6
mengantar emas dan penentuan waktu, pelaksanaan pernikahan serta status perkawinan, upacara petawaren atau tepung tawar, serta unsur kesenian yang
meliputi seni rupa, musik dan tari. Hal ini menjadi menarik untuk dikaji lebih mendalam dari segi estetika tradisional dan makna simbol dalam upacara
perkawinan ngerje suku Gayo. Alasan mengapa penelitian ini dilakukan adalah pertama, karena penelitian
terdahulu terutama yang dilakukan oleh Abidin dilakukan relatif singkat. Kedua, kajian itu lebih banyak mengkaji dari segi kesenian vokal didong, bentuk dan
ragam hias seni kerajinan serta sejarah masyarakat Gayo dan pakaian adat Gayo. Ketiga, belum banyak penelitian tentang upacara perkawinan ngerje suku Gayo
yang dikaji dari bidang kesenian terutama dari perspektif estetika dan makna simbol. Keempat, orang-orang Gayo terutama generasi muda pada saat ini
walaupun mengerti tentang adat tetapi banyak yang tidak memahami arti dari setiap simbol yang ada dalam adat terutama simbol-simbol dalam perkawinan
adat.
1.2. Rumusan Masalah
Seperti telah dikemukakan di atas, budaya dan adat istiadat orang Gayo berbeda dengan adat istiadat orang Aceh pesisir termasuk dalam hal upacara
perkawinan. Upacara perkawinan ngerje ditandai dengan nilai-nilai estetika yang ada dalam adat upacara perkawinan itu sendiri serta muatan gejala-gejala kesenian
sebagai pendukung dari sistem upacara itu. Muatan kesenian itu terdiri dari beberapa jenis kesenian seperti seni tari, musik dan rupa.
Untuk mendapatkan gambaran secara utuh mengenai estetika tradisional upacara perkawinan adat Gayo dan muatan kesenian yang terkandung upacara
7
perkawinan upacara perkawinan ngerje, maka dalam penelitian ini yang menjadi pokok permasalahan adalah “Bagaimanakah perwujudan estetika tradisional dan
makna simbol dalam perkawinan ngerje Suku Gayo di Takengon Dataran Tinggi Gayo Kabupaten Aceh Tengah”.
Rumusan ini dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian antara lain:
1. Bagaimanakan perwujudan upacara perkawinan Ngerje suku Gayo?
2. Faktor estetis apa saja yang terdapat dalam upacara perkawinan Ngerje
suku Gayo? 3.
Bagaimanakah proses pelestarian nilai yang terdapat dalam upacara perkawinan Ngerje suku Gayo?
4. Bagaimanakah makna simbol dalam analisis semiotik pada perkawinan
adat Gayo?
1.3. Tujuan penelitian dan pengkajian
Fenomena yang terjadi bahwa upacara perkawinan adat mungerje pada masyarakat Gayo tetap dilaksanakan sesuai dengan syarat-syarat atau simbol-
simbol yang ada dalam perkawinan tradisional yang berlaku di daerah setempat meskipun pengaruh kemajuan dari globalisasi dan komunikasi telah menyentuh
masyarakat Gayo. Berdasarkan fenomena tersebut sebagai landasan untuk mengungkapkan
perihal perkawinan adat masyarakat Gayo secara holistik dengan fokus kajian estetika tradisional dan makna simbol dalam upacara perkawinan adat masyarakat
Gayo, maka melalui tulisan dari hasil penelitian ini diharapkan agar muatan
8
estetika dan makna simbol yang menyelimuti uapcara perkawinan adat Gayo dapat terungkap sehingga masyarakat luas dapat mengetahui sisi lain dari adat
istiadat tradisional perkawinan masyarakat Gayo yaitu estetika dan makna simbolis yang ada dalam upacara perkawinan tersebut. Secara lebih khusus tujuan
penelitian ini adalah dengan maksud untuk mengetahui dan mendeskripsikan: 1.
Perwujudan upacara perkawinan Ngerje suku Gayo. 2.
Faktor-faktor estetis yang terdapat dalam upacara perkawinan Ngerje suku Gayo.
3. Proses pelestarian nilai yang terdapat dalam upacara perkawinan Ngerje
suku Gayo. 4.
Makna-makna simbol dalam analisis semiotik pada perkawinan adat Gayo.
1.4. Manfaat Penelitian