mendalam, dan Universitas Sumatera Utara berkualitas. Apabila masing-masing berpegang pada nilai tersebut, mka tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan. 8. Kesetaraan equality Kesataraan akan menghasilkan kejujuran dan tumbuhnya sikap saling percaya. Untuk mencapai dataran yang smaa, masing-masing pihak harus mendekatkan posisinya agar sejajar. Apabila kesetaraan sudah tercapai, komunikasi dapat berlangsung lebih produktif. 9. Transparansi transparency Transparansi dalam hubungan industrial memiliki makna bahwa dalam menyampaikan informasi apa adanya, tanpa ditutupi kepada dialognya Transparansi dasarnya adalah adanya semangat kebersamaan. Hubungan industrial yang didukung nilai transparansi akan mendorong iklim keterbukaan dan mengurangi berkembangnya isu, desas desus, dan bisik- bisik yang dibangun oleh prasangka, akibat timbulnya kecurigaan dan tak adanya rasa saling percaya. 10. Memaknai profesi sebagai ibadah Hubungan industrial yang duidasari didasari oleh nilai ibadah akan membuahkan makna transedental dengan cirri tingkat hubungan yang ikhlas. Dengan acuan hati nurani, maka kendali diri self control akan memandu seseorang untuk bertanya kepada nuraninya, sebelum melakukan sesuatu yang berpotensi merugikan pihak lain. Universitas Sumatera Utara

2.1.5. Kesejahteraan Karyawan