Hasil Analisis Efisiensi Perbankan Syariah Secara DEA

commit to user 73 Sumber: Laporan Keuangan Tahunan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Tahun 2010.

C. Analisis Data dan Pembahasan.

Efisiensi merupakan salah satu pencerminan kinerja perbankan, dimana suatu bank dikatakan memiliki kinerja yang tinggi apabila dapat meningkatkan efisiensinya dengan menggunakan variabel yang seuai untuk memberikan hasil yang maksimal. Adrian Sutawijaya dan Etty Puji Lestari, 2009 Penelitian ini dilakukan terhadap 10 Bank Umum Syariah BUS dan 5 Unit Usaha Syariah UUS. Penggunaan data Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Indonesia. BUS dan UUS tersebut relative lengkap menyampaikan laporan keuangannya kepada Biro Syariah Bank Indonesia, sebagai lembaga pengawasan perbankan. Disamping itu struktur biaya BUS dan UUS bervariasi disbanding Bank Perkreditan Rakyat Syariah BPRS. Adapun BPRS tidak termasuk ke dalam penelitian ini karena laporan keuangannya tidak lengkap. Bank sebagai UKE, dikatakan efisiensi secara relative apabila nilai dualnya sama dengan satu nilai efisiensi = 100. Sebaliknya, nilai dualnya yang kurang dari satu maka UKE bersangkutan dianggap tidak efisien inefisien secara relative Silkman, 1986; Nugroho, 1995 dalam Huri M.D. dan Indah Susilowati, 2004.

