Kurma Avatara Cerita tentang Avatara

8 Kelas VII SMP Timbulnya racun Saat lautan diaduk, racun mematikan yang disebut Halahala menyebar. Racun tersebut dapat membunuh segala makhluk hidup. Deva Siva kemudian meminum racun tersebut maka lehernya menjadi biru dan disebut Nilakantha Sanskerta: Nila: biru, Kantha: tenggorokan Setelah itu, berbagai Deva-dewi, binatang, dan harta karun muncul, yaitu: 1. Sura, Dewi yang menciptakan minuman anggur 2. Apsara, kaum bidadari kahyangan 3. Kostuba, permata yang paling berharga di dunia 4. Uccaihsrawa, kuda para Deva 5. Kalpawreksa, pohon yang dapat mengabulkan keinginan 6. Kamadhenu, sapi pertama dan ibu dari segala sapi 7. Airawata, kendaraan Deva Indra 8. Laksmi, Dewi keberuntungan dan kemakmuran Akhirnya keluarlah Dhanwantari membawa kendi berisi tirta amerta. Karena para Deva sudah banyak mendapat bagian sementara para asura dan raksasa tidak mendapat bagian sedikit pun, maka para asura dan raksasa ingin agar tirta amerta menjadi milik mereka. Akhirnya tirta amerta berada di pihak para asura dan raksasa. Gunung Mandara pun dikembalikan ke tempat asalnya, Sangka Dwipa. Perebutan Tirta Amerta Melihat tirta amerta berada di tangan para asura dan raksasa, Deva Visnu memikirkan siasat bagaimana merebutnya kembali. Akhirnya Deva Visnu mengubah wujudnya menjadi seorang wanita yang sangat cantik, bernama Mohini. Wanita cantik tersebut menghampiri para asura dan raksasa. Mereka sangat senang dan terpikat dengan kecantikan wanita jelmaan Visnu. Karena tidak sadar terhadap tipu daya, mereka menyerahkan tirta amerta kepada Mohini. Setelah mendapatkan tirta, wanita tersebut lari dan mengubah wujudnya kembali menjadi Deva Visnu. Melihat hal itu, para asura dan raksasa menjadi marah. Kemudian terjadilah perang antara para Deva dengan asura dan raksasa. Pertempuran terjadi sangat lama dan kedua pihak sama-sama sakti. Agar pertempuran dapat segera diakhiri, Deva Visnu memunculkan senjata cakra yang mampu menyambar-nyambar para asura dan raksasa. Kemudian mereka lari tunggang langgang karena menderita kekalahan. Akhirnya tirta amerta berada di pihak para Deva.

c. Varaha Avatara

Sang babi hutan, muncul saat Satya Yuga Varāha adalah Avatara penjelmaan ketiga dari Deva Visnu yang berwujud babi hutan. Avatara ini muncul pada masa Satyayuga zaman kebenaran. Kisah mengenai Waraha Avatara selengkapnya terdapat di dalam kitab Warahapurana dan Purana-Purana lainnya. Menurut mitologi Hindu, pada zaman Satyayuga zaman Sumber: https:www.google.com search?q=kurma+Avatara Gambar 1.2 Kurma Avatara 9 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti kebenaran, ada seorang raksasa bernama Hiranyaksa, adik raksasa Hiranyakasipu. Keduanya merupakan kaum Detya raksasa. Hiranyaksa hendak menenggelamkan Pertiwi planet bumi ke dalam “lautan kosmik,” suatu tempat antah berantah di ruang angkasa. Melihat dunia akan mengalami kiamat, Visnu menjelma menjadi babi hutan yang memiliki dua taring panjang mencuat dengan tujuan menopang bumi yang dijatuhkan oleh Hiranyaksa. Usaha penyelamatan yang dilakukan Varaha tidak berlangsung lancar karena dihadang oleh Hiranyaksa. Maka terjadilah pertempuran sengit antara raksasa Hiranyaksa melawan Varaha Deva Visnu. pertarungan ini terjadi ribuan tahun yang lalu dan memakan waktu ribuan tahun pula. Pada akhirnya, Varaha Deva Visnu yang menang. Setelah Beliau memenangkan pertarungan, Beliau mengangkat bumi yang bulat seperti bola dengan dua taringnya yang panjang mencuat, dari lautan kosmik, dan meletakkan kembali bumi pada orbitnya. Setelah itu, Deva Visnu menikahi Dewi Pertiwi dalam wujud Avatara tersebut.

d. Narasimha Avatara

Menurut kitab Purana, pada menjelang akhir zaman Satyayuga zaman kebenaran, seorang raja asura raksasa yang bernama Hiranyakasipu membenci segala sesuatu yang berhubungan dengan Visnu, dan dia tidak senang apabila di kerajaannya ada orang yang memuja Visnu. Sebab bertahun-tahun yang lalu, adiknya yang bernama Hiranyaksa dibunuh oleh Waraha, Avatara Visnu. Agar Hiranyakasipu menjadi sakti, ia melakukan tapa yang sangat berat, dan hanya memusatkan pikirannya pada Deva Brahma. Setelah Brahma berkenan untuk muncul dan menanyakan permohonannya, Hiranyakasipu meminta agar ia diberi kehidupan abadi, tak akan bisa mati dan tak akan bisa dibunuh Namun Deva Brahma menolak, dan menyuruhnya untuk meminta permohonan lain. Akhirnya Hiranyakashipu meminta, bahwa ia tidak akan bisa dibunuh oleh manusia, hewan ataupun Deva, tidak bisa dibunuh pada saat pagi, siang ataupun malam, tidak bisa dibunuh di darat, air, api, ataupun udara, tidak bisa dibunuh di dalam ataupun di luar rumah, dan tidak bisa dibunuh oleh segala macam senjata. Mendengar permohonan tersebut, Deva Brahma mengabulkannya. Narada datang untuk menyelamatkan istri Hiranyakasipu yang tak berdosa, bernama Lilawati. Saat Lilawati meninggalkan rumah, anaknya lahir dan diberi nama Prahlada. Anak itu dididik oleh Narada untuk menjadi anak yang budiman, menyuruhnya menjadi pemuja Visnu, dan menjauhkan diri dari sifat-sifat keraksasaan ayahnya. Sumber: Varaha Avatara 1-www.24sata.info