Pengantar NEGOSIASI MELALUI AKTIVITAS MELINTAS BATAS

77 guru yang sekaligus adalah masyarakat di Jagoi Babang. Ruang pertama menunjukkan area di era modern Cair karena ada ikatan-ikatan yang melampaui batas sedangkan di ruang kedua lewat wacana tapal batas kita berjumpa dengan gambaran area di era modern Padat, di mana batas teritorial didefinisikan untuk membatasi pergerakan tubuh masyarakat perbatasan. Pertentangan ini kemudian yang membawa saya untuk menelusuri pengalaman guru Jagoi Babang.

C. Aktivitas Keseharian Guru-guru di Jagoi Babang

Adapun pengalaman guru yang melintas batas itu dikarenakan tiga motivasi yaitu sebagai berikut: 1. Motivasi Keluarga Letak geografis Jagoi Babang yang berhadapan langsung dengan Sarawak menjadi potensi adanya pernikahan beda negara. Seperti yang diakui oleh guru-guru bahwa mereka memiliki keluarga di Serawak. Ada yang anak dan suami berkewargaan Malaysia, ibu atau ayahnya berasal dari Serawak dan keluarga besar mereka ada di sana. Karena ikatan darah ini pula mereka mau tak mau melintas batas. Perkenalan saya dengan Riska di SDN I Jagoi Babang. Saat itu, dia baru saja menyelesaikan jam mengajarnya di kelas tiga. Riska menceritakan sebelum menjadi guru, dia adalah TKW demi membantu perekonomian keluarga. Di Sarawak, Riska sempat berkerja di sebuah Restoran. Pekerjaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 itu dijalaninya selama dua tahun sebelum akhirnya ia memutuskan untuk berhenti, dan kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Terbuka di Kecamatan Seluas. Ia memilih menjadi guru karena merasa profesi itu memiliki jaminan masa depan. Tahun 2014, Riska diangkat sebagai guru PNS di SDN 1 Jagoi Babang. Riska memang berasal dari Jagoi Babang, ia pun memiliki keluarga yang menetap di Serawak. Tidak hanya keluarga besar tetapi juga keluarga inti. Ya, dia memiliki suami dan anak yang berkewargaan Malaysia. Rumah mereka pun terletak di sana Serikin. Seperti penuturannya berikut ini; 1 Suami dan anak saya warga Malaysia. Rumah saya pun di Malaysia, jadi kalau saya berangkat ngajar, tiap-tiap hari harus melintas batas. Dari waktu kami nikah, saya dan suami berbeda kewargaan. Sempat sulit waktu itu urus nikah beda negara di Indonesia tapi kalau di Malaysia lebih cepat ngurusnya. Riska sadar betul apa yang sedang dihadapinya, mengingat di satu sisi ia adalah guru di Jagoi Babang dan di sisi lain, suami dan anaknya berkewargaan asing yang menetap di Serikin. Untuk itulah Riska melintas batas setiap hari. Ia pun berharap murid-muridnya tidak bertanya mengapa dia harus melintas batas setiap hari, karena ia sadar sebagai guru dia punya tanggungjawab untuk menarasikan tapal batas sebagaimana yang dinarasikan oleh wacana dominan; orang-orang yang di luar batas teritorial adalah “mereka” sedangkan rumahnya suami dan anak berada di luar batas teritorial tersebut. Berada di posisi ini, Riska mau tak mau melintas batas sebagai konsekuensi karena menikah beda negara dan tinggal di antara dua 1 Riska.0708.2015. Wawancara. Kalimantan Barat:Guru SDN 1 Jagoi Babang