Bank syariah secara umum

commit to user 9 memperoleh keuntungan fee based dari biaya administrasi, komisi, sewa, dan biaya-biaya lainnya. Dari pengertian di atas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Jasa perbankan pada umumnya terbagi atas dua tujuan. Pertama, sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efesien bagi nasabah. Untuk ini, bank menyediakan uang tunai, tabungan, dan kartu kredit. Ini adalah peran bank yang paling penting dalam kehidupan ekonomi. Tanpa adanya penyediaan alat pembayaran yang efisien ini, maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu. Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada pihak yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan yang lebih produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi suatu negara akan meningkat. Tanpa adanya arus dana ini, uang hanya berdiam di saku seseorang, orang tidak dapat memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat dibangun karena mereka tidak memiliki dana pinjaman

b. Bank syariah secara umum

Secara garis besar system keuangan islam dapat dikemukakan secara sederhana. System ini terutama dapat atas skema PLS profit-and- commit to user 10 loss-sharing atau system bagi hasil. Bank Islam yang dikenal dengan Bank Syariah, tidak menetapkan system bunga, melainkan system bagi hasil, dimana bank juga mengajak deposan ikut serta dalam suatu usaha. Deposan juga mendapatkan bagian dari keuntungan bank tersebut, sesuai dengan rasio yang telah ditetapkan di awal. Dengan demikian maka akan terjalin hubungan kemitraan antara bank dan deposan di satu pihak, dan di pihak lain antara bank dan nasabah investasi, yang mengelola simpanan deposan dalam berbagai usaha produktif. Perbankan Syariah berbeda dengan perbankan Konvensional yang pada intinya meminjam dana dengan membayar bunga dan memberikan pinjaman dengan menarik bunga. Sedangkan perbankan Syariah memberikan layanan bebas bunga kepada para nasabahnya. Dalam Islam melarang kaum muslimin menarik atau membayar bunga dalam bentuk semua transaksi. Inilah yang membedakan system perbankan Syariah dan system perbankan Konvensional. Secara teknis, Riba adalah nilai tambah dari pokok pinjaman yang disesuaikan dengan jangka waktu dan jumlah pinjaman. Namun kiri para ulama bersepakat bahwa istilah riba itu meliputi segala bentuk bunga. Pengembangan sistem perbankan Syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia API, untuk menghadirkan alternatif jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia. Secara bersama-sama, sistem perbankan Syariah dan perbankan Konvensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat commit to user 11 secara lebih luas untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional. Karakteristik sistem perbankan Syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan dapat dinimati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Kecenderungan masyarakat menggunakan sistem bunga lebih bertujuan untuk mengoptimalkan pemenuhan kepentingan pribadi, sehingga kurang mempertimbangkan dampak sosial yang ditimbulkan. Berbeda dengan sistem bagi hasil, sitem ini berorientasi pemenuhan kemaslahatan hidup umat manusia Sudarsono, 2008. Perbedaan bunga dan bagi hasil dapat dijelaskan lebih jauh dalam tabel 2.1 berikut: Tabel 2.1 Perbedaan antara Sistem Bunga dan Sistem Bagi Hasil Indikator Sistem Bunga Sistem Bagi Hasil Objek Kontrak Uang Barang atau Investasi commit to user 12 Penentuan besarnya hasil Sebelumnya Sesudah berusaha, sesudah ada untungnya Yang ditentukan Bunga, besarnya nilai rupiah. Menyepakati proporsi pembagian untung untuk masing – masing pihak, misalnya 50:50 atau 40:60 Jika terjadi kerugian Ditanggung nasabah Ditanggung kedua belah pihak, nasabah dan lembaga Dihitung Dari dana yang dipinjamkan, fixed, tetap Dari untung yang bakal diperoleh, belum tentu besarnya. Titik perhatian proyek usaha Besarnya bunga yang harus dibayar nasabah pasti diterima bank. Keberhasilan proyek usaha jadi perhatian bersama : Nasabah dan Lembaga Besarnya Pasti x Jumlah pinjaman yang telah diketahui. Proporsi x Jumlah untung yang belum diketahui. Sumber : Muhammad, 2004 Perbankan di Indonesia menganut sistem dual system banking bank konvensional dan syariah, tetapi keduanya memiliki perbedaan-perbedaan, dapat dilihat pada tabel 2.2. Tabel 2.2 Perbedaan antara Bank Konvensional dengan Bank Syariah Bank Konvensional Bank Syariah Memakai perangkat bunga dalam kegiatan operasionalnya. Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli, dan sewa. Melakukan kegiatan investasi ke sektor usaha yang halal dan haram. Melakukan kegiatan investasi ke sektor usaha yang halal saja. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk kreditor-debitor Hubungan dengan nasabah dalam bentuk kemitraan. Profit oriented Profit dan falah oriented commit to user 13 Tidak terdapat dewan sejenis DPS Terdapat Dewan Pengawas Syariah DPS yang mengawasi kegiatan operasional perbankan. Sumber : syafi’I Antonio 2001

c. Kegiatan Bank Umum Syariah BUS