Karakteristik Sampel Penelitian Tingkat Pendidikan Jumlah Tanggungan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Perkembangan Tingkat Permintaan Telur Ayam Ras Dalam 5 Tahun Terakhir di Kota Medan

Perkembangan permintaan telur ayam ras selama tahun 2009 –2013 di Kota Medan adalah sebagai berikut : Tabel 5.1 Konsumsi Telur Unggas Butir Per Kapita Kota Medan Tahun 2009-2013 No Jenis Komoditi Satuan Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 1 Telur Ayam Buras Butir 0,71 0,73 0,75 0,74 0,95 2 Telur Ayam Ras Butir 5,48 6,10 6,15 8,17 10,55 3 Telur Itik Butir 0,70 1,05 1,06 1,01 0,86 Total 6,89 7,88 7,96 10,08 12,86 Sumber: Dinas Peternakan Sumatera Utara, 2014 Pada Tabel 5.1 terlihat di Kota Medan konsumsi telur ayam ras mengalami kenaikan yang signifikan setiap tahunnya, pada tahun 2009 hingga 2010 konsumsi telur ayam ras di Kota Medan mengalami kenaikan sebesar 11,31 atau sebesar 0,62 kgkapitatahun. Kenaikan konsumsi telur ayam ras ini berturut-turut dari tahun 2010 sebesar 0,05 kgkapitatahun kemudian pada tahun 2011 naik sebanyak 2,02 kgkapitatahun hingga konsumsi telur ayam ras naik menjadi 2,38 kgkapitatahun.

5.2 Karakteristik Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen yang mengkonsumsi telur ayam ras di Kecamatan Medan Kota yang dibagi pada pasar tradisional dan pasar swalayan. Universitas Sumatera Utara Karakteristik konsumen yang dimaksud meliputi karakteristik sosial ekonomi yang terdiri dari tingkat pendidikan, pendapatan dan jumlah tanggungan.

a. Tingkat Pendidikan

Pendidikan konsumen erat hubungnnya dengan pengetahuan terhadap suatu barang baik dari segi kualitas maupun manfaatnya. Adapun pendidikan konsumen sampel di daerah penelitian Kota Medan Kecamatan Medan Kota dari SD hingga Perguruan Tinggi. Tabel 5.2 Pendidikan Sampel Konsumsi Telur Ayam Ras No Tingkat Pendidikan Jumlah Jiwa Persentase 1 SD 7 11.66 2 SLTP 2 3.33 3 SLTA 25 41.66 4 Diploma 11 18.33 5 Sarjana 15 25 Jumlah 60 100 Sumber: Analisis Data Lampiran 1 Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan konsumen samel rata-rata SLTA dan Perguruan Tinggi. Untuk jumlah konsumen sampel yang terbesar adalah pada SLTA yaitu sebanyak 25 orang atau 41,66 sedangkan terkecil berada pada tingkat SLTP yaitu sebanyak 2 orang atau 3,33.

b. Jumlah Tanggungan

Dalam membeli dan mengkonsumsi telurayam ras, jumlah konsumsi sampel sangat dipengaruhi oleh anggota keluarga yang menjadi tanggungannya.Adapun jumlah tanggungan atau jumlah anggota keluarga pada daerah penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3 Jumlah Tanggungan Sampel Konsumsi Telur Ayam Ras No Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah Jiwa Persentase 1 – 2 32 53.33 2 3 – 5 26 43.33 3 ≥6 2 3.33 Jumlah 60 100 Sumber: Analisis Data Lampiran 1 Dari Tabel 5.3 dapat dilihat presentase jumlah tanggungan terbanyak ada pada kelompok yang memiliki jumlah tanggungan 0-2 yaitu sebesar 53.33 dan yang presentase jumlah tanggungan terkecil pada kelompok yang memiliki jumlah tanggungan ≥6 yaitu sebesar 3.33. c. Pendapatan Daya beli masyarakat dapat dilihat melalui pendapatannya, jika pendapatan yang diperoleh cukup tinggi, maka pada umumnya daya beli masyarakat juga tinggi. Pendapatan konsumen telur ayam ras di daerah penelitian digolongkan berdasarkan penggolongan pengeluaran perkapita per bulan cukup bervariasi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.4 Jumlah Pendapatan Sampel Konsumsi Telur Ayam Ras No Pendapatan Sample Presentase 1 Rp. 900.000 12 20 2 Rp. 900.000 – Rp. 2000.000 25 41.67 3 Rp. 2000.000 23 38.33 Jumlah 60 100 Sumber: Analisis Data Lampiran 1 Dari Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa presentase pendapatan konsumen terbanyak ada pada kelompok dengan rentang pendapatan Rp. 900.000 – Rp. 2000.000 atau sebesar 41.67. Universitas Sumatera Utara Sedangkan presentase pendapatan konsumen terkecil ada pada kelompok dengan rentang pendapatan Rp. 900.000 atau sebesar 20.

d. Umur