Sejarah Kabupaten Aceh Tengah

48 Berdasarkan tabel di di atas dapat dilihat bahwa Kecamatan Bebesan memiliki jumlah penduduk terbanyak, sedangkan Kecamatan Celala merupakan Kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit.

4.3. Sejarah Kabupaten Aceh Tengah

Kedatangan kaum kolonial Belanda sekitar tahun 1904, tidak terlepas dari potensi perkebunan tanah Gayo yang sangat cocok untuk budidaya kopi Arabika, tembakau dan damar. Pada masa ini wilayah Aceh Tengah dijadikan Onder Afdeeling Nordkus Atjeh dengan Sigli sebagai ibukotanya.Dalam masa kolonial Belanda tersebut di kota Takengon didirikan sebuah perusahaan pengolahan kopi dan damar. Sejak saat itu pula kota Takengon mulai berkembang menjadi sebuah pusat pemasaran hasil bumi dataran tinggi Gayo, khususnya sayuran dan kopi. Sebutan Onder Afdeeling Takengon di era kolonial Belanda, berubah menjadi Gun pada masa pendudukan Jepang 1942-1945. Gun dipimpin oleh Gunco. Setelah kemerdekaan RI diproklamirkan pada 17 Agustus 1945, sebutan tersebut berganti menjadi wilayah yang kemudian berubah lagi menjadi kabupaten. Kabupaten Aceh Tengah berdiri tanggal 14 April 1948 berdasarkan undang-undang No. 10 tahun 1948 dan dikukuhkan kembali sebagai sebuah kabupaten pada tanggal 14 November 1956 melalui Undang-undang No. 7 Tahun 1956. Wilayahnya meliputi tiga kewedanaan yaitu Kewedanaan Takengon, Gayo Lues dan Tanah Alas. 49 Sulitnya transportasi dan didukung aspirasi masyarakat, akhirnya pada tahun 1974 Kabupaten Aceh Tengah dimekarkan menjadi Kabupaten Aceh Tengah dan Aceh Tenggara melalui Undang - undang No. 4 Tahun 1974. Kemudian, pada 7 Januari 2004, Kabupaten Aceh Tengah kembali dimekarkan menjadi Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah dengan Undang -undang No. 41 Tahun 2003. Kabupaten Aceh Tengah tetap beribukota di Takengon, sementara Kabupaten Bener Meriah beribukota Simpang Tiga Redelong. Secara denotasi lambang daerah Gayo adalah dua buah tumpukan bentuk segi lima yang didalamnya terdapat gambar kubah mesjid yang dibentuk dari gambar tempurung kelapa, 8 lembar pucuk daun tembakau, 9 buah kopi, 25 daun pinus dan 20 butir padi dengan 8 ikatan tali. Pada bagian antara kedua garis segi lima tersebut terdapat motif awan berarak yang merupakan motif tradisional Gayo. Gambar 6. Lambang daerah Gayo Sumber : www. Ari Gayo. Com Secara konotasi lambang daerah Gayo ini dapat beri pengertian: Keadilan dilambangkan dengan simbol gambar tempurung bermata 7 kal pitu mata yang terletak diatas 4 buah petak yang tersusun yang melambangkan 4 unsur dalam pemerintahan sarak opat dan diatasnya 7 gambar bintang. 50 Kemakmuran dilambangkan dengan simbol gambar 8 pucuk daun tembakau, 9 buah kopi, 25 daun pinus dan 20 butir padi serta pangkal tangkai diikat dengan 8 ikatan tali Kerukunan dilambangkan dengan simbol rumah adat umah pitu ruang yang membentuk segi lima sebagai pencerminan Pancasila. Kesejahteraan dilambangkan dengan simbol kubah mesjid yang dibentuk oleh dua ujung tangkai buah kopi dan padi.

4.4. Budaya Masyarakat Gayo