38
drama. Guru harus selektif dalam memilih gambar komik sebagai media pembelajaran menulis naskah drama.
Dengan digunakannya suatu media, yaitu gambar komik, maka siswa akan dituntut untuk mengungkapkan cerita dengan lebih baik, runtut serta
penggambaran latar yang lebih jelas.
2.2.6 Latihan Penulisan Naskah Drama
Jabrohim 2003:136 mengatakan bahwa penulisan naskah drama merupakan suatu proses yang utuh, yang mempunyai keseluruhan, artinya jika
memang hanya mempunyai sedikit pengalaman menulis maka kita memulainya selangkah demi selangkah, tahap demi tahap dalam suatu tata urutan. Berbagai
aspek yang harus ada merupakan dasar menulis naskah drama dan dengan itu diharapkan nantinya kita memiliki ketajaman perasaan dan kejernihan pikiran
yang berhubungan dengan unsur fundamental sebuah naskah drama. Aspek-aspek itu antara lain penciptaan latar creating setting, penciptaan tokoh hidup freshing
out character , penciptaan konflik-konflik working konflik, penulisan adegan,
secara keseluruhan di susun kedalam skenario. a. Menciptakan Setting
Lingkungan fisik tempat penulis drama menerapkan aksi action para tokoh ciptaanya disebut setting latar. Setting latar dalam drama seringkali
dilupakan penulis pemula, padahal setting paling sederhana pun mempunyai dampak yang besar bagi aksi para pelaku. Penulis-penulis drama yang sudah
berpengalaman seringkali menggunakan suatu lingkungan yang aktual seperti
39
yang mereka observasi sebagai dasar setting yang mereka tulis. Mereka memodifikasi hasil observasi agar menjadi setting yang paling baik bagi
dramanya. b. Menciptakan Tokoh
Ketika melukiskan tokoh cukup seperti ketika kita melukiskan setting. Penulis drama melukiskannya seringkas dan setepat mungkin. Informasi berikut
ini yang biasa termasuk di dalamnya terdapat: nama tokoh, usia, deskripsi fisik tokoh secukupnya, hubungan tokoh utama dengan lainnya didalam drama-drama
itu. Kalaupun ada petunjuk utama dengan tokoh lain didalam drama itu. Kalaupun ada petunjuk khusus tentang karakter tokoh seyogyanya di deskripsikan sedikit
saja. c. Penciptaan Konflik-Konflik
Penulis pemula seringkali ingin meloncat segera menulis dialog. Tetapi mereka lupa bahwa sebuah adegan yang berhasil eksistensinya adalah drama
yang berhasil didasarkan pada cerita. Drama adalah cerita. Sebuah cerita merupakan serangkaian insiden peristiwa kemudian bergerak maju dari
permulaan ketengah lalu ke akhir. Eleman cerita yang menggerakkan drama menuju kedepan adalah konflik. Inti adegan yang berhasil adalah terletak pada
perasaan yang kuat tentang konflik seorang tokoh menginginkan sesuatu, sedangkan tokoh lain berusaha mencegah keinginan itu.
Empat kata kunci yang senantiasa perlu diperhatikan adalah tujuan goal, motivasi, rintangan dan taktik. Definisi adalah seorang tokoh ingin mempunyai
motivasi mencapai tujuan goal tertentu, tetapi seorang suatu merintangi
40
mencegah keberhasilan tokoh pertama tadi. Jika motivasi tokoh pertama tadi cukup kuat, maka tokoh itu berusaha kuat mengatasi rintangan-rintangan itu
dengan taktik-taktik agar ia berhasil mencapainya. d. Penulisan Adegan
Penempatan semua elemen kedalam skenario kasar berupa adegan adalah langkah penting yang harus di lewati sebelum kita menulis drama lengkap, sebab
menulis drama adalah membuat bangunan drama, kita mengalokasikan waktu dan menaruh perhatian pada penulisan skenario dasar berupa adegan itu.
Dalam latihan ini kita menulis skenario dasar berupa adegan sepotong adegan dimana di dalamnya tokoh pertama memiliki motivasi kuat untuk
keberhasilan tujuannya. Sedangkan tokoh kedua juga mepunyai motivasi kuat membuat berbagai rintangan obstacle agar keberhasilan tujuan tokoh pertama
tadi gagal. Kedua tokoh berusaha menggunakan berbagai taktik yang sesuai dengan kepentingan mereka masing-masing.
e. Secara keseluruhan disusun ke dalam skenario Latihan berikut berupa penulisan adegan lengkap dengan setting, maka
sekarang adalah waktu yang tepat untuk menempatkan semuanya kedalam skrip drama. Sebuah skrip adalah versi pameran acting sebuah drama yang akan
dipergunakan sutradara dan aktor dalam latihan rehearsal.
2.3 Kerangka Berpikir
Pengajaran bahasa Indonesia diajarkan disekolah bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilam berkomunikasi, baik itu secara