Nilai Kekerasan dalam Komik Naruto

televisi dan permainan komputer. Makna yang dapat di ambil setelah penyebaran angket yang dilakukan kepada pembaca anak, ternyata di dalam komik Naruto bisa kita ambil makna bahwa dalam komik selain adanya 1 nilai kekerasan, 2 rasa kebersamaan, dan 3 membangun rasa kebangsaan.

6.1.1 Nilai Kekerasan dalam Komik Naruto

Naruto sebagai komik karya Masashi Kishimoto bercerita tentang tokoh utamanya yaitu Naruto Uzumaki, seorang ninja yang berisik, hiperaktif, dan ambisius berkeinginan untuk mendapatkan gelar “hokage”, ninja terkuat di desanya. Naruto dalam bentuk komik cukup laris dan mendapat sambutan yang luar biasa dari pembacanya. Akan tetapi, setelah beberapa lama, terutama setelah diputar ditelevisi, film Naruto mendapat berbagai macam reaksi dari masyarakat. Sebagian menganggap bahwa Naruto merupakan film yang sarat dengan perkelahian dan pertengkaran. Dalam bukunya, Musbikin 2009 : 170 memaparkan, bahwa di Indonesia memang belum ada penelitian khusus tentang pengaruh tayangan kekerasan terhadap perilaku anak, tetapi peneliti luar sudah menyimpulkan bahwa ada korelasi untuk tidak menyebut penyebab antara tayangan kekerasan dengan perilaku anak. Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya, bahwa Naruto “muncul” dalam kehidupan, dalam bentuk media cetak maupun media eletronik, melalui dua media tersebut, bisa saja Naruto yang menurut sebagian pendapat mengandung unsur Universitas Sumatera Utara kekerasan mempengaruhi mereka dalam “menikmatinya”, misalnya masalah kejahatan. Karena fungsi media massa, sering menginspirasi masyarakat dalam melakukan kejahatan perilaku kriminalitas cenderung meniru melalui media massa. Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Bimo Nugroho, penulis Media Sosiety 2005, menyebutkan bahwa ada hubungan erat antara kekerasan di tayangan televisi dengan yang terjadi di kehidupan nyata. Musbikin, 2009:180 Sejalan dengan pernyataan di atas, Alfi Satiti dalam bukunya mewaspadai misteri gila Naruto, menyatakan bahwa, “kekerasan adalah segala bentuk tindakan yang dilakukan atas dasar luapan emosi amarah belaka, tanpa mempertimbangkan kebenaran akal sehat dan kesucian hati.” Alfi Satiti, 2009:76 Dalam penyebaran hasil lewat angket, kepada pembaca anak, yaitu sebanyak 50 pembaca anak laki-laki setujuh bahwa nilai moral yang negatif dari komik Naruto, adalah kebencian. Salah satu contoh sosok yang selalu diliputi oleh kebencian adalah Sauke Uchiha, yaitu salah satu anggota Tim 7, bersama Naruto Uzumaki dan Sakura. Sasuke adalah seorang ninja jenius sekaligus sangat misterius. Masa lalu sasuke sangat kelam, dimana seluruh keluarganya, yaitu anggota kian Uchiha, dibantai dan dibunuh hanya dalam waktu semalam, oleh kakak kandungnya, yaitu Itachi Uchiha. Karena alasan kasih sayang dan demi sebuah rencana besar, Itachi tidak membantai dan membunuh Sasuke. Menjadi pribadi yang penuh kebencian. Karena jiwanya diliputi kebencian, Sasuke bahwa Universitas Sumatera Utara tidak pernah menanggapi gadis yang mendekatinya, penggalan komik Naruto Volume : 1, 87-89. Hal ini diperkuat dengan pernyataan : “Sasuke boleh aku duduk disebelahmu?” gbr. 10 Pernyataan ini mempresentasikan bahwa, Sasuke dengan rasa kebenciannya tidak menanggapi Sakura yang berusaha mendekatinya. Sedangkan untuk hasil resepsi pembaca anak perempuan, 63 setujuh, bahwa nilai moral balas dendam ada dalam komik Naruto. Balas dendam adalah segala tindakan yang dilakukan untuk mencelakai orang lain, sebagai bentuk Universitas Sumatera Utara reaksi terhadap tindakan yang telah diterimadialami terlebih dahulu oleh pelaku Alfi Satiti, 2009 : 75. Tragedi pembantaian seluruh keluarga, menyebabkan Sasuke berobsesi hanya pada satu hal, yaitu melampiaskan balas dendam kepada kakak kandungnya, Itachi Uchiha. Obsesi balas dendam itu sedemikian membara, karena Sasuke belum mengetahui alasan yang melatar belakangi tindakan pembantaian yang dilakukan Itachi. Hal ini dapat dilihat pada penggalan komik Volume 6 : 74-75 Pernyataan dalam komik diperkuat dengan pernyataan : “Itulah pikiranku . . . ” gbr. 1 “Aku harus tetap hidup untuk membunuh kakakku” gbr. 1 Universitas Sumatera Utara Pernyataan tersebut merupakan landasan utama yang melatar belakangi Sasuke untuk melakukan balas dendam. Karena itulah, ketika membesuk guru Kakashi yang sedang dirawat dirumah sakit akibat terluka terkena serangan Itachi. Sasuke marah karena tanpa sengaja, dia mendengarkan pembicaraan para Jounin perihal Itachi yang datang ke Konoha untuk mengambil Biijuu Monster Kyuubi yang bersemayam di dalam tubuh Naruto. Hal ini dapat kita lihat pada Naruto Volume 6 : 71-72 Pernyataan itu diperkuat pada : “Tekad yang kuat mengakibatkan kekuatan siluman rubah keluar dengan sendirinya“ gbr. 3 “Lihat saja segelnya sampai muncul.” gbr. 4 “Sasuke tolong Naruto” gbr. 5 Universitas Sumatera Utara Ketiga pernyataan tersebut mempresentasikan bahwa ekspresi Sasuke yang marah gbr. 5 saat para Jounin ingin mengambil Biijuu master Kyubi yang bersemayam di dalam tubuh Naruto. Itulah gambaran tentang pengaruh media massa terhadap kekerasan dan kejahatan. Karena begitu banyak kasus yang membuktikan adanya pengaruh media terutama televisi terhadap perilaku anak yang menjurus kepada tindakan kekerasan, maka wajarlah bila komik Naruto juga menjadi “sasaran”. Bila ada yang menyebutkan bahwa Naruto bisa mempengaruhi perilaku anak-anak untuk berbuat kejahatan atau kekerasan, maka mungkin saja hal itu bisa terjadi.

6.1.2 Menumbuhkan Rasa Kebersamaan