9
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
kebenaran, ada seorang raksasa bernama Hiranyaksa, adik raksasa Hiranyakasipu. Keduanya merupakan kaum Detya raksasa.
Hiranyaksa hendak menenggelamkan Pertiwi planet bumi ke dalam “lautan kosmik,” suatu tempat antah berantah di ruang
angkasa.
Melihat dunia akan mengalami kiamat, Visnu menjelma menjadi babi hutan yang memiliki dua taring panjang mencuat dengan
tujuan menopang bumi yang dijatuhkan oleh Hiranyaksa. Usaha penyelamatan yang dilakukan Varaha tidak berlangsung lancar
karena dihadang oleh Hiranyaksa. Maka terjadilah pertempuran sengit antara raksasa Hiranyaksa melawan Varaha Deva Visnu.
pertarungan ini terjadi ribuan tahun yang lalu dan memakan waktu ribuan tahun pula. Pada akhirnya, Varaha Deva Visnu
yang menang.
Setelah Beliau memenangkan pertarungan, Beliau mengangkat bumi yang bulat seperti bola dengan dua taringnya yang panjang
mencuat, dari lautan kosmik, dan meletakkan kembali bumi pada orbitnya. Setelah itu, Deva Visnu menikahi Dewi Pertiwi dalam
wujud Avatara tersebut.
d. Narasimha Avatara
Menurut kitab Purana, pada menjelang akhir zaman Satyayuga zaman kebenaran, seorang raja asura raksasa yang bernama
Hiranyakasipu membenci segala sesuatu yang berhubungan dengan Visnu, dan dia tidak senang apabila di kerajaannya ada orang yang
memuja Visnu. Sebab bertahun-tahun yang lalu, adiknya yang bernama Hiranyaksa dibunuh oleh Waraha, Avatara Visnu.
Agar Hiranyakasipu menjadi sakti, ia melakukan tapa yang sangat berat, dan hanya memusatkan pikirannya pada Deva
Brahma. Setelah Brahma berkenan untuk muncul dan menanyakan permohonannya, Hiranyakasipu meminta agar ia diberi kehidupan
abadi, tak akan bisa mati dan tak akan bisa dibunuh Namun Deva Brahma menolak, dan menyuruhnya untuk
meminta permohonan lain. Akhirnya Hiranyakashipu meminta, bahwa ia tidak akan bisa dibunuh oleh manusia, hewan ataupun
Deva, tidak bisa dibunuh pada saat pagi, siang ataupun malam, tidak bisa dibunuh di darat, air, api, ataupun udara, tidak bisa
dibunuh di dalam ataupun di luar rumah, dan tidak bisa dibunuh oleh segala macam senjata. Mendengar permohonan tersebut,
Deva Brahma mengabulkannya.
Narada datang untuk menyelamatkan istri Hiranyakasipu yang tak berdosa, bernama Lilawati. Saat Lilawati meninggalkan rumah,
anaknya lahir dan diberi nama Prahlada. Anak itu dididik oleh Narada untuk menjadi anak yang budiman, menyuruhnya menjadi
pemuja Visnu, dan menjauhkan diri dari sifat-sifat keraksasaan ayahnya.
Sumber: Varaha Avatara 1-www.24sata.info
Gambar 1.3 Varaha Avatara
Sumber: Narasimha: http: id.wikipedia.orgwikiNarasimha
Gambar 1.4 Narasimha
Avatara
10
Kelas VII SMP
Narasimha Membunuh Hiranyakashipu
Hiranyakasipu menjadi sangat marah setelah mengetahui istri dan anaknya diselamatkan oleh Narada. Ia semakin membenci Deva
Visnu, dan anaknya sendiri, Prahlada yang kini menjadi pemuja Visnu. Namun, setiap kali ia membunuh putranya, ia selalu tak
pernah berhasil karena dihalangi oleh kekuatan gaib yang merupakan perlindungan dari Deva Visnu. Ia kesal karena selalu gagal oleh
kekuatan Deva Visnu, namun ia tidak mampu menyaksikan Deva Visnu yang melindungi Prahlada secara langsung. Ia menantang
Prahlada untuk menunjukkan Deva Visnu. Prahlada menjawab, “Ia ada di mana-mana, Ia ada di sini, dan Ia akan muncul”.
Mendengar jawaban itu, ayahnya sangat marah, mengamuk dan menghancurkan pilar rumahnya. Tiba-tiba terdengar suara yang
menggemparkan. Pada saat itulah Deva Visnu sebagai Narasimha muncul dari pilar yang dihancurkan Hiranyakasipu. Narasimha
datang untuk menyelamatkan Prahlada dari amukan ayahnya, sekaligus membunuh Hiranyakasipu. Namun, atas anugerah dari
Brahma, Hiranyakasipu tidak bisa mati apabila tidak dibunuh pada waktu, tempat dan kondisi yang tepat. Agar berkah dari
Deva Brahma tidak berlaku, ia memilih wujud sebagai manusia berkepala singa untuk membunuh Hiranyakasipu. Ia juga memilih
waktu dan tempat yang tepat.
Akhirnya, berkah dari Deva Brahma tidak berlaku. Narasimha berhasil merobek-robek perut Hiranyakasipu. Akhirnya Hiranyakasipu
berhasil dibunuh oleh Narasimha, karena ia dibunuh bukan oleh manusia, binatang, atau Deva. Ia dibunuh bukan pada saat pagi,
siang, atau malam, tapi senja hari. Ia dibunuh bukan di luar atau di dalam rumah. Ia dibunuh bukan di darat, air, api, atau udara,
tapi di pangkuan Narasimha. Ia dibunuh bukan dengan senjata, melainkan dengan kuku.
e. Wamana Avatara
Kisah Wamana Avatara dimuat dalam kitab Bhagawatapurana. Menurut cerita dalam kitab, Wamana sebagai Brahmana cilik datang
ke istana Raja Bali karena pada saat itu Raja Bali mengundang seluruh Brahmana untuk diberikan hadiah. Ia sudah dinasehati
oleh Sukracarya agar tidak memberikan hadiah apapun kepada Brahmana yang aneh dan lain daripada biasanya.