Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan merupakan suatu badan usaha yang dikelola oleh perorangan atau sekelompok orang yang mempunyai misi dalam mencapai tujuan tertentu. Didalam sebuah perusahaan terdapat sumber daya manusia yang menjalankan roda perusahaan demi mencapai tujuan perusahaan tersebut. Sumber daya manusia pada perusahaan terdiri dari pimpinan dan karyawannya. Oleh karena itu, antara perusahaan dengan karyawan harus dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan yang dinginkan. Salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan adalah disiplin kerja. Disiplin kerja karyawan sangat diharapkan oleh perusahaan dalam rangka merealisasikan tujuan perusahaan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Disiplin kerja adalah suatu sikap, perilaku yang dilakukan secara sukarela dan penuh kesadaran serta keadaan untuk mengikuti peraturan yang telah ditetapkan perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis Nitisemito, 2002:199. Kedisiplinan merupakan salah satu fungsi operatif dari manajer karena semakin disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya dan akan menciptakan karyawan yang berkualitas. Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan untuk mencapai hasil yang optimal. Disiplin kerja karyawan dapat dilihat dari kehadiran karyawan setiap hari, ketepatan jam kerja, mengenakan pakaian kerja dan tanda pengenal, serta ketaatan karyawan terhadap peraturan. Hilangnya disiplin akan berpengaruh terhadap efektivitas kerja dan Universitas Sumatera Utara efisiensi kerja karyawan. Salah satu faktor penentu kedisiplinan adalah kepemimpinan yang dibangun di dalam organisasi tersebut. Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok. Thoha, 2010:9. Seorang pemimpin harus dapat menemukan dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan organisasi dan bawahan yang dipimpinnya. Untuk memimpin sekelompok manusia tertentu akan berbeda dengan memimpin kelompok manusia lainnya. Berkaitan dengan kepemimpinan manajer, maka kedisiplinan merupakan salah satu fungsi operatif dari manajer. Semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya dan akan menciptakan karyawan yang berkualitas. Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan untuk mencapai hasil yang optimal. Disiplin kerja karyawan dapat dilihat dari kehadiran karyawan setiap hari, ketepatan jam kerja, mengenakan pakaian kerja dan tanda pengenal, serta ketaatan karyawan terhadap peraturan. Salah satu diantara sekian banyak kriteria pemimpin yang sukses adalah apabila pemimpin tersebut mampu menjadi creator pencipta dan motivator pendorong bagi bawahannya dengan menciptakan suasana dan budaya kerja yang dapat memacu peningkatan disiplin kerja karyawannya, sehingga efektifitas kerja efisiensi kerja karyawan dapat tercapai. PTPN IV Persero Unit Kebun Mayang adalah suatu badan usaha milik negara yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha perkebunan dan pengelolaan kelapa sawit yang menyediakan minyak sawit dan inti. Kebun Universitas Sumatera Utara Mayang merupakan bagian dari PTPN IV yang sudah lama berdiri dan dapat bersaing dengan perusahaan sejenis dan juga telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pendapatan negara. Manajer PTPN IV Persero Unit Kebun Mayang mengawasi hal-hal yang berhubungan dengan disiplin kerja karyawan secara langsung. Pada karyawan dengan berbagai latar belakang dan pola tingkah laku yang menjadi perhatian khusus bagi Manajer sebagai bagian dari tugasnya. Manajer PTPN IV Persero Unit Kebun Mayang merupakan pemimpin yang memiliki kedisiplinan yang tinggi. Salah satu tindakannya dapat dilihat dari kehadirannya di kantor tepat waktu dan absen dengan alasan yang jelas. Manajer tersebut sebagai pemimpin salah satu bagian yang memberikan contoh teladan yang dapat diikuti oleh karyawan lain. Bagi sebagian karyawan bisa mengikuti sikap disiplin manajer tersebut, namun adapula beberapa karyawan yang menganggap sikap disiplin tersebut bersifat negatif yang dikaitkan dengan sanksi atau hukuman. Tabel 1.1 menunjukkan daftar ketidakhadiran karyawan Bulan Januari, Februari dan Maret pada tahun 2011 sebagai gambaran tingkat kedisiplinan karyawan pada PTPN IV Persero Unit Kebun Mayang: Universitas Sumatera Utara Tabel 1.1 Daftar Absensi Karyawan PTPN IV Persero Unit Kebun Mayang Keterangan Januari Februari Maret Jumlah orang Ketidakhadiran Jumlah orang ketidakhadiran Jumlah orang ketidakhadiran Sakit dengan keterangan: 1 - 2 hari 3 - 4 hari 5 hari 2 1 1 1,53 0,76 0,76 2 1 3 1,53 0.76 2,30 1 3 1 1,53 2,30 0,76 Sakit tanpa keterangan: 1 - 2 hari 3 - 4 hari 5 hari 2 - - 1,53 1 1 1 0,76 0,76 0,76 - 2 - 1,53 Izin: 1 - 2 hari 3 - 4 hari 5 hari 1 - 2 0,76 1,53 2 2 1 1,53 1,53 0,76 - 2 2 1,53 1,53 Tanpa keterangan: 1 - 2 hari 3 - 4 hari 5 hari - - - 2 - - 1.53 - 3 - 2,30 Sumber: Sumber Daya Manusia PTPN IV Unit Kebun Mayang 2011, diolah. Keterangan: Sakit dengan keterangan = Sakit dengan ketrangan surat Dokter Sakit tanpa keterangan = Sakit tanpa keterangan surat Dokter Izin = Adanya keterangan surat yang bersangkutan Tanpa keterangan = Tidak adanya keterangan apapun dari karyawan Tabel 1.1 menunjukkan bahwa karyawan PTPN IV Persero Unit Kebun Mayang tiap bulannya ada yang tidak hadir dengan berbagai alasan. Dimana Universitas Sumatera Utara masalah absensi merupakan masalah yang berkaitan dengan kedisiplinan dalam bekerja. PTPN IV Persero Unit Kebun Mayang dapat menerapkan disiplin bagi karyawan melalui adanya kesadaran dan kesediaan dari masing-masing karyawan. Manajer unit harus melakukan pengawasan pada penerapan disiplin agar dapat berjalan dengan baik, karena bila atasan kurang memberikan pengawasan terlebih bertindak kurang disiplin, maka dikhawatirkan akan berdampak negatif pada bawahannya. Hal ini menciptakan ketertarikan untuk melakukan penelitian dengan memilih judul “Pengaruh Kepemimpinan Manajer Terhadap Peningkatan Disiplin Kerja Karyawan Pada PTPN IV Persero Unit Kebun Mayang.”

1.2 Perumusan Masalah