Lokasi Penelitian Sumber data
29
Bujur Timur. Sedangkan secara administratif, di sebelah utara berbatasan dengan Serawak, Malaysia Timur, di sebelah selatan berbatasan dengan
Kecamatan Seluas, di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Siding, dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Sambas. Luas wilayah
Jagoi Babang mencapai 655,00 km² dan terbagi dalam 6 desa yaitu, desa Jagoi, Kumba, Sinar Baru, Gersik, Semunying Jaya, Jagoi Sekida.
Gambar 2: Letak Geografis Jagoi Babang
Sumber: Arifin, 2014
Kecamatan Jagoi Babang dihuni oleh 9.591 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 15 jiwa per km². Sedangkan menurut jenis kelaminnya,
jumlah penduduk laki-laki sebanyak 5.341 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 4.250 jiwa seperti tabel 2.
30 Tabel 2: Piramida Penduduk Kecamatan Jagoi Babang Tahun 2015
Sumber: BPS Jagoi Babang 2016
Berdasarkan tabel 2, rasio jenis kelamin Kecamatan Jagoi Babang pada tahun 2015 adalah 126, yang itu artinya setiap 126 penduduk laki-laki
terdapat 100 penduduk perempuan. Sementara itu, desa yang memiliki tingkat kepadatan paling tinggi adalah Desa Jagoi. Dengan kepadatan
penduduk sebesar 45 jiwa per kilometer persegi. Penduduk dari desa Jagoi Babang, didominasi oleh dayak Bedayuh. Meski demikian ada pula sub-
suku dayak lainnya, Jawa, Melayu, Bugis dan seterusnya. Dari data di atas, kita dapat melihat kondisi di Jagoi Babang, meski tergolong kota kecil
namun tampak beragam karena dihuni oleh bermacam-macam suku. Meski PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
demikian, masyarakat di Jagoi Babang didominasi oleh Dayak Bedayuh. Dayak Bedayuh menyebar di berbagai tempat, ada yang di Serawak, ada
yang di kecamatan Jagoi, Siding, dan Seluas. Mereka yang menetap di Jagoi menyebut diri sebagai Bijagoi. Bijagoi merupakan sub dari dayak Bedayuh.
Meski tersebar di berbagai tempat, mereka sadar betul masih memiliki kesatuan nenek moyang Siagian,1995. Kesadaran sebagai Bijagoi,
Bidoyoh, Bidayuh yang mengikat mereka secara emosional sehingga mereka merasa sah-sah saja merayakan upacara adat bersama-sama. Perayaan adat
secara bersama-sama ini dapat kita lihat lewat dua upacara adat yaitu: Gawai dan Nyobeng.
Gawai adalah syukuran setelah musim panen padi. Biasanya orang Dayak merayakan sebagai ungkap syukur terhadap Jubata Pencipta yang
telah menganugerahi makanan dan memelihara ladang padi mereka. Gawai dilaksanakan dengan sangat meriah bahkan lebih meriah daripada perayaan
hari besar keagamaan. Bahkan untuk keperluan Gawai, orang dayak siap memperbaiki dan mendirikan rumah adat baru demi memaksimalkan
perayaan ini. Dengan kata lain, Gawai adalah hari besar bagi orang dayak yang biasanya dimeriahkan dengan tari-tarian, musik, sampai makan-minum
secara bersama-sama. Gawai kerap dijadikan acara kumpul keluarga besar yang saling mengunjungi dari rumah ke rumah. Bagi orang Jagoi, Gawai
dilaksanakan setiap tanggal 1 Juni sebagaimana orang dayak Bedayuh di Serawak merayakannya. Gawai yang dilaksanakan secara serentak ini pun
menjadi ajang temu keluarga besar yang mau tak mau mereka harus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI