Definisi Persepsi atas Resiko Hubungan Persepsi atas Resiko dengan Sikap terhadap Produk Palsu

H.2. Semakin tinggi persepsi atas kualitas dari produk palsu maka akan semakin tinggi sikap positif terhadap produk palsu. II.2.D. Persepsi atas Resiko

1. Definisi Persepsi atas Resiko

Pada saat akan mengambil keputusan pembelian, konsumen terkadang dihadapi pada kemungkinan- kemungkinan yang berpotensi menimbulkan konsekuensi negatif. Hal ini terjadi karena adanya persepsi konsumen terhadap resiko atas pembelian yang salah. Sweeney et al. 1999 berpendapat bahwa perilaku pembelian akan menghasilkan konsekuensi yang tidak bisa diantisipasi dengan pasti, sehingga konsumen akan melihat resiko dalam proses pembelian. Bagi konsumen yang melakukan pembelian online, kencenderungan resiko menjadi lebih tinggi dibandingkan konsumen tersebut membeli langsung pada toko offline, dikarenakan konsumen online tidak dapat melihat produk yang akan mereka beli secara langsung. Konsumen dapat mengadopsi strategi pengurangan resiko seperti menggunakan jaminan keamanan, rekomendasi yang dapat diandalkan, merek-merek terkenal, dan informasi tambahan Dowling dan Staelin, 1994.

2. Hubungan Persepsi atas Resiko dengan Sikap terhadap Produk Palsu

Persepsi atas resiko merupakan faktor yang berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Persepsi resiko berulang disebutkan sebagai variabel penting dalam studi perilaku konsumen. Beberapa resiko yang telah dikaitkan dengan keputusan pembelian: resiko kinerja, didefinisikan sebagai probabilitas bahwa akan ada sesuatu yang salah dengan produk atau layanan dan tidak akan melakukan fungsinya dengan baik; resiko sosial, dipahami sebagai probabilitas bahwa suatu produk atau jasa akan mempengaruhi cara orang lain berpikir tentang individu; resiko penuntutan, probabilitas bahwa seorang individu akan dikenakan sanksi jika tertangkap membeli produk ilegal; dan terakhir, resiko keuangan, adalah kemungkinan kehilangan uang yang dibayarkan untuk suatu produk akibat pembelian yang salah Tan, 2002. Meskipun kualitas produk palsu telah membaik dalam beberapa tahun terakhir, namun produk palsu tetap tidak seperti produk aslinya yang berani memberi garansi. Hal ini menambah resiko keuangan yang lebih tinggi dari pembelian yang salah. Leisen dan Nill 2001 menemukan bahwa resiko keuangan dan kinerja yang dirasakan memiliki pengaruh yang kuat pada kemauan untuk membeli produk palsu. Berdasarkan kajian tersebut, maka diajukan hipotesis berikut: H.3. Semakin tinggi persepsi resiko atas produk palsu maka akan semakin rendah sikap positif terhadap produk palsu. II.2.E. Sikap terhadap Produk Palsu Produk palsu adalah alternatif yang lebih murah dari produk asli yang mahal, terlebih mungkin tidak ada perbedaan nyata dalam persepsi kualitas. Menurut Tom et al. 1998, konsumen lebih cenderung untuk membeli produk dengan komponen fashion yang melekat, seperti halnya untuk produk mewah. Konsumen produk palsu bersedia membayar untuk fungsi dan atribut visual atas produk tersebut, tanpa membayar untuk orientasi kualitas. Konsumen juga lebih memilih produk palsu dengan merek terkenal yang memiliki arti kepada konsumen Cordell et al., 1996.

1. Definisi Sikap