commit to user
59
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
1. Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan
dalam kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia API, untuk menghadirkan
alternatif jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia. Secara bersama-sama, sistem perbankan syariah dan perbankan
konvensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi
sektor-sektor perekonomian nasional.
Karakteristik sistem
perbankan syariah
yang beroperasi
berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan
aspek keadilan
dalam bertransaksi,
investasi yang
beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam
berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan beragam produk serta layanan jasa
perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan
commit to user
60 dapat dinimati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa
terkecuali.
Pengelolaan perekonomian makro, meluasnya penggunaan berbagai produk dan instrumen keuangan syariah akan dapat merekatkan
hubungan antara sektor keuangan dengan sektor riil serta menciptakan harmonisasi di antara kedua sektor tersebut. Semakin meluasnya
penggunaan produk dan instrumen syariah disamping akan mendukung kegiatan keuangan dan bisnis masyarakat juga akan mengurangi transaksi-
transaksi yang bersifat spekulatif, sehingga mendukung stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan, yang pada gilirannya akan memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian kestabilan harga jangka menengah-panjang.
Diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan
industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat
lagi. Dengan progres perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65 pertahun dalam lima tahun
terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional akan semakin signifikan.
Perjalanan Bank syariah di Indonesia dimulai dengan didirikannya Bank Muamalat Indonesia BMI pada tahun 1991 dengan dasar UU No. 7
tahun 1992, walaupun pembahasan perbankan dengan sistem bagi hasil
commit to user
61 hanya sepintas diuraikan. Sistem bank syariah baru mulai dilirik sejak
terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1998. Ketika itu, Bank Indonesia melakukan uji kelayakan terhadap semua bank nasional, dan BMI yang
baru berumur beberapa tahun dan sebagai satu-satunya bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah menempati peringkat ke 43 dari 208
bank yang ada. Sejak itulah banyak bank konvensional mulai jatuh hati dengan bank syariah dan mulai memberikan dan menyelenggarakan
pelatihan dalam bidang perbankan syariah bagi stafnya. Sebagian bank tersebut ingin menjajaki untuk baik dengan mengkonversi bank
konvensionalnya dengan menjadi bank syariah sepenuhnya maupun hanya dengan membuka divisi atau cabang syariah.
Hingga saat itu perkembangan perbankan syariah di Indonesia dapat terbilang cukup pesat, apalagi sejak diberlakukannya Undang-
Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, yang membuat pengembangan industri perbankan syariah
nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Untuk mengetahui
seberapa besar perkembangan perbankan syariah selama 5 tahun terakhir, mari kita lihat tabel di bawah ini :
Tabel 4.1 Aset Gabungan BUS dan UUS
Tabel Total Aset Gabungan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah milyar rupiah
2006 26.722
2007 36.538
commit to user
62 2008
49.555 2009
66.090 2010
97.519 2011
145.467 2012
143.888 Sumber : biro perbankan syariah, Bank Indonesia
Menurut data Bank Indonesia, terdapat 11 Bank Umum Syariah BUS yang beroperasi di Indonesia dengan nilai aset per Januari 2012
adalah sebesar Rp115,3 Triliun tumbuh 46 dibandingkan pada Januari 2011 yang senilai Rp78,2 Triliun. Sedangkan aset 24 Unit Usaha Syariah
UUS per Januari 2012 adalah Rp28,6 Triliun tumbuh 63 persen dibandingkan Januari 2011 yang hanya berjumlah Rp17,9 Triliun dan aset
155 Bank Perkreditan Rakyat Syariah per Januari 2012 adalah Rp3,61 Triliun dibanding posisi Januari 2011 yaitu Rp2,77 Triliun sehingga
meningkat 30,1 Industri perbankan syariah dapat bertahan dari krisis global karena
tidak terkait dengan mekanisme pasar dan tanpa spekulasi. Di tahun 2010 pertumbuhan aset perbankan syariah global mencapai 8,9 persen dengan
total aset sebesar 900 miliar dolar AS. Dengan mayoritas penduduk Indonesia yang beragama islam, seharusnya, pertumbuhan perbankan
syariah di Indonesia dapat lebih meningkat dan tumbuh secara signifikan. Tentu saja masih banyak yang harus disiapkan oleh semua pihak yang
terlibat, instrumen penting dalam perkembangan perbankan syariah antara lain pemenuhan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia, peningkatan
inovasi produk dan layanan kompetitif serta berbasis kekhususan untuk
commit to user
63 kebutuhan masyarakat dan keberlangsungan program sosialisasi serta
edukasi kepada masyarakat. Jika ketiga unsur itu dapat dipenuhi dan didukung
dengan sarana
infrastruktur yang
memadai untuk
mempromosikan program syariah serta peningkatan instrumen syariah yang terkait, harapannya adalah terwujudnya iklim dan situasi yang ideal
bagi perkembangan perbankan syariah di Indonesia. Pertumbuhan perbankan pun mengalami kenaikan yang cukup
menggembirakan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005 hanya ada 3 Bank Umum Syariah BUS, 19 Unit Usaha Syariah UUS, dan 92 Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS, sedangkan hingga September 2011 sudah terdapat 11 BUS, 23 UUS, dan 154 BPRS. Hal ini dimungkinkan
dengan adanya UU No. 2 Tahun 2008 tentang batas waktu tahun 2023 bagi UUS untuk menjadi BUS.
Perbankan syariah di Indonesia semakin berkembang dan layanannya telah dinikmati seluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan
statistik perbankan Indonesia tahun 2012, jumlah Bank Umum Syariah BUS ada 11 unit, Unit Usaha Syariah UUS ada 24 unit dan Bank
Perkreditan Rakyat Syariah BPRS sebesar 155 unit.
Tabel 4.2
Jaringan Kantor Perbankan Syariah 2009
2010 2011
2012 Bank Umum Syariah
Jumlah Bank 6
11 11
11 Jumlah Kantor
711 1215
1401 1435
commit to user
64 Unit Usaha Syariah
Jumlah Bank 25
23 24
24 Jumlah Kantor
287 262
336 378
Bank Perkreditan
Rakyat Syariah
Jumlah Bank 138
150 155
155 Jumlah Kantor
225 285
364 389
Total Kantor 1223
1763 2101
2202 Sumber : Statistik Perbankan Syariah Indonesia 2012
B. Analisis Variabel Input dan Output.