82
Kelas VII SMP
Dewa Rnam adalah hutang manusia kepada Hyang Widhi, karena berkat anugrah-Nya atman atau roh dapat ber-reinkarnasi
menjadi manusia; Rsi Rnam adalah hutang manusia kepada para Maha-Rsi yang telah menyebarkan ajaran Veda sebagai pangkal
ilmu pengetahuan sehingga manusia mempunyai kemampuan meningkatkan kualitas kehidupannya; Pitra Rnam adalah hutang
manusia kepada leluhur sebagai yang mengembangkan keturunan. Manusia yang berbudi hendaknya menyadari adanya Tri Rnam ini
serta melakukan Yajña sebagaimana disebutkan dalam Manawa Dharmasastra Buku ke-IV Atha Caturtho Dhayah pasal 21:
Rsi yajnam devayadnam bhuta yajnam ca sarvada, nryajnam pitryajnam ca yathacakti na hapayet
“Hendaknya janganlah sampai lupa, jika mampu melaksanakan Yajña untuk para Rsi, para Dewa, kepada unsur-unsur alam Bhuta,
kepada sesama manusia dan kepada para leluhur.” Ajaran ini berkembang di Nusantara sebagai “Panca Yajña” dengan
urutan: Dewa Yajña, Rsi Yajña, Pitra Yajña, Manusa Yajña, dan Bhuta Yajña.
Tri Rnam “dibayar” dengan Panca Yajña, sebab ada Yajña-Yajña yang bermakna atau bertujuan sama dalam kaitan Rnam, yaitu:
Dewa Yajña dan Bhuta Yajña ada dalam kaitan Dewa Rnam; Pitra Yajña dan Manusa Yajña ada dalam kaitan Pitra Rnam, dan Rsi
Yajña khusus untuk Rsi Rnam.
2. Druwya Yajña
Druwya Yajña adalah pengorbanan dalam bentuk materi yang diberikan kepada seseorang yang membutuhkan. Dalam keseharian
Druwya Yajña ini dikenal dengan kegiatan me-Dana Punia. Dana Punia yang dilakukan tanpa mengharap balas jasa itulah yang
utama sebagaimana disebutkan dalam Bhagawadgita XVII pasal 20: Datavyam iti yad danam, diyate nupakarine, dese kale ca patre ca,
tad danam sattvikam smrtam “Pemberian dana yang dilakukan kepada seseorang tanpa harapan
kembali, dengan perasaan sebagai kewajiban untuk memberi kepada orang yang patut, dalam waktu dan tempat yang patut itulah yang
disebut sattvika baik.”
3. Jnana Yajña
Jnana Yajña adalah pengorbanan dalam bentuk kegiatan belajar dan pembelajaran. Bhagawadgita VII membedakan antara Vijnana
dengan Jnana sebagai berikut: Vijnana adalah pengetahuan yang berdasarkan pemikiran dan kecerdasan, sedangkan Jnana adalah
pengetahuan mengenai ke-Tuhan-an. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa Jnana tidak mungkin diperoleh
tanpa Vijnana, karena Vijnana adalah dasar yang kuat untuk meningkatkan pengetahuan rohani. Jnana Yajña tidak hanya
bermanfaat bagi orang lain, tetapi juga bagi diri sendiri, karena sangat membantu upaya manusia dalam pendakian kesadaran
spiritual.
Sumber: http:rah-toem.blogspot.com Gambar 6.1
Suasana Odalan
83
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Kegiatan belajar dan proses pembelajaran adalah contoh Jnana Yajña yang disebut sebagai bentuk Yajña yang lebih agung, dalam
Bhagawadgita IV pasal 33:
Sreyan dravyamayad yajnaj, jnanayajnah paramtapa, sarvam karma khilam partha, jnane parisamapyate
“Persembahan korban berupa ilmu pengetahuan adalah lebih agung sifatnya dari korban benda yang berupa apapun jua, sebab segala
pekerjaan dengan tiada kecuali memuncak dalam kebijaksanaan yang diperoleh melalui pengetahuan.”
4. Tapa Yajña
Tapa Yajña adalah pengorbanan atau Yajña yang tertinggi nilainya karena berwujud sebagai pengendalian diri masing-masing
individu. Tapa Yajña juga disebut sebagai kegiatan pendakian spiritual seseorang dalam upaya meningkatkan kualitas beragama.
Tahapan-tahapan peningkatan kualitas beragama, menurut Lontar Sewaka Dharma adalah:
1. Ksipta, seperti perilaku ke-kanak-kanakan yang cepat menerima sesuatu yang dianggapnya baik tanpa pertimbangan yang matang.
2. Mudha, seperti perilaku pemuda: pemberani, selalu merasa benar, kurang mempertimbangkan pendapat orang lain.
3. Wiksipta, seperti perilaku orang dewasa, mengerti hakekat kehidupan, memahami subha dan asubha karma.
4. Ekakrta, seperti perilaku orang tua, yaitu keyakinan yang kuat pada Hyang Widhi, mempunyai tujuan yang suci dan mulia.
5. Nirudha adalah perilaku orang-orang suci, penuh pengertian, bijaksana. Segala pemikiran perkataan dan perbuataannya
terkendali oleh ajaran-ajaran agama yang kuat, serta mengabdi pada kepentingan umat manusia.
Setelah melalui proses belajar dan pembelajaran dalam ilosoi Veda, manusia akan dapat membuat perubahan kualitas
kehidupan yang nyata, dan juga meluasnya lingkaran pengaruh individu kepada lingkungannya. Dikaitkan dengan prinsip-prinsip
Sanatana Dharma, maka kualitas kehidupan manusia dari zaman ke zaman akan semakin membaik seiring dengan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Yajña adalah persembahan atau korban suci yang dilakukan dengan hati tulus ikhlas dengan tidak mengharapkan imbalan.
Dilihat dari waktu pelaksanaan, Yajña dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu:
1. Nitya Karma yaitu Yajña yang dilaksanakan setiap hari. 2. Naimitika Karma yaitu Yajña yang dilaksanakan pada waktu-
waktu tertentu. Pelaksanaan Yajña yang berkaitan dengan Tri Rna dikelompokan
menjadi 5 yang disebut dengan Panca Yajña yang terdiri dari: a. Dewa Yajña yaitu persembahan atau korban suci kehadapan
Sang Hyang Widhi dengan segala manifestasi-Nya yang dilakukan dengan hati yang tulus ikhlas.