1. Hasil Analisis Efisiensi Perbankan Syariah Secara DEA

a. Bank Umum Syariah commit to user 74 Hasil olah data terhadap 10 Bank Umum Syariah menunjukan bahwa 4 Bank yang belum efisien yaitu Bank Syariah Mandiri, Bank Jabar Banten Syariah, BCA Syariah, BRI Syariah. 6 Bank yang sudah efisien secara teknis yaitu Bank Syariah Bukopin, Bank Victoria Syariah, Bank Mega Syariah, BNI Syariah, Bank Muamalat Indonesia, Bank Panin Syariah. Berdasarkan perhitungan metode DEA dengan software DEAWIN. Dapat dilihat tingkat efisiensi teknis BUS – BUS di Indonesia pada tabel 4.8. Hasil perhitungan tersebut menggambarkan pencapaian nilai tingkat efisiensi masing-masing bank sangat beragam. Tebel 4.8 Hasil Pengolahan BUS Menggunakan DEA Bank Umum Syariah Kode Bank Nilai Efisien Keterangan Bank Syariah Mandiri BSM 80,45 Inefisien Bank Syariah Bukopin BSB 100 Efisien Bank Victoria Syariah BVS 100 Efisien Bank Mega Syariah BMS 100 Efisien Bank Jabar Banten Syariah BJBS 83,28 Inefisien BNI Syariah BNIS 100 Efisien Bank Muamalat Indonesia BMI 100 Efisien Bank Panin Syariah BPS 100 Efisien BCA Syariah BCAS 46,52 Inefisien BRI Syariah BRIS 78,40 Inefisien sumber : hasil olahan DEA Data statistik pada tabel 4.8 menunjukan bahwa BUS – BUS yang belum mencapai tingkat efisiensi teknik 100 inefisien pada tahun 2010 commit to user 75 adalah Bank Syariah Mandiri 80,45, Bank Jabar Banten Syariah 83,28, BCA Syariah 46,52, dan BRI Syariah 78,40. Sedangkan BUS yang sudah mencapai tingkat efisiensi adalah Bank Syariah Bukopin, Bank Victoria Syariah, Bank Mega Syariah, BNI Syariah, Bank Muamalat Indonesia, dan Bank Panin Syariah. Perhitungan DEA tidak hanya mengukur nilai efisiensi dari masing- masing bank syariah yang ada dalam sampel, tetapi juga memberikan refrensi atau acuan bank bagi bank yang berada dalam kondisi inefisien menjadi efisien Harjun Muharam dan Pusvitasari, 2007 tabel 4.9 menunjukan bahwa beberapa BUS yang efisien menjadi acuan refrensi perbaikan untuk BUS lainnya yang inefisien. Tabel 4.9 BUS-BUS Acuan bagi BUS-BUS yang Inefisien Tahun 2010 Bank Umum Syariah Kode Bank Nilai Efisien Benchmarks Bank Syariah Mandiri BSM 80,45 BSB 4.669 BNIS 0.021 BMI 1.140 Bank Syariah Bukopin BSB 100 Bank Victoria Syariah BVS 100 Bank Mega Syariah BMS 100 Bank Jabar Banten Syariah BJBS 83,28 BSB 0.109 BVS 0.334 BMI 0.049 BPS 0.596 BNI Syariah BNIS 100 Bank Muamalat Indonesia BMI 100 Bank Panin Syariah BPS 100 BCA Syariah BCAS 46,52 BMI 0.018 BPS 0.055 BRI Syariah BRIS 78,40 BSB 0.007 BVS 2.568 BMS 0.327 BMI 0.172 sumber : hasil olahan DEA commit to user 76 Bank – bank yang inefisien, dapat dikatakan bahwa bank tersebut belum dapat memaksimalkan nilai input dan output yang dimilikinya. Hal ini berarti nilai input dan output yang dicapai oleh bank yang inefisien belum dapat meraih target yang sebenarnya Harjum Muharam Dan Pusvitasari, 2007. Pada tabel 4.9 menunjukan ada enam bank yang sudah efisien, yaitu Bank Syariah Bukopin, Bank Victoria Bukopin, Bank Mega Syariah, BNI Syariah, Bank Muamalat Indoensia, Bank Panin Syariah. Dan empat bank yang belum efisien yaitu Bank Syariah Mandiri, Bank Jabar Banten, BCA Syariah, dan BRI Syariah. Bank yang belum efisien harus berpatokan benchmark kepada bank Yang telah efisien, agar bank tersebut menjadi efisien. b. Unit Usaha Syariah Hasil olah data terhadap 5 Unit Usaha Syariah menunjukan bahwa 1 Bank yang belum efisien yaitu Bank Danamon. 4 Bank yang sudah efisien secara teknis yaitu Bank Permata, BII maybank, Bank Jateng, Bank Tabungan Negara. Tabel 4.10 Hasil Pengolahan UUS Menggunakan DEA Unit Usaha Syariah Kode Bank Nilai Efisien Keterangan BII Maybank BIIUUS 100 Efisien Bank Danamon BDUUS 74,49 Inefisien Bank Permata BPUUS 100 Efisien commit to user 77 Bank Jateng BJUUS 100 Efisien Bank Tabungan Negara BTNUUS 100 Efisien sumber : hasil olahan DEA Hasil Perhitungan dan Analisis Tingkat Efisiensi Teknik Unit Usaha Syariah UUS di Indonesia Tahun 2010. Data Statistik tabel 4.10 menunjukan bahwa UUS yang belum mencapai tingkat efisiensi teknik 100 inefisien pada tahun 2010 adalah Bank Danamon 74,49. Sedangkan UUS yang sudah mencapai tingkat efisiensi adalah BII Maybank, Bank Permata, Bank Jateng, dan Bank Tabungan Negara. Tabel 4.11 UUS – UUS Acuan bagi UUS – UUS yang Inefisien Tahun 2010 Unit Usaha Syariah Kode Bank Nilai Efisien Benchmarks BII Maybank BIIUUS 100 Bank Danamon BDUUS 74,49 BPUUS 0.038 BJUUS 5.852 Bank Permata BPUUS 100 Bank Jateng BJUUS 100 Bank Tabungan Negara BTNUUS 100 sumber : hasil olahan DEA Tabel 4.11 menunjukan ada empat bank yang sudah efisien, yaitu BII Maybank, Bank Permata, Bank Jateng, dan Bank Tabungan Negara. Dan satu bank yang belum efisien yaitu Bank Danamon. Bank yang belum efisien harus berpatokan benchmark kepada bank Yang telah efisien, agar bank tersebut menjadi efisien. commit to user 78

2. Hasil Analisis Efisiensi Perbankan Syariah Secara Statistik.