Plot TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORETIS, DAN HIPOTESIS

22 2. Situasi yang melingkupi manusia yang berupa keadaan fisik dan sosialnya. 3. Interaksi sosial yang ditimbulkan akibat hubungan dengan sesama manusia. 4. Watak manusia itu sendiri yang ditentukan oleh keadaan intelektual, emosional, ekspresif, dan sosio kultural. Menurut Boen dalam Waluyo, 2003:6 motif yang dipilih bergantung pada selera penulis. Penulis menentukan motif itu dari sumber mana. Lakon, baik sebagai peniru kehidupan, sugesti atau ilusi kehidupan, atau penggambaran tentang konflik dalam masalah kehidupan, selalu diatur dan dikendalikan oleh proses tingah laku manusia. Sikap dan tindakan manusia diharapkan akan mengatasi konflik dan masalah manusia itu. Penyajian secara dramatik konflik dan permasalahan hidup menjadi beban lakon pencipta. Dasar teks drama adalah konflik manusia yang digali dari kehidupan. Penuangan tiruan kehidupan itu diberi warna oleh penulisnya. Penulisan naskah drama ada yang menggambarkan sisi baik kehidupan, ada yang menggambarkan sisi jelak, dan ada pula yang ingin berkhotbah lewat lakonya itu Waluyo 2003:7. Untuk memahami naskah secara lengkap dan terinci, struktur drama akan dijelaskan disini. Unsur-unsur struktur itu saling menjalin membentuk kesatuan dan saling terikat satu dengan yang lainnya.

a. Plot

Wiyanto 2002:24 mengungkapkan bahwa lakon drama yang baik selalu mengandung konflik, sebab roh drama adalah konflik. Drama memang selalu menggambarkan konflik atau pertentangan. Pertentangan-pertentangan itu menjadi bahan lakon drama. Adanya pertentangan akan menimbulkan bentrokan 23 dan bentrokan akan menimbulkan peristiwa, muncul satu peristiwa disusul dengan peristiwa-peristiwa lain sehingga menjadi rangkaian peristiwa. Rangkaian peristiwa inilah yang membentuk plot drama jalan cerita drama. Waluyo 2003:8 mengemukakan bahwa plot merupakan jalinan konflik antara dua tokoh yang berlawanan. Konflik itu berkembang karena kontradiksi para pelaku. Sifat dua tokoh utama itu bertentangan, konflik itu semakin lama semakin meningkat untuk kemudian mencapai titik klimaks. Setelah klimaks lakon akan menuju penyelesaian. Suharianto 2005:59 mengungkapkan bahwa istilah lain dari plot bisa disebut juga lakon atau cerita yang merupakan unsur yang esensial dalam sebuah drama. Secara struktural lakon atau cerita terdiri atas 5 bagian yaitu: 1 Pemaparan atau Eksposisi Bagian lakon drama yang berisi pembeberan atau penjelasan mengenai situasi awal suatu cerita. Pada bagian ini akan ditampilkan hal-hal yang berhubungan dengan waktu, tempat, dan aspek-aspek psikologis tokoh. Melalui bagian inilah tema cerita atau yang sering disebut pula dengan premis di perkenalkan sedemikian rupa sehingga penonton atau penikmatnya mengetahui bahwa kejadian-kejadian dalam drama cerita tersebut mengandung konflik, walaupun selama berlangsung pemaparan tersebut situasi masih dalam keadaan seimbang, artinya belum terjadi konflik yang sebenarnya. Itulah sebabnya bagian ini sering disebut pula dengan pembenihan peristiwa. Dalam tahap ini pembaca diperkenalkan dengan tokoh-tokoh drama dengan watak masing-masing. 24 2 Penggawatan atau Komplikasi Bagian drama yang secara jelas menunjukan adanya konflik yang sebenarnya. Dalam bagian ini tampak adanya atau munculnya perbuatan- perbuatan perangsang. Pada bagian inilah pengarang mempertemukan protagonis dengan antagonis untuk membangun konflik yang merupakan dasar sebuah cerita drama. Konflik tersebut dikembangkan. Terus dan akan menanjak sampai dititik puncak. Karena itu bagian ini disebut juga dengan penanjakan atau rising action. 3 Puncak atau klimaks Bagian cerita yang merupakan puncak ketegangan cerita, merupakan titik perselisihan paling tinggi antara protagonis dan antagonis. Bagian ini merupakan bagian cerita paling genting. Dengan demikian sudah tidak mungkin diperhebat lagi. Cerita atau konflik harus segera diakhiri. Ada dua kemungkinan yang dapat terjadi, yaitu hancurnya salah satu pihak atau pulihnya keseimbangan antara dua pihak yang semula bertentangan. 4 Peleraian atau Anti Klimaks Bagian tempat pengarang mengetengahkan pemecahan konflik. Mulai bagian ini, pengarang drama secara bertahap membuka rahasia yang selama ini disembunyikan. 5 Penyelesaian atau Kongklusi Bagian cerita yang berfungsi mengembalikan lakon pada keseimbangan awal. Bagian ini merupakan tempat pengarang mengakhiri seluruh kejadian dalam lakon, sekaligus merupakan tempat pengarang 25 memberikan jawaban bagi para penikmat atau penontonnya atas berbagai masalah yang terjadi pada bagian-bagian sebelumnya. Bagian ini sering disebut pula dengan catastrophe atau resolusi.

b. Penokohan

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SATU BABAK MELALUI MEDIA KARTU GAMBAR DENGAN METODE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 KEDUNGWUNI

2 11 244

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SATU BABAK MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PENGANDAIAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 KRAMAT KAB. TEGAL

16 189 158

PENINGKATAN KEAKFTIFAN DAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO OPERA VAN JAVA Peningkatan Keakftifan dan Kemampuan Menulis Naskah Drama dengan Menggunakan Media Video Opera Van Java pada Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 2 Pracimant

0 2 13

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO OPERA VAN JAVA Peningkatan Keakftifan dan Kemampuan Menulis Naskah Drama dengan Menggunakan Media Video Opera Van Java pada Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 2 Pracimanto

0 2 12

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAHDRAMA DENGAN MEDIA GAMBAR KOMIK PADA SISWA KELAS XI IPS 3 Peningkatan Keterampilan Menulis Naskahdrama Dengan Media Gambar Komik Pada Siswa Kelas XI IPS 3 SMA N 2 Sragen.

0 1 14

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMAMELALUI KOLABORASI MEDIA GAMBAR SERI DAN KERJA KELOMPOK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA MELALUI KOLABORASI MEDIA GAMBAR SERI DAN KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 KALINYAMATAN JE

0 2 17

PENDAHULUAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA MELALUI KOLABORASI MEDIA GAMBAR SERI DAN KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 KALINYAMATAN JEPARA TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 1 7

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SATU BABAK DENGAN MEDIA FOTO PADA SISWA KELAS VIII F SMP 2 PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG.

0 0 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SATU BABAK DENGAN MEDIA FOTO PADA SISWA KELAS VIII F SMP 2 PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG.

3 22 122

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH (ABSTRAK) DRAMA MENGGUNAKAN STRATEGI SINEKTIK (MODEL GORDON) DENGAN MEDIA GAMBAR KOMIK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 NALUMSARI KABUPATEN JEPARA.

0 1 3