commit to user
64 Unit Usaha Syariah
Jumlah Bank 25
23 24
24 Jumlah Kantor
287 262
336 378
Bank Perkreditan
Rakyat Syariah
Jumlah Bank 138
150 155
155 Jumlah Kantor
225 285
364 389
Total Kantor 1223
1763 2101
2202 Sumber : Statistik Perbankan Syariah Indonesia 2012
B. Analisis Variabel Input dan Output.
Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, akan tetapi sampel tersebut bersifat secara spesifik yang
berarti bahwa sampel tersebut bersifat secara spesifik yang berarti bahwa sampel tersebut mencerminkan Unit Kegiatan Ekonomi UKE yang diteliti
dan tidak mencerminkan atau mewakili populasi secara umum. Beberapa bank syariah baik BUS maupun UUS merupakan objek dalam penelitian ini, di
mana sampel yang diambil telah menyediakan laporan keuangan tahunan selama objek pengamatan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 10 Bank Umum Syariah, dan 5 Unit Usaha Syariah :
a. Bank Umum Syariah BUS, terdiri dari: BCA Syariah, BNI Syariah, BRI syariah, Bank Jabar Banten Syariah, Bank Muamalat Indonesia, Bank
Panin Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Mega Indonesia, Bank Victoria Syariah.
commit to user
65 b.
Unit Usaha Syariah UUS, terdiri dari : Bank Permata, Bank Danamon Indonesia, BII Maybank, Bank Jateng, dan Bank Tabungan
Negara BTN Efisiensi yang digunakan dalam pengukuran penelitian ini adalah tingkat
teknis yang diperoleh dari rasio input yang digunakan terhadap output yang dihasilkan. Hasil olahan data input – output dengan menggunakan data
envelopment analysis DEA terhadap 10 BUS dan 5UUS. Hasil analisis ini dibagi menjadi 2 kategori yakni bank yang efisien dan bank yg inefisien. Bank
yang efisien ditunjukan dengan score efisiensi yang sudah mencapai 100 yang berarti penggunaan input untuk menghasilkan output sudah optimal.
Sedangkan, bank yang belum efisien secara teknis atau inefisien ditunjukan dengan score efisiensi yang belum mencapai 100 dimana penggunaan input
menghasilkan output belum maksimal. Hasil pengolahan data ini juga menunjukan target yang seharusnya dicapai. Target ini terdiri dari 5 objek,
yaitu : a. Variable, merupakan nama nama variable input dan output yang
digunakan dalam analisis dan sebagai objek yang akan di evaluasi tingkat efisiennya.
b. Actual, merupaka nilai dari variabel input dan output yang terjadi secara rill dalam operasional bank.
c. Target, merupakan nilai yang seharusnya dicapai oleh variabel input dan output untuk mencapai tingkat efisiensi maksimal.
commit to user
66 d. To Gain, merupakan presentase nilai yang masih bias dimaksimalkan
oleh variabel input untuk mencapai produktivitas maksimal, sedangkan untuk variabel output merupakan presentase nilai yang belum dicapai.
e. Achieved, bagi variabel input adalah presentase nilai yang sudah dimanfaatkan, sedangkan untyk variabel output merupakan presentase
nilai yang sudah dicapai. Variabel – Variabel yang digunakan dalam penelitian.
Perhitungan efisiendi perbankan syariah dengan analisis DEA ini menggunaksn tiga variabel input, yaitu : Simpanan, Aset, Biaya tenaga kerja
beban operasional. Variabel outputnya meliputi pembiayaan dan pendapatan operasional.
1 Simpanan
Variabel input pertama, simpanan yaitu jumlah dana masyarakat baik individu maupun berbadan hukum yang dapat di himpun oleh bank
syariah baik BUS UUS
Table 4.3 Simpanan
Bank Umum Syariah Kode Bank
Simpanan Wadiah X
₁ Bank Syariah Mandiri
BSM 4.174.663.897.074
Bank Syariah Bukopin BSB
95.501.632.957 Bank Victoria Syariah
BVS 2.776.000.000
Bank Mega Syariah BMS
1.182.822.000.000 Bank Jabar Banten Syariah
BJBS 171.250.704.000
BNI Syariah BNIS
644.624.000.000 Bank Muamalat Indonesia
BMI 2.514.428.195.000
Bank Panin Syariah BPS
15.335.161.000 BCA Syariah
BCAS 96.610.518.088
commit to user
67 BRI Syariah
BRIS 1.054.006.000.000
Unit Usaha Syariah Kode Bank
Simpanan Wadiah X
₁ BII Maybank
BIIUUS 46.344.000.000
Bank Danamon BDUUS
275.663.000.000 Bank Permata
BPUUS 241.016.000.000
Bank Jateng BJUUS
33.525.058.846 Bank Tabungan Negara
BTNUUS 16.305.236.000
Sumber: Laporan Keuangan Tahunan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Tahun 2010.
Tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa jumlah simpanan yang terdiri atas tabungan syariah, deposito, dan giro syariah pada kesepuluh Bank
Umum Syariah BUS dalam penelitian ini. Bank Mandiri Syariah mempunyai jumlah simpanan terbanyak yaitu 4,174 Triliyun rupiah, ini
artinya Bank Syariah Mandiri paling banyak menghimpun dana dari masyarakat. Sedangkan Bank Muamalat Indonesia sebagai bank syariah
oertama yang ada di Indonesia menduduki tingkat kedua dalam jumlah dana simpanan, yakni sebesar 2,514 Triliyun rupiah. Jumlah simpanan
yang paling kecil dalam penelitian ini adalah Bank Victoria Syariah yaitu sebesar 2,776 Milyar rupiah. Pada Unit Usaha Syariah dari lima Bank yang
diteliti dapat dilihat bahwa jumlah simpanan terbesar adalah Bank Danamon, yakni sebesar 275,663 Miliar rupiah.
2 Aset
Berikut tabel jumlah aser Bank Umum Syariah BUS dan Unit Usaha Syariah UUS pada tahun 2010.
Tabel 4.4 Aset
Bank Umum Syariah Kode Bank
Aset X
₂
commit to user
68 Bank Syariah Mandiri
BSM 6.161.825.512.494
Bank Syariah Bukopin BSB
435.475.788.699 Bank Victoria Syariah
BVS 12.025.000.000
Bank Mega Syariah BMS
830.999.000.000 Bank Jabar Banten Syariah
BJBS 309.999.286.000
BNI Syariah BNIS
1.568.756.000.000 Bank Muamalat Indonesia
BMI 2.535.765.945.000
Bank Panin Syariah BPS
140.162.674.000 BCA Syariah
BCAS 186.494.416.670
BRI Syariah BRIS
945.204.000.000 Unit Usaha Syariah
Kode Bank
Aset X
₂
BII Maybank BIIUUS
640.290.000.000 Bank Danamon
BDUUS 157.540.000.000
Bank Permata BPUUS
817.592.000.000 Bank Jateng
BJUUS 14.746.123.152
Bank Tabungan Negara BTNUUS
5.841.535.000 Sumber: Laporan Keuangan Tahunan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah Tahun 2010. Tabel 4.4 diatas dapat dilihat jumlah aset yang dimiliki Bank
Umum Syariah BUS maupun Unit Usaha Syariah UUS. Adapun jumlah aset Bank Umum Syariah BUS yang paling besae adalah aset Bank
Syariah Mandiri sebesar 6,161 Triliyun rupiah. Hal ini menunjukan kinerja yang semakin baik dari sebuah bank. Sedangkan aset yang paling
kecil pada penelitian ini adalah bank 12,025 miliyar rupiah. Dari tabel 4.4 juga dapat dilihat aset yang dimiliki kelima Unit Usaha Syariah UUS
pada tahun 2010. Jumlah aset terbesar pada semua Unit Usaha Syariah UUS adalah sebesar 817,592 Miliyar rupiah yang merupakan aset Bank
Permata. Sedangkan jumlah aset terendah Unit Usaha Syariah UUS sejumlah 5,841 Miliyar rupiah yang merupakan aset Bank Tabungan
Negara.
commit to user
69 3
Biaya Tenaga Kerja Biaya tenaga kerja personalia didefinisikan sebagai gaji, biaya
pendidikan, dan tunjangan kesejahteraan karyawan bank syariah. Berikut merupakan tabel biaya tenaga kerja Bank Syariah baik BUS atau UUS
tahun 2010.
Tabel 4.5 Biaya Tenaga Kerja
Bank Umum Syariah Kode Bank
Biaya Tenaga Kerja X
₃ Bank Syariah Mandiri
BSM 1.593.254.907.021
Bank Syariah Bukopin BSB
81.229.390.134 Bank Victoria Syariah
BVS 14.090.000.000
Bank Mega Syariah BMS
566.115.000.000 Bank Jabar Banten Syariah
BJBS 77.960.993.000
BNI Syariah BNIS
169.559.000.000 Bank Muamalat Indonesia
BMI 788.653.131.000
Bank Panin Syariah BPS
21.922.530.000 BCA Syariah
BCAS 32.321.415.096
BRI Syariah BRIS
455.838.000.000 Unit Usaha Syariah
Kode Bank Beban Operasional
X ₃
BII Maybank BIIUUS
73.194.000.000 Bank Danamon
BDUUS 71.365.000.000
Bank Permata BPUUS
107.668.000.000 Bank Jateng
BJUUS 4.049.017.781
Bank Tabungan Negara BTNUUS
2.247.211.000 Sumber: Laporan Keuangan Tahunan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah Tahun 2010.
commit to user
70 Tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa dari kesepuluh Bank Umum
Syariah BUS tersebut biaya tenaga kerja yang paling besar adalah Bank Mandiri Syariah yakni sebesar 1,593 Triliyun rupiah. Sedangkan biaya
tenaga kerja terendah menurut penelitian ini adalah Bank Victoria Syariah, yakni sebesar 14,090 Miliyar rupiah. Dari kelima Unit Usaha Syariah
UUS yang diteliti dalam penelitian ini, biaya tenaga kerja yang paling besar adalah Bank Permata, yakni sebesar 107,668 Miliar rupiah, dan biaya
tenaga kerja terendah dalam penelitian ini adalah bank tabungan negara, yakni sebesar 2,247 Miliyar rupiah.
