ini biasanya dilakukan setelah melakukan penyelidikan seksama dan pembicaraan tuntas dengan karyawan. Merumahkan sementara ini biasanya
berlangsung antara satu sampai beberapa minggu, berlangsung pada tingkat kesalahan yang dilakukan.
5. Demosi atau penurunan pangkat Demosi berarti penurunan pangkat atau upah yang diterima karyawan.
Akibat yang biasanya ditimbulkan dari tindakan pendisiplinan ini adalah timbulnya perasaan kecewa, malu, patah semangat, atau mungkin marah
pada karyawan yang bersangkutan. 6. Pemecatan
Pemecatan adalah langkah terakhir dan paling drastis dalam pendisiplinan progresif. Tindakan ini dilakukan untuk jenis pelanggaran yang sangat
serius atau untuk pelanggaran yang terlalu sering dilakukan dan tidak dapat diperbaiki dengan langkah pendisiplinan sebelumnya. Keputusan ini
biasanya diambil oleh pimpinan pada tingkat yang lebih tinggi dan didukung oleh fakta yang diperoleh dari penyelidikan yang telah dilakukan
serta biasanya disampaikan oleh manajer sumber daya manusia.
1.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan dengan penelitian ini adalah Penelitian dari Siregar 2008 dengan judul Pengaruh Perilaku Pimpinan Terhadap
Disiplin Kerja Pegawai di Kantor Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sumatera Utara. Hasil analisis menunjukkan ada pengaruh positif antara perilaku
pimpinan terhadap disiplin kerja pegawai. Hal ini berarti jika perilaku pimpinan
Universitas Sumatera Utara
semakin baik, maka disiplin kerja pegawai juga akan semakin tinggi, hasil analisis koefisien determinasinya sebesar 0,716 yang menyebabkan perubahan disiplin
kerja pegawai dinas sebesar 71,6 . Eriandi 2005 “Persepsi bawahan atas perilaku pimpinan yang efektif
untuk meningkatkan kepuasan dan disiplin kerja bawahan di unit-unit usaha koperasi produksi di Indonesia”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku
pimpinan yang efektif akan memberikan persepsi yang positif kepada bawahan. Dalam penelitian Eriandi tersebut, Perilaku pimpinan akan membentuk persepsi
bawahan, sedangkan dalam penelitian ini perilaku pimpinan langsung di uji dalam pengaruhnya terhadap disiplin.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau
sekelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu Dharma, 2003:136. Unsur kuncinya adalah pengaruh yang dimiliki seseorang akan
memberikan pengaruh bagi orang yang hendak dipengaruhinya.
1.3 Kerangka Konseptual
Menurut Siagian 2002:62, kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, dalam hal ini para bawahannya, sedemikian rupa
sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya. Pengertian tersebut menunjukkan
bahwa kepemimpinan berpengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap disiplin karyawan dalam bekerja.
Universitas Sumatera Utara
Disiplin kerja yang berarti kesediaan untuk mematuhi peraturanketentuan yang berlaku dalam lingkungan organisasi kerja masing-masing sehingga
diharapkan dapat meningkatkan kinerja yang tinggi yang menunjukkan ketaatan karyawan terhadap peraturan organisasi. Menurut Saydam 2000:284 Disiplin
kerja merupakan sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk menaati dan mematuhi segala norma-norma, peraturan yang berlaku disekitarnya. Pimpinan
yang mampu menjalankan tugas dengan baik dan membina hubungan dengan karyawan lain akan lebih efektif dalam pencapaian tugas sehari-hari.
Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang dapat mengorganisasikan pekerjaan dengan baik sehingga dapat terlaksana sesuai dengan yang
direncanakan. Semakin baik kemampuan pemimpin untuk mengorganisasikan pekerjaan, maka disiplin kerja karyawan juga akan semakin baik.
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, dan penjelasan maka kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Sumber : Siagian 2002, Saydam 2000, diolah
Kepemimpinan X
Disiplin Kerja Karyawan Y
Universitas Sumatera Utara
1.4 Hipotesis Penelitian