Komik sebagai genre Konsep

diri, dapat memberikaan kontribusi yang positif bagi anak Indonesia, sehingga nilai yang positif ini, memberikan motivasi yang tinggi kepada pembaca anak untuk dapat meniru apa yang pantas dan di pertahankan guna mengembangkan kecerdasan moral anak, yang terbentuk dari empati, rasa saling menghargai dan menghormati orang lain, kontrol diri, dan rasa keadilan.

2.2.4 Komik sebagai genre

Berhadapan dengan komik selama ini terkonotasikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak serius, hiburan ringan, lucu, dan lain-lain yang tidak selalu memberatkan. Apalagi saat sekarang ini komik merupakan salah satu bacaan yang paling digemari, bukan saja oleh pembaca anak-anak, tetapi juga orang dewasa. Sebagai sebuah bacaan, komik hadir dengan keunikannya sendiri, tampil deretan gambar dalam panel-panel anak kotak dengan sedikit tulisan yang ditempatkan dalam balon-balon. Menurut Franz dan Meier dalam Nurgiyantoro 2005 : 410 “Komik adalah cerita bertekanan pada gerak dan tindakan yang ditampilkan lewat urutan gambar yang dibuat secara khas dengan paduan kata-kata. Hampir seluruh teks komik tersusun dari hubungan antara gambar lambang visual dan kata-kata lambang verbal. Universitas Sumatera Utara Sejalan dengan itu Nurgiyantoro 2005 : 409 komik dapat dikategorikan sebagai kesusastraan Sastra anak popular yang memiliki keunikan tersendiri karena gambar-gambar. Fungsi kata-kata adalah untuk menjelaskan melengkapi dan memperdalam penyampaian gambar dan teks secara keseluruhan, maka antara gambar dan kata erat – padu serta merupakan satu kesatuan. Kata-kata biasanya ditampilkan dalam gelembung-gelembung yang dikreasikan sedemikian rupa sehingga serasi dengan gambar-gambar. Balon-balon teks itu dapat berupa ujaran atau pikiran dan perasaan tokoh teks gelembung bicara dan gelembung pikiran. Macam komik menurut Nurgiyantoro 2005: 434-438 dibagi atas 1 komik strip dan komik buku, 2 komik umur dan komik petualangan, 3 komik biografi dan komik ilmiah. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, komik adalah kategori kesusastraan sastra anak yang memiliki keunikan tersendiri karena gambar-gambar yang ditekankan pada gerak dan tindakan yang ditampilkan lewat urutan gambar yang dibuat secara khas dengan paduan kata-kata yang berfungsi untuk menjelaskan, melengkapi dan memperdalam penyampaian gambar dan teks secara keseluruhan. Universitas Sumatera Utara

2.3 Landasasan Teoretis

2.3.1 Sastra Anak

Sastra anak adalah sastra yang dibaca anak-anak “dengan bimbingan dan pengarahan anggota dewasa suatu masyarakat, sedang penulisannya juga dilakukan oleh orang dewasa” Sarumpaet 1976:23. Dengan demikian, secara praktis, sastra anak adalah satra terbaik yang mereka baca dengan karateristik berbagai ragam, tema, dan format. Dilihat dari temanya, karya sastra anak juga beragam. Ditinjau dari ukurannya, kita menemukan bacaan anak dari berukuran mini terkecil hingga raksasa terbesar. Gaya ilustrasi juga menambah variasi pada sastra anak. Stewig 1980 dalam Nurgiyantoro 2005:4 sebelumnya juga menegaskan bahwa salah satu alasan mengapa anak diberi buku bacaan sastra adalah agar mereka memperoleh kesenangan. Selain itu, bacaan sastra juga mampu menstimulasi imajinasi anak, mampu membawa ke pemahaman terhadap diri sendiri dan orang lain bahwa orang tersebut sama dengan kita. Isi kandungan sastra anak dibatasi oleh pengalaman dan pengetahuan anak, pengalaman dan pengetahuan yang dapat dijangkau dan dipahami oleh anak, pengalaman dan pengetahuan anak sesuai dengan dunia anak sesuai dengan perkembangan emosi dan kejiwaanya. Nurgiyantoro 2005:6 mengatakan, “satra anak adalah sastra yang secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan dipahami oleh anak dan pada umumnya berangkat dari fakta yang kongret dan mudah diimajinasikan.” Anak sebagai pusat pemilik kebutuhan dan pusat perhatian harus Universitas Sumatera Utara