4 Pembiayaan
Selanjutnya adalah variabel output dari penelitian ini ada dua variabel. Adapun variabel output yang pertama adalah pembiayaan.
Pembiayaan yang berarti produk penyaluran dana Bank Syariah baik BUSUUS kepada masyarakat baik individu maupun berbadan hokum
dengan menggunakan akad-akad mudharabah musyarakah. Berikut adalah tabel jumlah variabel output pembiayaan pada Bnak Umum Syariah
BUS dan Unit Usaha Syariah UUS pada tahun 2010.
Tabel 4.6 Pembiayaan
Bank Umum Syariah Kode Bank
Pembiayaan Y
₁ Bank Syariah Mandiri
BSM 8.394.986.953.161
Bank Syariah Bukopin BSB
2.451.077.163 Bank Victoria Syariah
BVS 1.640.000.000
commit to user
71 Bank Mega Syariah
BMS 140.095.000.000
Bank Jabar Banten Syariah BJBS
466.051.846.000 BNI Syariah
BNIS 677.767.000.000
Bank Muamalat Indonesia BMI
7.343.577.959.000 Bank Panin Syariah
BPS 181.836.742.000
BCA Syariah BCAS
138.797.000.000 BRI Syariah
BRIS 1.309.790.000.000
Unit Usaha Syariah Kode Bank
Pembiayaan Y
₁ BII Maybank
BIIUUS 180.592.000.000
Bank Danamon BDUUS
561.978.000.000 Bank Permata
BPUUS 1.399.000.000
Bank Jateng BJUUS
97.109.167.287 Bank Tabungan Negara
BTNUUS 40.732.954.000
Sumber: Laporan Keuangan Tahunan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Tahun 2010.
Dari tabel 4.6 diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah pembiyaan terbesar Bank Umum Syariah BUS adalah pembiayaan Bank Syariah
Mandiri yaitu sebesar 8,394 Triliyun rupiah. Dengan jumlah pembiayaan yang besar berarti Bank Syariah Mandiri telah melaksanakan peran
intermediasi yang semakin baik. Sedangkan pembiayaan terendah dalam penelitian ini adalah pembiayaan sejumlah 1,640 Miliyar rupiah yang
merupakan pembiayaan Bank Victoria Syariah. Untuk Unit Usaha Syariah pembiayaan terbesar adalah pembiayaan pada Bank Danamon yakni
sebesar 561,978 Miliyar rupiah, sedangkan pembiayaan terendah dalam penelitian ini adalah Bank Permata yakni sebesar 1,399 Miliar rupiah.
5 Pendapatan Operasional
commit to user
72 Output selanjutnya adalah pendapatan operasional. Pendapatan
operasional adalah pendapatan hasil dari kegiatan operasional Bank Syariah baik BUS atau UUS
Pendapatan Operasional terbesar pada Bank Umum Syariah BUS adalah pada Bank Syariah mandiri yaitu sebesar 2,768 Triliyun rupiah.
Sedangkan pendapatan terendah adalah pendapatan operasional Bank Victoria Syariah yakni sebesar 18,864 Miliyar rupiah. Untuk Unit Usaha
Syariah UUS jumlah pendapatan operasional terbesar adalah Bank Permata sejumlah 258,312 Miliyar rupiah. Dan pendapatan operasional
terendah dalam penelitian ini adalah Bank Tabungan Negara, yakni sebesar 6,498 Miliyar rupiah. Berikut tabel Pendapatan Operasional.
Tabel 4.7 Pendapatan Operasional
Bank Umum Syariah Kode Bank
Pendapatan Operasional Y
₂
Bank Syariah Mandiri BSM
2.768.071.921.323 Bank Syariah Bukopin
BSB 198.406.443.095
Bank Victoria Syariah BVS
18.864.000.000 Bank Mega Syariah
BMS 971.497.000.000
Bank Jabar Banten Syariah BJBS
118.747.138.000 BNI Syariah
BNIS 417.661.000.000
Bank Muamalat Indonesia BMI
1.608.141.129.000 Bank Panin Syariah
BPS 21.368.741.000
BCA Syariah BCAS
22.969.445.315 BRI Syariah
BRIS 643.736.000.000
Unit Usaha Syariah Kode Bank
Pendapatan Operasional Y
₂
BII Maybank BIIUUS
65.489.000.000 Bank Danamon
BDUUS 138.738.000.000
Bank Permata BPUUS
258.312.000.000 Bank Jateng
BJUUS 22.030.970.290
Bank Tabungan Negara BTNUUS
6.498.752.000
commit to user
73 Sumber: Laporan Keuangan Tahunan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah Tahun 2010.
C. Analisis Data dan Pembahasan.