Definisi Kewajaran Harga Hubungan Persepsi Kewajaran Harga dengan Sikap terhadap Produk Palsu

1. Definisi Kewajaran Harga

Kewajaran harga merupakan kondisi di mana harga mencerminkan kesesuaian terhadap kualitas produk layanan yang diterima. Ketika dirasakan terjadi perbedaan harga, maka tingkat kesamaan antar transaksi merupakan unsur penting dari penilaian kewajaran harga. Kahneman et al. 1986 berpendapat bahwa ketika kenaikan harga sepadan dengan kenaikan biaya, maka akan dianggap sebagai sesuatu yang adil, ceteris paribus. Dalam pengertian ini, perubahan harga tidak boleh dilakukan secara sewenang-wenang atau hanya untuk tujuan meningkatkan laba perusahaan. Penelitian oleh Martins dan Monroe 1994 menemukan bahwa baik konsumen maupun perusahaan membandingkan harga jual dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen lain untuk produk atau jasa yang sama. Singkatnya, konsumen tidak hanya mengevaluasi kewajaran harga dengan membuat perbandingan yang sesuai dengan referensi lain, tetapi juga dengan memperhatikan keadaan situasional.

2. Hubungan Persepsi Kewajaran Harga dengan Sikap terhadap Produk Palsu

Literatur pemasaran menekankan harga sebagai faktor penting dari kepuasan konsumen, karena setiap kali konsumen mengevaluasi nilai suatu produk atau jasa, mereka biasanya menggunakan harga sebagai tolak ukur. Adapun hubungan harga terhadap kepuasan, Zeithaml dan Bitner 1996 menunjukkan bahwa tingkat kepuasan adalah tunduk pada faktor kualitas pelayanan, kualitas produk, harga, situasi, dan faktor personal. Harga adalah sesuatu yang harus dikorbankan untuk mendapatkan beberapa jenis produk atau jasa. Biasanya, semakin rendah harga yang dirasakan, semakin rendah pengorbanan dirasakan. Begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, kewajaran harga harus diciptakan. Jika konsumen melihat adanya praktik tidak adil perusahaan terhadap harga, maka ada kemungkinan bahwa konsumen akan memberikan respon negatif. Ang et al. 2001 berpendapat bahwa konsumen produk palsu lebih sadar akan harga yang mereka keluarkan dan memiliki pendapatan rata-rata lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak membeli produk palsu. Pendapat tersebut dapat dibenarkan karena pemalsuan merek-merek mewah biasanya memberikan manfaat fungsional yang sama seperti aslinya, tapi jika dilihat dari segi harga, produk palsu dianggap menguntungkan. Dengan demikian, bagi konsumen yang sadar harga, produk palsu menambah keinginan untuk membeli. Berdasarkan kajian di atas maka dapat diajukan hipotesis pertama sebagai berikut: H.1. Semakin tinggi tingkat persepsi kewajaran harga produk palsu maka akan semakin tinggi sikap positif terhadap produk palsu. II.2.C. Persepsi atas Kualitas Produk

1. Definisi Persepsi atas Kualitas Produk